You're Number One ~ 19

630 38 4
                                    

You're Number One it's Mine!

Warning: typo(s), gaje, jelek, absurd, tidak memakai EYD, nggak nyambuung, alur kecepetan and other

Pairing: Cakka-Oik (Caik), slight pair: Cakka-Kay (KK)

Rated: 15+

Genre: Romance & Family

Happy reading, guys!

OoOoOoOoOoOoOoO

Sekarang Oik sudah tidak pergi ke cafe lagi. Dia menghabiskan waktunya kadang membantu Rara membersihkan rumah, menulis cerita, kadang juga menelfon adik-adiknya yang di Salatiga.
Saat ini Rara sedang keluar membeli bahan-bahan yang sudah habis ke Supermarket. Oik yang saat itu sedang mengetik cerita di laptopnya tiba-tiba saja ingin menelfon Masha dan Angel untuk menanyakan kabar mereka. Oikpun berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kamar sambil medial nomer Mahsa. Belum sempat Oik meletakkan hp di telinganya, Oik mendengar suara bisik-bisik di ruang kerja Cakka. OIk segera membatalkan menelfon Masha dan memilih menyelidiki suara apa itu.

"Sudah! gue sudah ngelakuin rencana kita. dan kita bakal kaya! Yeaayy." kata seseorang.

Oik langsung menjamkan telinga untuk mengetahui dengan jelas apa yang diperbincangkan.

"Iya dong Lex, Ketziaa gituu!!" kata orang itu.

"Ketzia? Kenapa dia harus bisik-bisik sih? dan siapa itu 'Lex'?" ujar Oik yang membuat pikiran Oik berkecamuk.

"Jangan negatif thinking dulu Oik." kata Oik memperingati diri sendiri yang mulai berpikiran yang tidak-tidak.

"Tapi 'Lex' disini siapa? dan apa maksud rencana itu?" gumam Oik sambil memijit keningnya.

"Oik?! Kamu ngapaian disitu?!" kata Kay tiba-tiba saat Ia keluar dari ruangan Cakka sambil membawa map.

"Tidak apa. Dan kamu ngapain di ruang kerja Cakka?" tanya Oik balik.

"Bukan urusan lo!" kata Kay ketus.

Saat Kay membalikkan badan dan ingin menuju kembali ke kamarnya, Oik menahan lengan Kay.

"Map apa itu yang kamu bawa?" tanya Oik sambil menunjuk map yang dipegang oleh Kay.

"Gue bilang bukan urusan Lo OIK!!" kata Kay kesal.

"Gue kan cuma tanya. nggak usah sewot dong." kata Oik.

Karena penasaran yang tinggi, Oik merebut map yang dipegang Kay dan langsung membacanya.

"Oiiikkkk!!! Apa-apaan sih lo! Nggak usah kepo urusan orang deh." kata Kay sambil berusaha merebut kembali map yang telah Oik pegang.

"Pengalihan kekuasaan perusahaan? Apa maksudnya tante? dan apa ini, kamu sekarang jadi pemilik sah rumah ini? Bagaimana bisa?" kata Oik sambil memandang Kay dengan pandangan tidak percaya.

"Menurut lo??" kata Kay dengan nada mencemooh. dia sudah tidak peduli Oik melihat isi map tersebut.

"Jadi maksudnya tante mengincar harta Cakka? Tapi kenapa bisa Cakka sudah setuju dan mendatangani surat ini?" kata Oik tak habis pikir.

"Gunain akal lo Ik! Emangnya lo kira gue secara langung minta tanda tangan Cakka? Gue nggak sebego itu." kata Kay yang membuat Oik kaget.

"Nggak mungkin! Gue harus bilang ke Cakka masalah ini! Ini namanya penipuan!!" setelah mengatakan hal tersebut, Oik berjalan ingin menuruni tangga dan menuju keluar.

"Nggak segampang itu Ik! Lo pikir gue masih biarin lo hidup setelah lo tau semuanya?" kata Kay sambil menahan lengan Oik.

"Jadi lo pengin gue mati? lo mau bunuh gue sekarang? Mikir dong, kalo gue mati disini, lo yang jadi tersangka. kan cuma ada lo yang ada di rumah ini." kata Oik.

You're Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang