Part 18

3.1K 168 23
                                    

Author Pov

"pie........"

Pie tersentak dengan dada yang sesak, ia tak percaya ketika merasakan kim merespon genggamannya

Seketika ia berlari keluar

"DOKTER...DOKTER...SUSTER....." teriakannya memenuhi lorong rumah sakit yang mulai sunyi, ia lupa akan tombol yang tepat diatas kepala kim, lalu berlari tergesa kembali ke dalam dan menekan tombol itu terus menerus, sementara kim mengerang lemah dengan mata terpejam

"hei sayang,...aku disini" bisiknya ditelinga kim dan mengelus kepalanya lembut, sementara derap kaki semakin jelas terdengar diluar sana

"silahkan tunggu di luar bu, kami akan memeriksa kondisinya" suster mendorong tubuh pie pelan menuju pintu, ketika ia enggan beranjak dari sana

1 menit, 2 menit, 5 menit

"aaarrghhhh,...kenapa lama sekali" pie bolak balik dengan tak sabar

"pie???" air bergegas menghampirinya, jantungnya berdegup kencang ketika melihat pie gelisah seperti itu di depan pintu

"p', kim,...kim sudah sadar" pie tersenyum senang menggenggam lengan air dengan mata yang mulai basah

"syukurlah...." air bernafas lega, membawa pie ke dalam pelukannya, ia tak sanggup membayangkan hal buruk apa yang menimpa kim

Mereka tergesa bangkit ketika melihat dokter keluar dengan senyum mengembang

"bagaimana keadaannya dokter" mereka bertanya hampir bersamaan

Dokter itu tersenyum memaklumi

"ia sudah sadar, kondisinya mulai stabil, kita tunggu sampai besok pagi, secepatnya kim akan kita operasi" mereka menghela nafas lega, ketakutan mereka sedikit berkurang, setidaknya kim sudah sadar

"aku akan menemui dokter dulu pie" pie mengangguk mengiyakan dan melangkah menuju pintu saat air tergesa mensejajarkan langkahnya dengan dokter

Ia menghapus sisa air mata dan memaksakan senyum lalu membuka pintu dengan pelan

"pie....."

ia bergegas menghampiri kim yang kini menatapnya sambil tersenyum lemah

"kau menangis??" tangan kim menggapai menghapus air mata yang berhasil menyelinap keluar dan mengalir di pipi orang yang sangat dicintainya itu, dadanya sakit

Pie tak bicara, ia menggigit bibirnya menahan tangis, dalam diam ia membawa tangan kim pada bibirnya dan menciumnya, mencuri helaan nafas panjang menelan tangis lalu tersenyum

"bagaimana keadaanmu??" tanyanya kemudian mengelus pipi kim sementara tangannya enggan melepaskan genggaman

"maafkan aku pie....membuatmu khawatir" kim berujar lemah, tangannya masih menempel di pipi kekasihnya itu, memperhatikan wajah letih dengan mata yang sembab

"hei sudahlah..." pie memaksakan senyumnya, kemudian tangan kim bergerak perlahan menghapus air mata yang mengalir begitu saja tanpa disadarinya, ia sungguh tak ingin terlihat lemah di depan kim, tapi air matanya tak berhenti mengalir

"jangan menangis, kau jelek sekali" ucapnya tersenyum

"kau bodoh, aku tidak menangis" ia tak tahan lagi, menghambur ke dalam pelukan kim, memebenamkan wajahnya, menghapuskan airmatanya di bahu kim

..................

Kim Pov

Huh?? Dimana ini??? Lorong ini begitu panjang, aku terus berjalan, hei ini seperti labirin, mana jalan keluarnya??

KIM PIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang