You're Number One ~ 32

158 15 4
                                    

You're Number One it's Mine!

Warning: typo(s), gaje, jelek, absurd, tidak memakai EYD, nggak nyambuung, alur kecepetan and other

Pairing: Cakka-Oik (Caik), slight pair: Cakka-Kay (KK)

Rated: 15+

Genre: Romance & Family

Happy reading, guys!

OoOoOoOoOoOoOo

Saat ini Cakka, Oik, Difa, dan Angel sedang di dalam taksi yang sedang berjalan menuju kearah rumah Jack.

Cakka yang duduk disebelah supir taksi berkutat dengan ponselnya hanya untuk mengurangi kegelisahannya.

'Sekarang banget? Apa nggak terlalu cepat? Tuhaann.. aku harus gimanaa??' batin Cakka bimbang.

Setelah sampai di depan rumah Jack, Difa dan Angel langsung turun.

"Duluan Kka, makasih udah nganterin."

"Gapapa. Makasih udah mau luangin waktu bareng aku dan anak-anak." Oik hanya tersenyum mendengar perkataan Cakka.

Setelah berpamitan, Oikpun keluar dari taksi.

"Jalan sedikit lagi pak. Nanti di rumah warna coklat itu, berhenti yaa.." arah Cakka. Sang supir taksi hanya mengangguk dan menjalankan intruksi Cakka.

Setelah membayar, Cakka pun turun dari taksi dan menyiapkan draft pesan untuk Oik kalau seumpama semuanya tidak sesuai rencana.

'Semangat Kka! Kamu Bisa!' batin Cakka menyemangati.

Cakka menaruh ponselnya ditelinga setelah memencet tombol call pada nomer Oik.

"Assalamualaikum. Ada apa, Kka?"

"Waalaikumussalam. Kamu bisa keluar rumah bentar? Cuma diterasnya aja kok."

"Oke"

Cakka semakin gelisah sambil terus memandang teras rumah Jack dari jauh.

"Ada apa Kka?"

Cakka melihat Oik sudah duduk dikursi teras rumah Jack.

"Noleh ke kiri deh."

Oikpun menolehkan kepalanya kekiri.

"Kamu ngapain Kka? Kesini aja kalo mau ngomong."

Cakka hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku mau bilang sesuatu sama kamu Ik. Pertama aku minta maaf udah ganggu waktu kamu. Yang kedua, karena aku lusa udah pulang ke Indonesia, aku pengin ngajak kamu pulang bareng aku Ik. Aku juga minta ke kamu, kamu mau gak ngejalanin pernikahan yang normal denganku? Kita belum cerai dimata negara Ik, kita masih sah suami-istri dimata negara. Aku hanya mau kamu dan anak-anak hidup bareng dan gaada lagi yang misahin kita."

"Kka..."

"Jangan dijawab dulu Ik. Aku punya pilihan ke kamu. Aku hitung sampai sepuluh, kalo sebelum hitungan ke sepuluh kamu sudah matiin telfon ini, berarti kamu menolak. Tapi kalo sampai hitungan ke sepuluh dan kamu nggak matiin telfon ini, berarti kamu mau pulang ke Indonesia dan menjalani hidup barsamaku dan anak-anak."

Setelah mengucapkannya, Cakka menghirup nafas sebentar untuk meredakan dadanya yang bergemuruh.

***

"Satu.."

Didengarnya Cakka mulai menghitung, Oik yang bingung harus merespon apa hanya berfikir dengan keras apa yang harus dilakukannya.

You're Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang