34

2.7K 97 1
                                    

Gritte setiap harinya rutin datang menemui prilly, karena mama dan papa prilly sudah tidak Bisa lagi menghibur prilly. Tidak ada satupun yang tahu permasalahan ini terkecuali Ali dan prilly. Prilly masih bungkam dengan masalah ini hingga gritte sahabat kecil nya pun tak mengetahui permasalahan nya.

Sudah hari ke 9 Ali pulang dari rumah sakit. Di rumah Ali hanya bisa diam, karena handphone, kunci mobil di tarik paksa oleh ka Alya. Ali merasa bosan. Tepat jam 15.23 sore, tak seorangpun berada di rumah Ali terkecuali para pembantu dan satpam. Dengan kikuk Ali keluar dari kamar, dengan pakaian yang santai Ali keluar rumah dan menunggu taxi.

Begitu di dalam taxi, Ali langsung meminta sopir taxi untuk menuju rumah prilly. Ali begitu bahagia, saat ini ia bakal ketemu dengan orang yang ia cintai selama ini. Hingga sampai di depan rumah prilly Ali mengetuk pelan pintu rumah prilly yang di bukain oleh mama Ully.

"Loh, nak Ali? Kamu kenapa? Tangan kamu kok bisa begini?" Ucap mama Ully dengan kaget.

"Kamu kemana aja li? Kok gk ada lagi Kerumah tante?"

"Ha? Iya.. Ali kemarin sempat kecelakaan makanya tangan Ali sampe gini. Maaf ya Tan.. Tapi prilly gk ada cerita ya sama tante?"

"Prilly gk pernah cerita tentang kamu sama tante, kalian baik baik aja kan?"

"Ha? Mmm.. Iyaa, Kita baik baik aja kok. Prilly nya ada tante?"

"Ada kok li, prilly di kamar. Prilly sekarang berubah banget li, jarang mau makan dan murung terus di dalam kamar. Tante juga gk tau kenapa. Gritte juga udah coba bujuk tapi prilly nya tetap begitu. Udah sana kamu Samperin prilly nya"

"Iya tante. Pamit yaa..."

Hati Ali berdetak lebih kencang saat ia telah menyentuh pintu prilly. Ali tersenyum. Dan mengetuk pelan pintu kamar prilly.

Tok..Tok..Tok..

"Masuk.. Gk ILY kunci kok"

Dengan pelan Ali masuk, dan melihat prilly yang terbaring menghadap ke jendela membelakangi nya. Lagi lagi Ali tersenyum dan duduk sebelah prilly. Tapi Ali hanya diam sampai prilly membalikkan badan nya. Prilly bingung, kenapa yang masuk tidak ada suaranya, dengan cepat prilly membalikkan badan nya dan.... Sumpah demi apa mata prilly membulat dengan mulut yang sedikit menganga karena terkejut dan tidak menyangka dengan kedatangan Ali. Prilly langsung duduk.

"Ali.. Ka.. Kamu...?"

Belum sempat prilly melanjutkan perkataan nya, dengan cepat Ali menarik prilly kedalam dekapan nya. Ali menangis dan mencium bahu prilly berulang kali. Aroma ini, helaian rambut ini yang sangat di rindukan. Prilly melepas pelukan Ali dan menatap Ali dengan mata yang berkaca.

"Kamu? Kamu udah sembuh? Kamu gk lupakan sama aku? Kamu gk marah kan sama aku? Apa nya yang sakit?"

Dengan cepat Ali menempelkan telunjuk nya dan tersenyum menggeleng. Lagi lagi air mata Ali menetes melihat prilly yang khawatir dengan dirinya. Ini yang Ali rindukan. Wanita kecilnya yang bawel.

"Aku gpp, liat kan? Gk mungkin aku lupa. Ini aku yang sakit" ucap Ali sambil menunjuk dada nya.

"Kok bisa? Kena stir mobilnya ya? Kamu kenapa sampe kayak gini? Mabuk mabuk sampe mau celaka?" Ucap prilly penuh ke khawatiran dan air mata pun menetes.

"Gk sayang, gk.. Bukan sakit karena itu. Tapi sakit hati karena kamu tinggalin aku." Ucap Ali tersenyum mengusap air mata prilly.

"Ya tapi, kamunya gk harus gini? Sekarang kamu pake apa kesini?"

"Naik taxi. Ka Alya ambil kunci mobil dan handphone ku biar aku gk bisa hubungi kamu. Maaf yah.. Makanya aku gk ada hubungi kamu" ucap Ali menarik prilly kepelukan nya.

Tangisan prilly pecah, dengan cepat prilly membalas pelukan Ali. Prilly mencium dada kekar Ali. Begitu erat prilly memeluk Ali sehingga ali merasakan sedikit perih di tangan nya. Tapi Ali menahan semua rasa sakit itu. Rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang prilly rasakan. Ali mengecup puncak kepala prilly dengan sayang.

"Jangan tinggalin aku ya? Aku sayang kamu. Aku gk mau kita putus. Kita gk jadi putus ya?" Ucap Ali dengan penuh tanya.

Makes love things beautifulDove le storie prendono vita. Scoprilo ora