Makes love things beautiful

30

*AUTHOR POV*

Sedari tadi, Ali Hanya menatap prilly. Ali melihat prilly menangis Dan membuat Ali semakin di timbulkan rasa bersalah. Satu Tetesan lagi jatuh dari mata prilly, Dengan cepat Ali menghusapnya Dan Dengan cepat pula tangan prilly menepisnya.

"Jangan sentuh gue" ucap prilly penuh lirih yang mata masih terpejam.

"Maaf in Aku. Sumpah kemarin otak ku depenuhu nafsu" ucap Ali pelan tepat di telinga prilly.

Prilly Hanya diam tak bergeming. Prilly lebih memilih mengacuhkan Ali Dan tetap mentutup matanya.

"Kamu gk bobok? Aku tau kamu pasti ngantuk Sekarang. Boleh yah Aku peluk?" Ucap Ali lembut penuh sopan.

"Apa yang harus Aku lakukan. Sikap Ali yang seperti ini yang bisa membuat hati ku luluh. Ali tau apa yang Aku rasakan. Tapi Kali ini, Aku benar benar tidak bisa. Aku terlalu kecewa dengan Sikap ali" batin prilly.

"Sayang..." Panggil Ali sekali lagi dengan penuh kelembutan.

Prilly Hanya menggeleng dan tetap kokoh dalam keinginan Nya. Hingga Mereka benar benar sampai ke Indonesia Sikap dua sejoli ini tetap dalam bungkam.

Begitu sampai di Airport SoekarnoHatta prilly langsung berlari kedalam peluk an sang mama. Prilly langsung mengajak mama Nya untuk pulang. Dan gritte yang menemani mama ke bandara membuat Nya Menjadi bingung.

"Prilly kenapa ya? Kok Ali di tinggal Dan langsung minta pulang? Apa Mereka kelahi?" Batin gritte.

"Loh, Ali mana nak? Nah Itu Ali, Kita samperin Ali bentar ya sayang. Kasihan ali, mama Dan kaka Nya Sibuk kerja gak Ada yang bisa jemput" ucap mama ully lembut.

Ali semakin mendekat Dan menghampiri Mereka. Ali mentap prilly penuh sedih. Ingin sekali Saat ini Ali bunuh diri. Tetapi Ali tetap tersenyum Dan menyapa mama ully Dan gritte dengan penuh sopan. Ali menyalami punggung telapak tangan mama ully, Dan sapaan Teman kepada gritte Serta Ali mengelus pelan puncak kepada prilly yang tersandar di dada lembut mama ully.

"Mah, ayo pulang.. Ily pusing nih" ucap prilly lembut.

Pusing menghampiri kepala prilly semenjak ke jadian Itu. Prilly sangat Malu berhadapan seperti ini di depan mama Dan sahabatnya. Sampai kapan pun prilly enggan menceritakan masalah ini. Biarkan dia, Ali Dan tuhan yang tahu.

"Mmmm ali, mama pulang yah sayang? Prilly Nya pusing nih. Kamu pulang bareng Kita Aja ya. Tadi mama kamu Teflon kalau Mereka gak bisa jemput kamu karena Mereka kerja" ucap mama ully.

Gritte Hanya diam mematung. Gritte merasa Ada yang mengganjal di antara Mereka. Tapi gritte tak Ingin membahas ini semua Sekarang.

"Ha? Gk Usah tante.. Ali pulang pake taxi aja. Iyaa barusan mama SMS Ali. Tante duluan aja. Kasihan prilly nya." Balas Ali sopan dan mengelus kepala prilly.

Prilly semakin tak bisa membendung air matanya saat Ali mengelus lembut kepalanya. Tapi apa boleh buat, prilly masih tetap dalam egonya.

2 Hari setelah mereka sampai ke Indonesia. Mereka sudah datang ke kampusnya menyerahkan uang, piala dan piagam. Ternyata semua nya itu di bagi sama rata, mereka sama sama mendapatkan satu piala, satu piagam dan 10M masing masing nya. Ali masih saja meminta maaf kepada prilly baik secara langsung saat di kampus maupun melalui handphone.

Hari hari berlalu begitu cepat hingga mereka di Indonesia sudah hampir 10 hari. Tetapi mereka masih dalam keadaan yang sama. Ali terus Saja berusaha mendapatkan permohonan maaf dari prilly namun hasilnya tetap
Nol. Tepat hari ini malam minggu, jam 19.23 Ali sudah rapi dengan kemeja putih dan jeans yang selutut di padu dengan sepatu putih membuat Ali begitu tampan seperti BOY band luar negri.

Tanpa pamit, Ali langsung menginjak gas mobil Ferrari milik nya mandiri menuju rumah prilly.

Tok...Tok..Tok...

"Assalammualaikum"

"Yaa.. Walaikumsallam.. Bentar. Eeh ada den Ali. Masuk den." Ucap dalam satu pembantu prilly.

"Ehh Iya, makasih. Mmm prilly Nya Ada?" Tanya Ali.

"Siapa Bik?" Ucap mama ully Dari dalam menuju ambang pintu.

"Eehh nak ali, masuk sayang. Prilly Nya di kamar. Sana samperin" ucap mama ully yang tidak tahu perkaranya satu pun.