Tears and Hug

242 23 2
                                    

Diana POV

Aku meletakan cangkir tehku diatas meja. Sekarang pukul 9 pagi dan udara dingin sekali. Aku mengeratkan sweater yang kupakai lalu mengambil remot tv.

Aku mengganti ganti chanel kesana kemari sampai berhenti disatu chanel yang menayangkan film Spongebob Squerpants. Aku tersenyum sendiri menonton film kesukaanku ini.

Aku masih tertawa tawa sendiri melihat aksi kebodohan Spongebob kesayanganku sampai ponselku bergetar. Aku melihat 1 pesan masuk sambil meminum teh buatanku.

From: Harry Styles
Temui aku sore ini di starbucks depan. H

Aku kembali meletakan cangkirku di meja sambil terheran heran. Harry menyuruhku menemuinya di starbucks? Untuk apa ? Isi pesannya pun tak seperti biasanya. Ah, yasudahlah lagipula nanti sore masih lama.

Aku kembali menonton tv, dan sayangnya acara kesukaanku telah habis. Binirku masih menyimpan sisa tawa sehabis menonton film Spongebob. Acara berganti menjadi acara infotaintment. Karena sudah terlanjur bosan akhirnya aku tetap berada di depan tv menonton acara yang paling malas aku tonton.
Entah kenapa rasanya aku ingin menonton acara ini.

Hampir saja aku terjengkang atau menjatuhkan cangkir tehku ketika melihat fotoku dan Harry tadi malam di taman. Kami terlihat sedang memakan pizza kami sambil tertawa. Apa lagi, ini?

'Dan, sepertinya kali ini akan di mulai dengan berita terpanas yang datang dari member One Direction, Harry Styles. Harry terlihat sedang makan malam bersama adik dari bandmatenya. Ouch! Watch out, Harry! Kau terlihat bahagia sekali. Bicara tentang adik dari bandmatenya aka Diana Payne, Diana juga dikabarkan sedang dekat dengan Zayn malik. Wow! Yang terpenting adalah jangan sampai ada keributan--'

Niall tiba tiba sudah mematikan tv yang sedang ku tonton. Aku menoleh menatap Niall dengan pandangan bingung sementara ia hanya tersenyum tipis.

"Tak usah di pikirkan. Tadi itu hanya berita murahan." Katanya tiba tiba. Niall duduk di sebelahku.

"Tapi, Ni, aku belum selesai--"

"Hei, aku punya ini!" Niall mengacungkan setoples chipsnya.

"Kau akan membaginya untukku?" Tanyaku kurang yakin. Niall menggeleng cepat lalu memeluk toplesnya.

"Tidak! Enak saja." Ia mulai melahap 3 chips langsung ke mulutnya. Aku cemberut seperti anak kecil.

"Dimana yang lain, Ni?" Tanyaku.

Niall mengangkat bahunya. "Entahlah, mungkin sedang keluar sebentar." Jawabnya.

"Bisakah aku minta remotku kembali?" Tanyaku sebal karena Niall tetap memegang remot tv nya.

"Tidak." Jawabnya asal.

"Kenapa, Niall? Aku bosan. Tadi aku belum selesai--"

"Kalau bosan bagaimana kalau kita bermain?" Tawarnya.

Aku menghela nafas. "Bermain apa?" Tanyaku.

"Um, bermain bola? Atau play station? Oh, oh, tennis meja? Atau kau ingin berenang?" Tanya Niall dengan sumringah.

Aku menahan sebal sekaligus bingung dan lucu. Makhluk di depanku ini memang makhluk spesial. Dasar Niall.

Aku tertawa kecil membuat Niall ikut tertawa. "Apa yang kau tertawakan?" Tanyaku.

"Entahlah? Kau tertawa, jadi aku ikut tertawa." Jawabnya polos. Aku tambah tertawa kencang.

"Niall, kau memang spesial seperti telur dadar dengan irisan bawang bombay dan daging cincang." Kataku masih tertawa. Niall mengacak rambutku.

Diana ( H.S )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang