You're Number One ~ 33

172 9 4
                                    

You're Number One it's Mine!

Warning: typo(s), gaje, jelek, absurd, tidak memakai EYD, nggak nyambuung, alur kecepetan and other

Pairing: Cakka-Oik (Caik), slight pair: Cakka-Kay (KK)

Rated: 15+

Genre: Romance & Family

Happy reading, guys!

OoOoOoOoOoOoOo

Pagi ini, Oik melakukan aktifitas seperti biasanya. Difa yang sudah mengetahui ayahnya akan pulang ke Indonesia tanpa dirinya, memakan sarapannya dengan murung.

"Morning kiddo. Kok murung?" tanya Jack sambil duduk disebelah Difa.

"Ayah pergi," jawab Difa murung.

"Ayah kau kan pulang ke Indonesia karena ada pekerjaan, kiddo. Nanti pasti kembali kok. Atau kau mau ikut pulang?"

"Memangnya boleh? Boleh bun?" tanya Difa antusias.

"No, Difa. Bunda sudah bilang kan tadi malam?" kata Oik yang meredupkan kesenangan Difa.

"Nggak kau kejar Ik? Aku kira kau bakal berubah pikiran dan berkemas terus menyusul ke bandara," kata Jack sambil mengoleskan roti panggangnya dengan selai kacang.

"Nggak lucu Jack. Aku masih ada pekerjaan disini. Dan aku sudah bilang sama kau alasan yang lain kemarin."

"Kalo masalah pekerjaan, resign aja Ik. Mulai kehidupan baru kalian di indonesia," ujar Jack.

"Stop bahas masalah ini lagi Jack." Oik menaruh piring kotor ke dapur. "C'mon Difa, kamu ikut bunda ke kantor yaa.." Oik menggendong Difa dan berjalan menuju ke kamarnya.

"Jack, jangan ganggu Oik," kata ayah Jack.

"Aku tidak mengganggu, Dad. Aku hanya ingin yang terbaik buat Oik dan Difa. Aku tidak ingin Oik menyesal," kata Jack kesal.

"Doakan saja biar Oik cepat sadar," sahut ibu Jack.

***

Saat sedang dalam perjalanan menuju kantor, Oik memutuskan untuk mengubah tujuannya menuju ke bandara. Dia ingin setidaknya memberikan kesan yang baik untuk perpisahannya dengan Cakka. Difa yang melihat Oik terdiam, akhirnya bertanya sesuatu.

"Bunda, bunda kenapa? Kok sedih?" tanya Difa.

"Enggak sedih kok Kiddo, kamu mau kan ketemu ayah? Kita ke bandara dulu yaa kamu pamit sama ayah, ya?" kata Oik yang disambut senyuman Difa dengan binar dimatanya.

"Benar bun? Kita ke bandara?? Yeaayy!!" sorak Difa.

'Apa aku egois karena ambil keputusan ini secara sepihak tanpa memikirkan Difa?' batin Oik melihat kegembiraan Difa.

***

Oik dan Difa berjalan menuju ke terminal pemberangkatan ke luar negeri untuk mencari keberadaan Cakka dan Angel.setelah melihat punggung Cakka, Oik mempercepat langkahnya. Setelah jaraknya lebih dekat, Oik memanggil namanya.

"Cakka, Angel!" panggil Oik.

Cakka yang merasa ada seseorang memanggilnya langsung membalikkan badan.

"Oik," lirih Cakka.

"Hai," sapa Oik.

"Hai. Ada apa Ik? Kok bisa disini?"

Angel yang menyadari keberadaan Oik langsung memeluk kaki Oik dengan erat.

"Nggak ada apa-apa sih. Cuma mau nganter kamu. Pesawatnya berangkat jam berapa?" tanya Oik sambil mengelus kepala Angel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang