Part 15

411 25 0
                                    


Deva dan Dave sedang berbincang di atas gedung kampusnya.

" makasih yah kamu udah mau dengerin curhatan cenggeng aku, kamu memang sahabat yang the best " ucap Deva

" Sahabat... sayangnya gue nggak ingin hanya sekedar jadi sahabat lo tahu nggak! " balas Dave mantap. Dave kali itu benar-menatap Deva dengan tatapan yang tak biasa. Sejenak Merekapun saling bertatapan (backsound :seventeen sumpah ku mencintaimu )
#Deg..degg..deggg..... # seketika jantung Deva berdetak dengan sangat kecangnya, apalagi melihat pandangan Dave yang begitu sulit dia terjemaahkan oleh kata.

" udah deh aku lagi galau jangan di bercandain muuluu ahh" ucap Deva kesal. Dave hanya tersenyum.

" kalau ternyata gue gak bercanda gimana ? " Goda Dave

" Gak lucu..... " ucap Deva. Lalu Deva beranjak dan meninggalkan Dave sendiri, Dave hanya tersenyum melihat tingkah Deva, setelah beberapa menit wanita cantik yang memakai baju merah kini sedang menuruni satu persatu anak tangga, namun wajahnya masih terlihat kebingungan. Yah.... di pikirannya banyak hal yang melintas salah satunya ucapan Dave beberapa menit yang lalu.

" Dave aneh banget, tapi kenapa aku seakan nyaman banget dekat sama dia, pelukan itu dan tatapan itu sama banget dengan orang yang nolong aku saat di pesta topeng, apa dia orang yang sama "gunam Deva
" aahh.......... " #Hap.......#bruugg.......# Deva terjatuh karena kakinya terpeleset. Karena keadaanya sedang melamun dia tidak sadar akan hal disekitarnya, untung saja ada yang menahan tubuhnya dan sesaat mereka berpandangan.
" maaf........ " Ucap Deva penuh sesal

" kamu nggak apa-apa ?" tanya laki-laki yang menolong Deva yang tidak lain adalah Galang, Deva hanya tersenyum kearah Galang.

" aku baik-baik aja makasih yah " ucap Deva ramah. Galang menatap lekat wajah Deva yang begitu membingungkan, ada banyak garis kebingungan di wajah Deva

" aku kangen kamu.... tapi kenapa kamu harus nodai kita Dev?? " ucap Galang dalam batinnya

" eehhmm... aku duluan yah.... "Sahut Galang. Deva hanya mengangguk, dia menatap sendu punggung laki-laki yang beberapa saat lalu menolongnya.

" Hah..... Lang kenapa kita jadi seperti ini sih..... " gunam Deva dalam batinnya. Di atas tangga loteng yang tidak jauh dari posisi mereka ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan Deva dan Galang, tatapannya begitu tajam dan seseorang itu adalah laki-laki berparas tampan dan berkulit putih yang mengenakan baju kemeja sewarna dengan baju yang di kenakan Deva siapa lagi kalau bukan David, cowok cool dan keren.


****

Sementara di kediaman Rajasa, Dava sedang berbincang dengan ibunya isabel, terlihat sesekali dari wajah Dava kekecewaan dan juga kemarahan.

" Mom...aku tahu mommy lebih percaya Shilla di banding Deva, tapi mommy harus ingat satu hal, mommy lebih ngenal Deva di banding Shilla, karena Deva itu telah menjadi keluarga kita dari dulu nah Shilla? Okey... dia emang adik aku juga tapi bagi aku dia adalah orang asing dan..." ucap Dava

" Dan kamu nggak mempercayai adik kamu itu... Dava kamu harus tahu Shilla itu rela ngorbanin dirinya untuk kepentingan mommy dan Daddy, jadi kamu nggak usah memojokkan dia seperti itu, lagian apa yang di ucapkan Shilla tentang Deva cukup masuk akal kok. Deva cemburu karena Galang dan Shilla akan segera tunangan sedangkan dia... dia gak bisa karena Galang gak mau kembali lagi sama Deva jadi mommy nggak aneh melihat Deva tiba-tiba marah sama Shilla " ucap bu isabel

" Iya mom.... tapi Deva itu tidak sepicik itu... mommy bilang Shilla rela berkorban untuk kepentingan mommy dan Daddy yah itu memang benar tapi juga dia berkorban demi kepentingan dirinya sendiri. Kenapa aku bilang begitu karena dari awal Shilla memang menyukai Galang dan masuk akal juga bukan kalau Shiilla yang sengaja buat hubungan Galang dan Deva berakhir " ucap Dava

Cinta Diujung Senja ( Karya : Dhiechie Edogawa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang