You're Number One ~ 22

542 43 6
                                    

You're Number One it's Mine!

Warning: typo(s), gaje, jelek, absurd, tidak memakai EYD, nggak nyambuung, alur kecepetan and other

Pairing: Cakka-Oik (Caik), slight pair: Cakka-Kay (KK)

Rated: 15+

Genre: Romance & Family

Happy reading, guys!

OoOoOoOoOoOoOo

3 tahun kemudian

Australia, 25 April XXXX

Oik memasuki sebuah rumah yang sekarang menjadi rumah sementaranya.

"Hi Ik, hari ini Difa nggak banyak nangis. Jadi aku nggak ke restoran J&F," kata Charice

"Thanks Char udah jagain Difa," kata Oik sambil mendekati Charice yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"it's oke Ik. Aku juga senang kok main bareng Difa," jawab Charice.

"Makasih juga ya sudah mau menampungku di rumahmu dan Jack."

"Kamu sudah mengatakan kata-kata itu berkali-kali. Dan sudah berkali-kali juga aku dan Jack mengatakan it's oke."

"Tapi.."

"Jangan ada acara bantah membantah lagi. Mom dan Dad juga sayang sama kamu dan Difa. Jadi nggak ada alasan apapun buat kamu dan Difa tidak tinggal disini," Jelas Charice. "Dan kami—aku dan Jack. Tidak menerima bantahan apapun dari kamu."

Sudah dua tahun lebih Oik tinggal di rumah keluarga Frost. Setelah Oik diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Oik tidak kembali ke rumah Cakka tetapi kembali ke Salatiga. Setelah beberapa bulan Oikpun memutuskan untuk pergi dari kota plus negara indonesia. Setelah menimbang-nimbang dengan keuangan dan kondisi Difa, Oik memutuskan untuk pergi ke Australia saja. Sesampainya di Melbourne Airport, Oik bertemu dengan Jack Frost, orang Australia asli. Awalnya Oik hanya menanyakan sebuah apartemen termurah didekat Melbourne Airport. Tetapi Jack malah mengajaknya mampir di rumahnya di daerah Gladstone Park. Ketika sampai di rumah Jack, Oik malah di suruh oleh orang tua Jack tinggal di rumah mereka saja.

Awalnya Oik menolak kebaikan keluarga Frost. Tapi setelah dibujuk dengan menawarkan pekerjaan di perusahaan mereka dengan membayar gaji setengahnya, Oikpun menyetujui akan tinggal di rumah keluarga Frost. Ternyata pekerjaan yang ditawarkan adalah menjadi manajer di sebuah restoran hotel milik keluarga Frost. Setelah berdebat panjang lebar, akhirnya Oik mengalah karena demi kehidupan dirinya dan Difa.

Oik tidak pernah pulang ke Indonesia. Ketika ia kangen dengan kedua adiknya, Ia hanya menghubungi lewat telpon atau social media. Awalnya memang cuma kedua adiknya yang mengetahui keberangkatannya ke Australia. Tapi ketika hari H Oik akan berangkat, Prissy, Gab, Ida, Tunggul, Rangga, dan Rara sudah menunggu di bandara untuk mengantarnya.

"Kalian kenapa ada disini?" tanya Oik heran.

"Apa kami tidak boleh mengantarmu pergi yang entah sampai kapan ke Australia?" kata Prissy.

"I don't mean it," kata Oik sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu serius dengan rencanamu Ik?" tanya Ida.

"Iya bunda, aku udah nyiapin rencana ini dari bulan-bulan lalu," jawab Oik.

"kenapa kamu ingin ke luar negeri Ik? Bukan masalah Cakka, kan?" tanya Tunggul.

"Bukan yah, Oik emang nggak mau ngerepotin kalian lagi."

'Walaupun alasan kelakuan Cakka lebih mendominasi,' batin Oik.

"Kita nggak ngerasa di repotin Ik," kata Rangga. Oik hanya tersenyum kecil.

"Tapi maaf banget ya Bun, Yah, Ra, Kak, Gab, Prissy. Aku harus pergi sekarang."

You're Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang