Author POV
Diana menyisir rambut sebahunya sebelum mengambil kacamata hitam dan tas coklatnya. Di masukannya dompet dan ponsel serta beberapa benda penting yang akan di butuhkannya nanti. Siang ini ia memang berencana mengunjungi dokter di salah satu rumah sakit di London untuk melakukan check up. Sudah beberapa bulan ia tinggal di London dan belum mengecek keadaannya lagi.
Ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga lalu memakai tas dan mengambil kaca mata hitam. Diana tau kalau kacamata hitamnya itu bisa membantunya untuk sedikit menyamar agar orang orang di luar sana tak mengenalinya. Seperti yang kalian tau, Diana agak takut berada di tengah tengah keramaian saat sendirian. Belum lagi ia memiliki haters.
Selesai dengan tampilannya, Diana mengunci pintu rumah dan berjalan kaki menuju halte bus di depan komplek. Udara di London siang ini cukup membuatnya berkeringat sehingga Diana memutuskan mampir ke starbucks tempat Shiella bekerja hitung hitung untuk melepaskan dahaga sekaligus bertemu Shiella. Shiella memang jarang berkunjung ke flat mereka beberapa munggu ini, tapi Diana tau dari Niall bahwa ia dan Shiella masih sering menghabiskan waktu di luar saat Niall mempunyai waktu.
Suara denting bel terdengar begitu ia membuka pintu dan berjalan menuju Shiella yang sedang melayani pelanggan lain. "Ya, nona ada yang bisa kubantu?" Shiella berbicara sambil menundukan kepalanya menulis sesuatu di kertas di atas meja. Shiella belum menyadari kehadiran Diana di depannya.
"Satu ice capuchinno latte dengan karamel ukuran large." Ucap Diana.
"Pesananmu akan segera siap, silahkan menunggu sebentar nona. Ini--" Shiella terlihat terkejut dengan tangannya yang menjulur ke arah Diana, memegang nota dengan jumlah uang yang harus di bayar atas pesanannya. "Diana?!" Serunya tertahan.
Diana tertawa. "Hai." Katanya.
"Kau mengejutkanku. Kukira siapa, kenapa tidak bilang kau akan kesini?" Shiella terlihat begitu senang dengan kehadiran Diana, ia menyerahkan nota tadi pada gadis di depannya.
"Tadinya aku tidak tau akan kesini. Kebetulan aku ada urusan di luar, karena haus sekaligus merindukanmu, aku mampir sebentar kesini." Diana menyerahkan beberapa pounds kepada Shiella.
"Bagaimana kabarmu?" Shiella memasukan uangnya ke mesin kasir sebelum menyerahkan beberapa koin kembalian.
"Seperti yang kau lihat, aku baik baik saja." Diana tersenyum manis.
"Kau tau? Aku begitu merindukanmu. Bagaimana kalau sehabis ini kita makan siang di luar? Shift ku berakhir sebentar lagi." Tawar Shiella.
"Ide bagus, aku akan menunggu di meja itu." Diana menerima pesanannya lalu membawa ke meja yang ia pilih untuk menunggu Shiella beberes.
Liam mengirim pesan kepadanya. Menanyakan keadaannya siang ini. Diana memang belum mengatakan bahwa ia pergi keluar untuk check up karena Liam akan memaksanya menunggu untuk di temani ke dokter, justru sebaliknya, Diana tak ingin Liam temani. Ia takut dokter tidak memiliki kabar baik atas dirinya. Ia ingin tau hasilnya sendiri.
Selang beberapa menit Shiella datang dan mengajaknya pergi makan siang bersama di luar. Gadis itu cantik walaupun hanya dengan seragam kerja yang hanya ditutupi kardigan tipis dan sneakersnya. Wajahnya selalu natural tanpa make up.
"Memangnya kau akan kemana?" Tanya Shiella sambil menggigit potongan besar ayamnya.
"Ke rumah sakit." Diana menyuapkan pua potong french fries ke dalam mulutnya.
"Kau sakit lagi?"
Diana menggeleng sambil menyedot colanya. "Aku akan check up sebentar. By the way, kenapa shift mu sebentar sekali?" Tanya Diana mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diana ( H.S )
أدب الهواة"One day, i'll be strong enough to let you go."-Harry Styles