Part 8

3.1K 121 6
                                    

Pie Pov

"kimmmm....ada apa denganmu???" aku setengah berteriak pada kim yang tengah terkulai dalam dekapanku, nafasnya sangat berat tak beraturan dan terasa sangat panas di bahuku, aku tak sempat berpikir apa apa, dengan susah payah aku membawa kim masuk dan merebahkan badannya di sofa

Ya tuhan, badannya sangat panas, dan mukanya pun sangat pucat, aiiihhhhh,..apa yang harus aku lakukan???

Ahhhhh...kompres....aku segera berlari menuju dapur yang terlihat dari ruang keluarga, membawa baskom kecil, dan bongkahan kecil es, saputangan?? Aarrgghhhh, dimana aku harus mencari saputangan??

Aku kembali berlari ke tempat kim, sial,..aku benar benar sangat panik

Tanpa pikir panjang aku melepas cardigan yang kini ku kenakkan, mencelupkan lengan dan mengkompreskannya ke dahi kim, berharap panasnya akan segera turun, aiiissss kiiimmmm....

Aku bernafas sangat lega setelah 10 menit mengngompres aku dapat merasakan nafas kim mulai teratur, hufffftttttt,...

Kim Pov

Tingtong....tingtong....tingtong....itu pasti pie

Dengan susah payah aku beranjak dari sofa ruang tengah menuju pintu depan, siaaallll....rasanya kepalaku seperti akan pecah, sakit sekali, aku ingat semalam aku melupakan obat2an ku karna terlalu panik dengan keadaan UK, aku tak pernah sekalipun menghadapi kejadian seperti ini sebelumnya, wajar saja jika aku sangat panik, tak ada satu orangpun dirumah

sesaat setelah menidurkan UK dikamar bibi minta izin untuk membesuk keluarganya yang masuk rumah sakit, aku menyuruh driver mengantarkan bibi, aku juga tidak menyangka UK akan demam, pasti karna aku mengajaknya makan es krim setelah panas panasan bermain kejar kejaran.

Aku sangat panik, setelah aku mengirim pesan pada pie, Aku menelp kakakku, beruntung kakakku selalu menstok obat penurun panas untuk UK, p'van juga bilang besok pagi p'air akan pulang terlebih dahulu dan orang tuanya akan mengantarkan UK check up ke dokter langganannya. Aku baru bisa tertidur dini hari, Setelah bibi pulang, barulah Aku bisa bernafas lega.

Bibi tak henti2nya meminta maaf padaku, saat itu kepalaku sudah mulai terasa berat, aku tertidur di sofa sampai panggilan pie membangunkanku, aku juga setengah sadar ketika kakek dan nenek UK datang beberapa saat setelah pie mengakhiri panggilannya.

Uuuugghhhh.....sial.....kenapa pintu depan ini rasanya jauh sekali, akhirnya aku sampai pada pegangan pintu, dan membukakannya untuk pie

"kimmmm..." teriakan pie hal terakhir yang aku dengar, setelah itu badanku terasa melayang.

...........

aku membuka mataku

"syukurlah kau tidak apa-apa" aku melihat kelegaan terpancar jelas dari mata orang yang saat ini memegang dahiku

Bagaimana aku bisa sampai di sofa ini lagi,...

Aku hanya bisa tersenyum lemah, kepalaku seperti benar2 akan pecah, sangat sakit, aku memejamkan mataku berharap sakit ini akan berkurang walau sedikit saja

Aku merasakan pie memijat kepalaku lembut, perlahan aku membuka mataku, tak percaya.

Sangat sulit untuk ku percaya, bagaimana kekhawatiran tergambar jelas diwajahnya, apakah kondisi ku separah itu??

Akhirnya sakit ini sedikit mereda, aku menatap pie

"maafkan aku merepotkanmu pie...."

"jangan berkata seperti itu, kau temanku" jawabnya sambil tersenyum

"apakah kau sudah bisa duduk?? Aku membawakanmu sarapan, sebaiknya kau sarapan dulu" pie kemudian membuka bungkusan yang dibawanya, bubur ayam

aku benar2 tak berselera makan, tapi pie terus menyuapiku.

KIM PIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang