Part 36

1.6K 89 14
                                    

Author Pov

"bagaimana keadaannya??" van merangkul bahu istrinya dari belakang, Air menyandarkan kepalanya di dada bidang suami nya lalu menggeleng putus asa

Hatinya lebih dari remuk menyaksikan adik semata wayangnya kembali terbaring, tapi kali ini dengan luka yang lebih dari sekedar parah

Van membawa istrinya untuk duduk dan merangkulnya

"hei, tenanglah, kita tau dia kuat"

"aku tidak tau apakah ia akan kuat setelah kehilangan tujuannya, dia adikku dan aku sangat mengenalnya van" air mulai kehilangan kendali akan dirinya

"sstttt,.........heiii,...aku tau......aku tau, tenang lah" van membawa istrinya ke dalam pelukan dan air mulai terisak, ia tau persis bagaimana remuknya perasaan kim saat ini

Hatinya semakin kelu ketika mengingat kembali bagaimana rona bahagia kim menceritakan rencana rencananya untuk kehidupannya dan pie kelak, untuk pertama kali dalam hidupnya ia tak lagi mencemaskan bagaimana keadaan kim, untuk pertama kalinya juga adik semata wayangnya itu mempunyai tujuan yang jelas untuk masa depannya nanti

Ia menghapus air matanya saat dokter menghampiri

"bagaimana dok??"

"kalian bisa ikut denganku??" air memandang van dengan muka pucat, van meremas tangan istrinya dan mengangguk menyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja

....................................

Sementara itu

Di dalam istana megah itu seorang gadis tengah merasakan hatinya remuk redam, matanya lebih dari sekedar sembab, bahkan mengerikan dengan riasan yang hancur lebur, rambut yang acak acakan dan gaun yang tak lagi anggun

Ia mengutuki keadaan, pandangan matanya kosong, menatap nanar ke halaman belakang yang ditumbuhi bunga bunga yang terawat sempurna, hatinya masih perih teriris

"kiiimmmm,...." Gadis itu mengejar pemilik senyumannya, pemilik hidupnya

Tapi ia kalah cepat dengan cengkraman tangan ibunya yang merenggut paksa

PLAAAKKKK,....suara tamparan menggema sempurna, semua nafas tertahan menyaksikan karakter gadis itu dihabisi dengan kejam di hadapan puluhan mata yang menghakimi

Gadis itu terjerembab, tanpa suara, ia memegang pipinya yang panas, memegang dadanya, meremas jantungnya, sakit, ia terisak tertahan

Tok...tok...tok....

"pie,...." Zee mengetuk pelan pintu kamar yang terkunci dari dalam

"komohon, biarkan aku masuk, ada yang ingin kubicarakan denganmu" ia memelas, mengkhawatirkan kondisi sepupunya, ia pikir pie akan membukakannya pintu setelah ia memberikan waktu untuk tenang

PRAANNGGGG,.....zee terbelalak kaget, wajahnya seketika pasi

Dug....dug.....dug......zee memukul pintu dengan kepalan tangannya

"PIE......kau jangan bertindak bodoh"

"PIE......." Tetap tidak ada jawaban

Bruukk,...Brukkkk,....zee berusaha mendobrak pintu besar itu

"aaarrghhh" ia memegang bahunya sambil melihat pintu yang tidak bergeming sedikitpun

"FUCK,....." ia mengumpat

"dug...dug....dug.....PIE, PIIEEEEE....." tetap tak ada jawaban, zee berlari panik keluar, membawa 5 orang penjaga yang berbadan tegap untuk mendrobrak pintu kamar itu

"Dobrak pintu itu" perintah zee gusar

"Tapi.....Nyonya bilang......" kepala penjaga terlihat tidak yakin dengan tindakannya

"TIDAK PAKAI TAPI, JIKA TERJADI SESUATU DENGANNYA DI DALAM, AKU YANG AKAN MEMBUNUHMU!!!!" zee mencengkram kerah baju pria tegap yang sama tinggi dengannya itu, pandangan matanya dingin, tidak ada keraguan sedikitpun dalam kata katanya, ia kalut

"bb....baik...." zee melepaskan cengkramannya dengan nafas yang memburu, ia tak sanggup membayangkan apa yang terjadi di dalam sana

Butuh 3 kali dobrakan barulah pintu itu bisa terbuka paksa

"PIIIEEEE........." zee berteriak ngeri ketika melihat sepupunya itu tergeletak bersimbah darah dengan tangan yang masih menggenggam kaca

"Siapkan mobil!!!" zee berpikir cepat, ia membuka kemejanya dan menutup darah yang terus mengalir dari bekas sayatan di tangan kiri Pie

............................................................

KIM PIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang