Trouble

150 14 2
                                    

Harry POV

"Kau bercanda?" Kataku sedikit dengan nada yang agak tinggi pada Kate. Kau masih ingat dia kan? Ya, dia bekerja di Modest.

Kate membenarkan kacamatanya sebelum kembali padaku dan meletakkan beberapa kertas di meja tepat di hadapanku. "Masalahnya, tidak. Aku tidak sedang bercanda dan kau tau aku tidak suka dengan bercanda."

"Tapi ini gila, Kate. Aku memiliki kekasih dan...dan kau menyuruhku melakukan kencan palsu dengan gadis lain."

Kate dengan santai menyesap moka panas di mug berwarna hitam itu. Aku bahkan akan lebih senang jika harus menyiram wajahnya dengan moka panas itu jika dengan begitu ia akan sadar apa yang sedang di lakukannya padaku. "Justru di situlah masalah yang kami ingin hilangkan. Pertama, fans kalian tidak suka dengan "Hendall" dan kedua, kalian membuat media bingung dengan hubungan kalian. Kalian tidak pernah bermesraan di publik." Jelasnya.

Aku tertawa hambar. "Tidak. Aku tidak akan mau melakukan hal gila itu apapun alasannya."

"Oh Harry, seriuslah. Ini semua hanya pekerjaan. Kau bisa menjelaskannya dengan kekasih modelmu itu dengan baik baik untuk mengerti pekerjaanmu. Ini bukan hanya soal pekerjaanmu, Hazz. Ini soal pekerjaanku juga."

Tidak tidak bisa. Ini bukan soal Kendall tapi soal Diana. Aku tidak akan tau bagaimana cara menjelaskan semua sandiwara bodoh management ini padanya.

Aku bisa saja menawarkan solusi lain seperti mengakui Diana di depan publik. Tapi aku takut respon yang di berikan orang lain dan fans kami nantinya berbeda dari apa yang seharusnya terjadi. Aku hanya tidak ingin gadis itu merasa lelah hanya karena mengikuti permainan management tolol ini.

Aku mengusap wajahku dengan kasar, frustasi. "Kenapa harus aku? Kenapa bukan yang lain? Niall, misalnya. Itu akan lebih mudah di atur karena ia tidak memiliki kekasih." Oh tunggu, aku tidak tau juga soal teman Diana yang sedang dekat dengan Niall itu.

"Tidak bisa, kau tau 'Niella' sedang sangat ramai di bicarakan di luaran sana. Mereka bilang Niella sangat manis dan sebagainya. Sama seperti Elounor dan Shopiam. Mereka hanya tidak suka dengan Hendall." Kate memberikan tatapan sinis saat menyebutkan Hendall.

Aku diam sebentar. Jika sudah seperti ini aku mati langkah, aku tidak tau alasan apalagi yang harus kuberikan pada perempuan pirang dengan kacamata hipster di depanku ini. Aku tidak lagi bisa lari. "Bagaimana? Jika kau setuju kau bisa langsung menandatangani surat surat ini dan kencannya akan kami atur, kau hanya perlu menjalankan dan memberikan sedikit kesan romantis di hubungan baru kalian."

"Aku tidak bisa, Kate..." Lirihku.

"Ini hanya satu bulan, Harry. Itu bukanlah waktu yang lama. Kami hanya bertujuan agar fans kalian lupa akan hubunganmu dan Kendall."

"Itu tidak semudah yang kau ucapkan untukku."

"Dan lagi soal Diana. Kemarin aku membaca beberapa artikel dan menemukan foto kalian yang sangat mesra." Kate mencondongkan sedikt tubuhnya kearahku. "Seriously, Hazz? Kau bermesraan dengan adik Liam itu? Well, fans kalian marah karena mereka khawatir kau akan memiliki hubungan dengan gadis yang...memiliki penyakit mematikan." Kata dengan volume agak kecil di akhir kalimat.

Kali ini aku tidak bisa menghindari amarah yang kutahan sedari tadi. Aku bisa merasakan wajahku memanas dan tanganku terkepal kuat. Aku benci dan selalu benci ketika seseorang mengucapkan hal kasar macam tadi tentang Diana.

Maksudku, mereka bahkan tidak tau dan tidak mengenal bagaimana gadis itu tapi dengan mudahnya mereka mengatai Diana. Aku bangkit dari kursiku dan menggebrak meja. Beruntung karena dia seorang wanita dan lagi usianya yang cukup jauh di atasku jadi aku masih berfikir dua kali untuk memukulnya kendati rasa dalam diriku memberontak akan hal itu.

Diana ( H.S )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang