Chapter 16

2.4K 129 11
                                    

~ Kevin POV ~

aku bingung melihat raut wajah mila yang seketika menegang setelah ia mengangkat telepon dari seseorang yang entah siapa. ia sama sekali tidak berbicara apa pun di telepon, tapi tiba-tiba saja matanya sudah mulai berkaca-kaca. aku yang melihat mila seperti itu, langsung menariknya kedalam pelukanku dan aku berusaha menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang menelepon mila sampai-sampai ia bisa seperti ini. tapi sayangnya mila sama sekali tidak membuka mulutnya, ia sama sekali tidak menjawab pertanyaanku. mungkin mila masih shock, aku pun mulai mengelus rambutnya secara perlahan, kucium pucuk kepalanya untuk menyalurkan energi kekuatan baginya. 

"mil, are you okay?" tanyaku kepada mila dan ia hanya menangis kejer dipelukanku. aku yang semakin bingung pun langsung melepaskan pelukanku dan ku tangkup wajah mila dengan kedua tanganku lalu ku tatap manik-manik matanya dengan lekat

"mila, are you okay ? please tell me " tanyaku lagi kepada mila, kini aku pun mulai membereskan peralatan untuk kami membuat kue sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk kami melajutkan membuat kue bersama. kini aku pun menarik mila untuk duduk di sofa, setelah itu aku pun mengambil segelas air putih untuk membuatnya lebih tenang.

"sayang, minum dulu ya" ucapku sambil menyodorkan segelas air putih kepada mila, mila pun lalu mengambilnya dan meminumnya setelah itu ku taruh gelasnya diatas nakas dan aku pun mengambil posisi duduk di sebelah mila

"mila sekarang aku tanya lagi sama kamu, sebenernya ada apa?" tanyaku lagi kepada mila.

~Mila POV ~

aku tidak tahu harus berkata apa kepada kevin, disatu sisi aku tidak ingin ada seorang pun yang membuat kevin celaka tapi aku tidak mungkin meninggalkan kevin karena itu sama saja memperburuk keadaan kevin. aku tidak tahu siapa yang menelepon diriku, karena ketika aku mengecek layar iphoneku hanya ada tulisan private number dan aku sama sekali tidak mengenali siapa yang meneleponku barusan. kini aku berusaha tenang, dan mungkin aku harus bercerita kepada kevin. tapi aku belum siap jika ceritaku ini hanya menambah beban pikiran kevin dan aku tidak ingin kevin semakin depresi karena mengetahui kekasihnya diteror seperti ini.

"mila sekarang aku tanya lagi sama kamu, sebenernya ada apa?" tanya kevin (lagi) kepadaku, tapi aku hanya membungkam mulutku aku tidak mungkin menceritakan ini jika harus menambah beban pikiran kevin. 

"mil jawab dong, tadi siapa yang telepon kamu hah? sampe buat kamu kaya gini?" ucap kevin yang mulai emosi. 

"hmm aku.. aku gatau vin tadi siapa yang telepon aku" ucapku sambil kembali menangis lalu kevin pun menarikku kedalam pelukannya

"tell me mila, apa yang orang itu bilang sampe buat kamu kaya gini. jangan buat aku khawatir sama kamu sayang" ucap kevin sambil mencium keningku

"dia bilang.. kalo aku suru jauhin kamu kalo engga kamu bakal celaka, tapi aku ga bisa buat ninggalin kamu kevin, tapi disatu sisi aku gamau kamu celaka" ucapku sambil menangis kejer didada bidang kevin

"maksud kamu kalo kamu masih pacaran sama aku, aku bakal celaka gitu? aku ga takut kalo memangnya mereka mau celakain aku, yang penting kamu ga boleh tinggalin aku mila. biarin aku yang celaka, asal kamu tetep ada disamping aku dan jika orang itu membuat aku mati, aku hanya ingin kamu orang terkahir yang ingin aku lihat" ucap kevin sambil mengusap punggungku

"ga ! aku gamau kamu kenapa-kenapa kevin, aku gamau siapa pun nyelakain kamu. aku lebih rela, kalo aku yang celaka dibanding kamu, aku lebih takut kehilangan kamu kevin. aku harus gimana sekarang ?" ucapku kepada kevin

"mila, kita hadepin sama-sama dan kamu harus inget ga akan ada yang bisa misahain kita kecuali maut, kalo orang itu terus nerror kamu, kamu jangan sungkan buat bilang sama aku. aku ga akan pernah biarin ada orang yang nyakitin kamu, apalagi neror kamu kaya gini. yaudah sekarang kamu tenangin dulu pikiran kamu, urusan itu biar aku yang handle. yang penting kita harus saling menjaga satu sama lain, dan kamu ga boleh jauh-jauh dari aku ya" ucap kevin menenangkan

MilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang