Part 35

1.9K 98 29
                                    

Author Pov

Hari berlalu, tapi ada sedikit yang berbeda dari kim, ia kini bekerja dengan penuh semangat, bahkan tak sabar menunggu pagi, meloncat dari tempat tidurnya, mandi dengan senandung senandung kecil, lalu bersiul kecil memasuki kantornya

Kim tersenyum melihat cetak biru sebuah bangunan di mejanya, tak lama kemudian ponselnya berbunyi

"halo"

".............."

"ya....aku sudah menerimanya"

".............."

"bagus,..bagus sekali, ini persis seperti apa yang aku bayangkan" ucapnya sambil menelusuri gambar itu dengan jemarinya secara perlahan

"terimakasih" lanjutnya sambil tersenyum, matanya berbinar senang

Ia mengakhiri panggilannya, menyandarkan punggungnya di kursi menjadikan tangannya sandaran kepala dan ia menerawang jauh, lalu tersenyum sendiri pada khayalannya

.................................................

Singapura Beberapa bulan kemudian

Kim POV

Aku tak kuasa menahan rasa gembiraku, sepanjang perjalananan aku tersenyum lebar seperti orang gila, bahkan aku mengabaikan tatapan heran dari sopir taxi paruh baya yang melihatku melalui kaca spionnya

"kau terlihat sangat senang anak muda, baru pertama kali ke sini??" sepertinya ia tak tahan untuk tak bertanya, atau mungkin baru menemukan penumpang yang tersenyum sendiri sepanjang perjalanan, atau hanya sekedar memastikan bahwa penumpang yang dibawanya waras, hahahahhahaa aku tidak peduli

"Tidak, aku tidak tau ini kali ke barapa aku kesini, sebelumnya aku pernah kuliah disini" jawabku masih dengan senyum mengembang

"benarkah???" tanyanya tak yakin

"hahahhahaa,....dan sepertinya ada hal lain yang membuatmu terlihat sangat senang seperti ini" lanjutnya kemudian

"ini hari terbesar dalam hidupku" jawabku dengan keyakinan memenuhi rongga dada

"well, apapun itu, aku doakan yang terbaik untukmu anak muda" ucapnya sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya padaku

"hahahahhaaa,...terima kasih pak" jawabku dengan tawa kecil

Sudah tak terhitung berapa kali aku meronggoh kantong jas ku, memastikan kotak kecil persegi panjang itu masih berada disana, aku kembali tersenyum, tak sabar membayangkan bagaimana reaksi gadisku nanti

Aku melangkah ragu memasuki halaman kediaman orang tua pie, ini jauh lebih megah dari yang pie pernah ceritakan, ada air mancur di halaman rumahnya, dan taman yang tertata rapi, semua terlihat sempurna, rasanya aku berada di halaman sebuah istana di negri dongeng, sudah terlihat jejeran sedan sedan mewah berbaris rapi disana, dan tamu tamu juga sudah berdatangan

Sial,...kenapa bisa ramai sekali, tanganku bekeringat, jantungku berdegup sangat kencang, rasanya ini jauh lebih sulit dari menghadapi klient manapun, aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, berusaha menenangkan derap jantung yang berpacu, keyakinan ku mulai goyah, kumohon,....tenanglah kim.....tenanglah......

Tiba tiba ponselku berbunyi

"kim, kau dimana??" hatiku tiba tiba menjadi tenang, degup jantungku perlahan normal, aku tak menjawab pertanyaannya, hanya melangkah dengan mantap tanpa mengalihkan pandanganku dari seorang gadis yang keluar dari dalam istana itu bak seorang putri raja, ia menoleh kiri dan kanan, seolah mencari cari pengerannya yang hilang

KIM PIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang