Heyyy, aku mau makasih sama Rstyleszz yang comment nya bikin adem. Tapi kamu doang yang comment. Yang nge vote dikit banget nih. Aku jadi males nulis.
Pokonya please ya di vomments.
Harry POV
Aku menghempaskan tubuhku dengan keras diatas kasur. Menjambak rambut kesal, fikiranku kembali teringat Diana. Apa yang kau lakukan, Harry?! Kau berkata kasar padanya tadi! Dan oh! Bagus, bahkan kau lebih memikirkannya daripada Kendall. Kau bahkan tak sekesal ini pada dirimu saat ingat kau menapar Kendall tadi.
Lagipula, untuk apa kau menampar Kendall? Apa alasannya? Apa karena Kendall memaki maki Diana sampai aku semarah itu? Benarkah? Oh terlalu banyak pertanyaan yang membuat kepalaku serasa ingin pecah.
Diana sudah hampir dua minggu tinggal disini. Aku senang, sangat senang. Tapi yang membuatku aneh adalah, kenapa aku merasa nyaman sekaligus senang ketika di dekatnya dripada saat aku didekat Kendall?
Apakah aku menyukainya? Oh tidak boleh, tidak bisa. Kau sudah mempunyai Kendall.
Aku tidak boleh memiliki perasaan lebih pada Diana.
***
Diana POVKami memasuki sturbucks dan duduk di meja paling pojok. Setelah memesan kami mengobrol sambil sesekali bercanda.
Aku, Eleanor, dan Sophia baru saja selesai berbelanja. Mereka belanja pakaian banyak sekali! Sedangkan aku mood ku sedang kurang bagus untuk belanja. Alhasil aku hanya membeli 1 dress dan 2 flat shoes.
Jujur saja, fikiranku masih tetap pada Harry semalam. Demi Tuhan aku tidak ingin mengingatnya apalagi bagian yang menyedihkan itu. Perkataan Harry semalam cukup menusuk. Yang aku fikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar Harry tak marah lagi padaku. Apa yang bisa kulakukan?
"Diana..." Panggil Sophia.
"Um, y-yeah?" Jawabku gelagapan.
"Kenapa melamun? Kau memikirkan apa?" Tanyanya.
"Tidak, aku tidak memikirkan apapun." Jawabku setenang mungkin.
"Kau bisa cerita pada kami," sahul Ele. "Kami akan membantumu." Lanjutnya tersenyum manis.
"Um," aku ragu ragu ingin bercerita. "Begini," aku menggantung kata kataku, Ele dan Sophia masih sabar mendengarkan.
"ceritalah jika kau sudah tidak ragu." Eleanor tersenyum.
"Begini, menurut kalian, bagaimana caranya agar Harry tak marah lagi padaku?" Tanyaku gugup.
Eleanor dan Sophia sempat diam beberapa detik sebelum menjawabku. "Kami...tak yakin." Jawab Sophia. Dan seketika saja aku makin merasa bersalah.
Ele berdehem. "Begini, bagaimana jika kau menemui Kendall? Kau bisa menjelaskan semuanya secara baik baik, jika memang Kendall bersikap dewasa dia akan memaafkanmu. Tapi jika dia bersikap seperti anak kecil, ya sebaliknya." Kata Ele. Aku berfikir sebentar.
"Aw!" Jerit Ele tertahan, aku segera menoleh.
"Apa apaan kau? Aku tau bagaimana sikap Kendall. Diana, lebih baik kau tak perlu menemui Kendall. Nanti biar aku dan Ele yang bicara padanya." Kata Sophia, tadi dia mencubit Ele karena gemas dengan jawabannya.
"No no no, semua ini salahku, aku menywbabkan Harry menampar Kendall, jadi lebih baik aku sendiri yang meminta maaf." Kataku.
Sophia hendak angkat bicara tapi aku memotongnya "Please..." Kataku memelas. Sophia dan Ele tersenyum bersamaan.
"Okay, kami membantumu." Kata mereka serempak. Aku tertawa kecil.
***
From: Eleanor Calder
Honey, aku dan Sophia mendadak ada urusan. Tapi kami akan kembali besok lusa. Kalau kau ingin menemui Kendall harus bersama kami. Tunggu kami ya, -Ele
KAMU SEDANG MEMBACA
Diana ( H.S )
Fanfiction"One day, i'll be strong enough to let you go."-Harry Styles