Jaaaah

1.5K 74 0
                                    

Cukup lama prilly membersihkan dirinya, hingga ia selesai tepat jam 08.23. Kali ini Style prilly begitu cassual dengan rambut yang selalu di kuncir satu.

"Ali mana ya? Kok belum bangun?

Karena prilly takut telat, prilly langsung mengetuk pintu kamar Ali dengan pelan.

"Ali...li???"

"..."

"Aliii..."

Namun Ali Tak menjawabnya, dengan pelan prilly membuka pintu kamar Ali dan melihat Ali masih tertidur dalam selimut tebalnya.

"Li...!! Ali...."

"Mmmmmm??" Balas Ali dengan suara yang serak serak basah karena bangun tidur.

"Ayo bangun, kita masuk pagi lo. Buruan mandi" ucap prilly lembut sambil menarik helaian gorden kamar Ali.

"Hmmm" balas Ali kembali menarik gulungan selimutnya karena masih mengantuk.

"iiiiih Ali, buruan.. Ntar kita telat. Noh sarapan nya udah gue buatin" ucap prilly membuka selimut Ali dan menarik kuat tubuh Ali.

Oohh DAMN !!! Ali terlihat ganteng saat ia tak mengenakan helaian baju, ia hanya mengenakan sehelai boxer. Prilly sempat terpana melihat postur tubuh kekar Ali.

"Aliii.... Beraaat... Buruan bangun" ucap prilly manja, sambil menghentakkan kakinya di atas lantai.

"Iyaa iyaa iyaa bawel.. Ambilin handuk gue di lemari"

"Iihhhh dasar. Nih sana mandi" ucap prilly memberikan handuknya dan mendorong Ali hingga kamar mandi.

"Lo udah mandi? Kalau belum sini sama gue?" Teriak Ali saat dalam kamar mandi.

"Ah banyak bacot lo. Udah sana mandi" ketus prilly dan memukul pintu kamar Ali saat ia hendak pergi.

Tak lama kemudian akhirnya Ali selesai juga dengan kemeja biru putih yang senada dengan Style prilly. Ali juga mengenakan jeans tapi yang pendek di padu dengan sepatu boots nya yang begitu mahal.

"Wah enak nih. Eh lo udah sarapan ya? Kok gk tungguin gue" ucap Ali malas.

"Siapa suruh susah bangun. Udah buruan makan gue tunggu"

*ALI POV*

Kali ini pembelajaran vocal kami mencapai waktu 12.00 siang waktu new York. Lagi lagi kami pulang bersamaan. Saat di jalan, aku selalu kefikiran tentang prilly kalau hari ini dia bakal pulang ke Jakarta Indonesia.

Apa jadinya aku nanti kalau prilly pulang? Siapa temen gue? Siapa yang masakin gue? Siapa yang bangunin gue? Siapa lagi yang selalu manja sama gue? Siapa lagi.... Aah pokoknya semua. Prilly sudah terlalu menetap di hatiku saat ini walaupun kami hanya bertemu 1 bulan belakangan ini. Mungkin yang membuat aku melekat dengan nya karena aku satu rumah dengan nya, ngapa ngapain harus dengan nya, kemana mana selalu dengannya.

Bentar lagi aku ulang tahun, masa aku sendiri disini. Marsha sudah terlalu pergi dari hatiku semenjak gritte memberikan semua bukti kepadaku. Aku pasti bakal kangen dengan sosok prilly nantinya. Ya jelas lah, orang aku pulang tahun depan dan tepatnya bulan februari. Nah Tuhkan Januari kelewat, apa aku juga menatap pergantian tahun (tahun baru) sendiri disini?

Sumpah demi apa, aku gk sanggup. Aku harus buktikan apa prilly pulang hari ini ke Indonesia. Kalau emang iya, aku berani bersumpah. Aku bisa bunuh diri disini.

*AUTHOR POV*

"Li, Tumben lo diam? Lo kenapa" ucap prilly membuyarkan lamunan Ali.

"Ha? Mmmm? Gk kok. Lo kenapa diam juga? Ngomong dong"

"Malah tanya balik, gimana mau ngomong kalau lo bengong mulu dari tadi"

"Hmmm ini Prill, gue mau tanya"

"Apa? Gk biasanya lo beginian li. Tanya apaan sih?"

"Mmmm.. Itu.. Mmmm lo jadi pulang hari ini" ucap Ali yang menatap lurus ke arah depan.

Sepertinya prilly mengkerutkan keningnya dan sedikit tersenyum.

"Mmmm iya li, ntar sore gue bakal balik ke indonesia, papa udah pesan tiket gue. Kenapa? Bukan nya itu yang lo mau?"

"Oohh, gpp kok Prill. Yaudah kalau itu keputusan lo" balas Ali dengan kecewa dan menatap langkah kakinya.

"Lo kenapa? Kok wajah lo kayak gk seneng gitu?"

"Gpp Prill, yaudah ayo buruan kita pulang biar lo bisa Packing ntar"

"Ha? Iyaaa.. Yaudah yuk"

Begitu sampai rumah, prilly dengan semangat melangkahkan kakinya ke kamar. Sedangkan Ali sudah tak berdaya lagi untuk meniti anak tangga setelah mendapat jawaban prilly kalau nanti sore prilly kembali ke Indonesia. Ali memasuki kamarnya.

*ALI POV*

Aku gk nyangka, ujungnya harus kayak gini. Sumpah demi apa, aku gk pernah kefikiran kalau prilly pulang ke Indonesia karena ulahku. Apa yang harus aku lakukan, biar prilly gk jadi pulang ke Indonesia?

Aku mana mungkin bisa melarangnya, apalagi dia sudah dapat izin dari orang tuanya. Minta bantuan gritte pun rasanya percuma. Gritte kan gk tau masalah ini. Kalau gritte tau, dia pasti bakal marah sama gue? Karena gue udah janji gk bikin prilly nangis. Toh bukti nya bukan nangis lagi tapi udah kepengen pulang anak orang gara gara ulah ku.

"AAAHH !!! Apa yang harus gue lakukan !!!"

Makes love things beautifulDove le storie prendono vita. Scoprilo ora