You're Number One ~ 13

1.2K 39 9
                                    

You're Number One it's Mine!

Warning: typo(s), gaje, jelek, absurd, tidak memakai EYD, nggak nyambuung, alur kecepetan and other

Pairing: Cakka-Oik (Caik), slight pair: Cakka-Kay (KK)

Rated: 15+

Genre: Romance & Family

Happy reading, guys!

OoOoOoOoOoOoOo

Cakka, Kay, dan Oik memasuki rumah baru Cakka yang ternyata tak jauh dari rumah Tunggul dan Ida. Cakka langsung pamitan pada Kay karena ingin keluar.

"Hamil, eh?" tanya Kay dengan nada sarkartis sambil menatap Oik sinis.

"Kamar gue yang mana?" tanya Oik dengan muka datar enggan menjawab pertanyaan Kay.

"Heh, bocah! Gue lagi ngomong sama elu ya.. Nggak usah sok deh!" Kay langsung menaruh Mignon di sofa ruang tamu dan kembali menghadap ke Oik.

"Tante, plis gue lagi nggak pengin debat sama elo. Gue capek, dan gue pengin istirahat." kata Oik sambil berusaha untuk tidak menjambak rambut Kay karena emosi.

Ting Tong Ting Tong

"Bukain sana! Gue capek!" Kay langsung mengambil Mignon dan berlalu menuju ke kamarnya.

Oik cuma menghela nafas kasar dan berjalan menuju pinu.

"Assalamualaikum cantiik.." sapa Rangga setelah melihat Oik yang membukakan pintu untuknya.

"Waalaikumsalam kak. Masuk aja sini." Oik langsung menyingkirkan badannya dari pintu yang terbuka mempersilahkan Rangga untuk masuk.

"Lho? Kok kopernya masih ada disini Ik? Kamu belum sempet ke kamarmu?" tanya Rangga heran.

"Umm, belum tahu kamarnya yang mana kak. Aku belum sempat tanya, Cakka udah keburu keluar lagi, kalau Kay udah masuk kamar." jelas Oik.

"Dasar Cakka, main tinggal orang aja." Rangga cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.

Oik dan Rangga pun duduk di sofa ruang tamu. Rangga memandang Oik lekat.

"Jadi? Kamu belum baikan sama Cakka sejak 'insiden' kalian saat SD?" tanya Rangga.

"Sudah lah kak, nggak usah dibahas lagi. Itu cuma masa lalu. Oke?"

"Pokoknya, kalo kamu ada masalah, ceritain aja sama kakak ya? Anggap aja kakak sendiri kayak dulu pas kamu SD." kata Rangga sambil mengedipkan sebelah matanya genit. Oik langsung ketawa sambil memukul lengan Rangga.

"Apaan sih kak. Itu udah jadul banget lho kak."

"Kalo di inget-inget nih yaa, aku kok ngerasa kalo aku tuh berharga banget buat kamu sama Cakka. Dan coba deh dipikir, kenapa dulu kita nggak main aja bareng bertiga tapi kamu sama Cakka malah berantem ngerebutin siapa yang pantes main sama aku." Rangga langsung tertawa ngakak.

"Ish, nyesel sumpah aku pernah ngerebutin kakak dulu sampe pernah marahan sama Cakka."

"Hahaha, sudah ah. Kalo inget itu, jadi pengin ketawa mulu. Oya Ik, kenapa sih kamu ngelanjut SMPnya di Salatiga? Kenapa nggak disini aja?"

"Kan aku udah bilang kak. Aku sama Cakka ada sebuah 'insiden' dan yaa... lebih baik aku ngilang aja dikehidupan Cakka." jelas Oik.

"Kalo boleh tau, 'insiden' apaan sih? Kok sampe sekarang si Cakka masih cuek gitu sama kamu?" tanya Rangga.

"Bukan apa-apa. Udah deh, nggak usah bahas yang dulu-dulu. Oya, kakak ngapain sih kesini?"

"Pengin ketemu kamu. Habis kita kan udah lama nggak pernah ketemu. Kan aku jadi kangen. Kita besok jalan-jalan yuk." ajak Rangga.

You're Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang