Move

635 42 7
                                    

Wolverhampton

"Diana? apa yang kau lakukan disini?" tanya seseorang di belakangku. tanpa menoleh pun aku tau betul suara siapa itu. ya, suara seseorang yang sangat kurindukan enam bulan terakhir ini.

"hi Liam, sini duduklah. i miss you" kataku. ya, Liam. ia kakakku. my best brother. ia baru pulang ke rumah kami di Wolverhampton sejak seminggu yang lalu. ia baru saja menyelesaikan tour dunia bersama band nya.

"sudah hampir satu minggu aku dirumah. tapi kau masih saja bilang kau merindukanku." katanya sambil sedikit terkekeh.

"tapi aku benar masih sangat merindukanmu,Li." kataku merengek manja

"kau ini sudah besar Di, berhentilah bersikap kekanakan. okay, free hug, huh?" tawarnya

"ofcourseeeee! mmmmhhh" aku memeluknya erat. i really miss this boy! so bad!

oh, sepertinya aku belum mengenalkan diriku. hai, namaku Diana. Diana Rossaley Payne. aku anak kedua di keluarga Payne. umurku hanya berbeda dua tahun lebih muda dari Liam, kakakku. aku sudah tak bersekolah. tubuhku tidak akan sanggup untuk lelah sedikit saja. kau tau kenapa ? aku mengidap penyakit kanker otak. sudah sejak 4 tahun lalu aku mengidap penyakit ini. tapi aku baru berhenti sekolah sejak tiga bulan yang lalu. dan orangtuaku menyewa guru privat untuk mengajarku dirumah. ya, aku home schooling. alasannya agar aku tak ketinggalan pelajaran dan tidak menyiksa tubuhku. sebenarnya aku tak keberatan kok kalau sekolah seperti biasa. tapi orangtuaku dan Liam melarangnya. and i try to understand them, they just try to protect me. because they loves me :) .

kadang terlalu sulit rasanya hanya untuk menjadi diriku sendiri. tapi aku mencoba tegar untuk mereka yang menyayangiku.

"hey, mengapa melamun?" tanya Liam membuyarkan lamunanku

"nothing Li," jawabku seadanya

"mmmh.. can i ask u something ?" kali ini Liam menatapku gugup

"yes, what?"

"penyakitmu...apa kau-"

"i still feel hurt, Li. but i'm fine. don't worry" aku tersenyum padanya. sengaja aku memotong ucapannya. karna jika diteruskan aku hanya semakin sakit.

"okay then" jawabnya singkat

setelah itu kami saling diam satu sama lain. entah ini perasaanku saja atau memang kenyataannya ini canggung.

Liam bangkit dari duduknya dan menatapku sambil tersenyum tipis

"i need to sleep. you too, i guess Di. so, take a rest. you really need that"

ia berjalan melewatiku. tak sampai tiga langkah ia berbalik lagi

"goodnight, i love you, sweetheart" Liam mencium puncak kepalaku lalu mengacak rambutku pelan

ia kembali berjalan melewatiku dan masuk kedalam rumah.

disinilah aku berada. only me and the stars. aku kembali menatap kearah bintang yang sinarnya paling terang sambil berkata

"goodnight too, Liam. i love you too" bisikku pilu

-*-*-*-

Liam POV

"goodnight too, Liam. i love you too" bisik Diana pelan. tapi tak cukup pelan karna aku masih bisa mendengarnya. sebenarnya aku belum benar benar pergi dari kamarnya. aku masih ada dibalik pintu besar balkon kamar Diana. menunggu apa yang akan Diana lakukan setelahnya. Ia masih duduk bersandar di ayunan kayu di balkonnya. menatap kearah angkasa melihat bintang.

Diana ( H.S )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang