Prilly's POV
Satpam paruh baya itu mengantarkan aku sampai ke lantai 15. Dia menunjukkan di mana ruangan Ali. Dari depan ruangan Ali, ku lihat sekretarisnya sedang berada di depan komputer. Namun bukannya bekerja, tangannya malah sibuk memegang spons bedak. Dasar sekretaris jaman sekarang. Kebanyakan dandan di banding kerjanya.
Permisi mbak, saya mau ketemu Pak Ali," ucapku sopan kepada sekretaris Ali. dia menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Biasa aja kali Mbak!
"Sudah buat janji?"ucapnya sinis.
Belum, tapi ada hal penting yang harus saya sampaikan."
"Kalau begitu, sampaikan saja kepada saya, nanti saya sampaikan kepada pak Ali,"ucapnya tanpa melirikku, dan malah sibuk memoles lipstick di bibir tebalnya.
Aku menelan ludah menahan sabar. Katanya kantor besar,tapi kenapa bisa menerima karyawan seperti ini?
"Maaf, tapi hal ini harus saya sampaikan langsung."
Dia beranjak dari tempat duduknya, dan berdiri tepat di depanku. Tubuhnya yang lebih tinggi dari ku membuatku harus mendongak menatapnya. Ditambah heels yang ia gunakan. Ku taksir tingginya kira-kira 20 cm. Benar-benar sekretaris penggoda. Buat apa coba kerja memakai heels setinggi itu?
"Saya kan sudah bilang tidak bisa!"ucapnya ngotot. Ingin sekali aku menendang bokongnya yang semok itu. Tidak di film tidak juga di dunia nyata, sekretaris memang selalu menyebalkan.
"Lagipula Pak Ali sedang di kunjungi istrinya."
HAAA?Istrinya?Bukankah istrinya Ali itu aku?Sekretaris ini makin lama makin kacau bicaranya. Aku sudah naik pitam.
"Nggak mungkin! Istri Ali itu saya!" ucapku berjinjit berusaha menyamakan tinggiku dengannya. Walaupun tetap saja dia jauh lebih tinggi dariku.
Sekretaris itu sekarang malah tertawa terbahak-bahak. Aku mendengus kesal," ada yang lucu?' ku lirik name tag di blouse pinknya. Namanya Maria.
Dia menatapku dengan tatapan mengejek.
"Adik kecil lebih baik kamu pulang sekarang. Makan siang trus bobo siang ya?dari pada kebanyakan ngayal. Jelas-jelas istri Pak Ali ada di dalam dan tentunya istrinya cantik dan dewasa bukan anak kecil seperti..." dia menggantung kalimatnya.
"Seperti apa?!"aku menggeretakkan gigi geram.
Dia malah tertawa,"seperti kamu." Kemudian dia berjalan ke mejanya. Meraih gagang telfon.
"Lebih baik kamu pergi sekarang. Sebelum saya menyuruh satpam untuk mengusirmu paksa."
"Oh ya?silakan panggil satpam. Kalau perlu panggil Pak Ali langsung, agar dia bisa langsung memecat dan menyeretmu keluar. Dasar sekretaris kurang ajar!!" ucapku penuh emosi.
Dia lantas menelpon satpam, dan tak lama kemudian satpam yang di telponnya datang dan menyeretku. Aku berontak.
"apa-apaan sih ini. Lepasin!!!"
Tiba-tiba ku lihat pintu ruangan Ali terbuka, akhirnya Ali keluar juga. Dia pasti tidak terima istrinya di tarik-tarik seperti ini. Namun dugaanku ternyata salah. Yang keluar bukan Ali tapi Niken. Jadi ini dikatakan Maria sebagai istri Ali. Dasar wanita tak tahu diri. Selain Maria, Nikenlah wanita yang ingin ku jambak sekarang. Sembarangan saja mengakui suami orang.
Ku lihat Maria menundukkan kepalanya hormat melihat Niken. Cih! Dasar sekretaris bodoh! Yang harusnya di hormati itu aku! Aku!! bukan wanita jalang ini.
Niken melirikku sekilas, dia pasti bahagia aku di tarik-tarik seperti ini. Sebentar lagi pasti dia mengejekku. Namun dugaanku kembali salah. Dia hanya berlalu meninggalkan tatapan sinis kearahku. Lalu menekan tombol lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREAKY WEDDING
Fanfiction18+ Cerita ini adalah karya @leosenja dan atas persetujuannya cerita ini di publish kembali setelah direvisi terlebih dahulu oleh @widyahadi Cinta datang tak mengenal usia, cinta datang dengan cara tak terduga,dan cinta tahu kemana takdir membawa ki...