OH EEK

42.5K 2.8K 19
                                    

Prilly's POV

Sebuah bibir mendarat mulus di bibirku. Aku bisa merasakan bibir itu menekan bibirku dalam. Lalu sebuah lidah menyapu seluruh rongga mulutku. Hangat dan manis. Aku bisa merasakannya. Sontak aku terbangun dan ternyata sial. itu hanya mimpi. Aku menyentuh bibirku. Kenapa terasa begitu nyata?

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku menatap langit-langit rumah. Ternyata aku masih berada di rumah mama. Lebih tepatnya di kamar Ali. kurasakan sebuah tangan melingkar di perutku. Aku menoleh sesaat. Awalnya aku kaget, melihat Ali yang tidur di sebelahku. Bahkan dia memelukku. Namun tak ada reaksi penolakan dariku. Aku juga bingung kenapa aku tidak mendorong tubuhnya?aku merasa sangat nyaman dipeluknya seperti ini. Ku tatap wajahnya yang masih tertidur. Tanganku bergerak menyentuh garis wajahnya. Mulai dari kening hingga ke dagu.

Pikiranku melayang ke album coklat itu. bagaimana bisa pria cuek dan bahkan sering ku sebut tidak punya hati ini bisa serapuh itu? Aku mengingat-ingat kembali surat yang ku temukan terselip di album itu. Ali, pria tampan yang memiliki sejuta pesona bisa begitu setia mencintai wanita yang tidak tahu diri itu. ku akui wanita iblis yang bernama Niken itu memang cantik. Tapi Ali juga bukan pria jelek. Dia bisa mendapatkan pengganti Niken dengan mudah, bahkan aku rasa dia bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Niken. Tapi apa yang dilakukan Ali?dia memilih setia. Setia karena cinta. Uuh so sweet!

Aku masih memandang wajah tampan Ali, ku dekatkan bibirku kearah pipinya. Memberikan sebuah ciuman kagum kepadanya.

"Hmm morning kiss,"gumam Ali yang masih memejamkan matanya.

Sontak aku menjauh, dia membuka matanya dan tersenyum jahil ke arahku.

" Di sini dong kalau berani."tantangnya menunjuk-nunjuk bibirnya.

Seketika wajahku memerah. Kenapa aku bodoh sekali sih?kenapa tadi aku menciumnya? Ketahuan lagi. Sumpah aku malu banget. Kalau begini apa alasan yang kupakai?Ah mama prilly malu!

"Malu ya? ya udah gue aja yang cium,"ucapnya menarik pinggangku. Hingga aku memeluk tubuhnya. Ali memonyongkan bibirnya namun aku tahan dengan tangan kananku.

" Ih apa-apaan sih.Dasar om-om mesum!"umpatku kesal sembari menahan malu.

Ali menggigit tangan kananku yang membungkam mulutnya, sementara kedua tangannya masih berada dipinggangku.

"Aww."rintihku berlebihan. Padahal dia hanya menggigitnya pelan.

Ali melepaskan tangannya dari pinggangku lantas menarik tangan kananku yang tadi digigitnya.

" Sakit ya?"tanyanya panik.

Aku tersentak melihat Ali yang begitu perhatian memegang tanganku dan mengelusnya. Aku menggeleng pelan. Dan lagi-lagi senyum jahil keluar dari bibirnya,"modus kan minta di elus-elus."

Kontan aku melepaskan tanganku dari genggamannya. Ih Ali merusak suasana banget sih. padahal aku lagi seneng-senengnya dia bersikap khawatir padaku. Eh otak gesreknya kambuh lagi. Aku mendudukkan diriku di ranjang, membelakangi tubuhnya. hingga dia menarik tubuhku kepelukannya dan menindih tubuhku. Dia menyibakkan rambutku yang menutupi wajahku. Dan aw apa yang mau dia lakukan. Apa dia mau menciumku?tidak-tidak kali ini aku tidak ingin tertipu lagi olehnya. Pasti dia mau mengerjai aku lagi. Dia tidak mungkin berani menciumku. Ku tatap dia tepat di manik matanya dengan tatapan sarkatik, "apa?" tanyaku dingin.

***

Ali's POV

Aku panik saat Prilly menjerit karena tangan kanannya ku gigit.

"Sakit ya?"tanyaku meraih tangannya untuk ku perhatikan.

Terlihat bekas gigitanku di tangannya. Ku elus-elus tangan Prilly untuk meredakan sakitnya karena gigitanku. Dia menggelang sesaat. Ku lihat dia memperhatikanku. Mungkin dia bingung akan sikapku. Aku yang biasanya cuek bahkan tidak mempedulikannya, sekarang terlihat begitu khawatir padanya hanya karena tangannya ku gigit. Jangankan Prilly?aku pun juga bingung apa yang aku lakukan. Kenapa aku bisa begitu khawatir. Sungguh aku merasa menjadi orang terlebay sedunia!yang ini lebay.

Melihatnya memperhatikan ku seperti itu, membuat jantungku berdegup kencang. Pandangan matanya begitu menusuk manik mataku. Aku tersenyum jahil menyamarkan kegugupanku.

" Modus kan minta di elus-elus."

Prilly tak menjawab sepatah katapun, namun dia terbangun dari posisi tidurnya dan duduk di ranjang. Dari raut wajahnya dia terlihat kesal. Wajah kesalnya lah yang membuatnya semakin terlihat lucu dan menggemaskan. Posisi duduknya yang membelakangiku juga membuatku kesal. Aku kan ingin menatap wajah lucunya. Langsung saja ku tarik dia kepelukanku dan menindih tubuhnya.

Ku sibakkan rambutnya yang menutupi wajah cantiknya. Dia menatapku dengan tatapan membunuh. Sangat berbeda dengan tatapan yang dia berikan setiap aku menggodanya. Tapi aku berani sumpah, tatapannya yang sarkatik ini malah membuatku ingin sekali mencumbunya lagi. Ini kesempatan. Langsung saja ku arahkan bibirku ke bibir tipisnya. Awalnya dia syok dengan apa yang ku lakukan. Namun tidak ada perlawanan darinya. Hal ini semakin membuat nafsuku tak tertahan.

Bibirku yang awalnya hanya mengecup berubah menjadi melumat bibirnya ganas. Ku miringkan kepalaku ke kiri dan ke kanan menikmati setiap inchi bibir tipisnya. Bahkan lipgloss rasa strawberry yang semalam ku jilat masih terasa di bibirnya. Tangan kiriku memeluk punggungnya, sementara tangan kananku meraih tengkuknya. Mendorongnya lebih mendekat, seakan jarak diantara kami kurang dekat. Ku rasakan pula tangan Prilly yang sudah melingkar di leherku. Sepertinya dia juga menikmati ciuman ganas kami. "mmphhh..mm,"desahnya disela-sela ciuman kami.

"Nte ama om agi ngapain?kok muyutnya nempel-nempel?" sontak suara eek terdengar.

Aku melepaskan ciumanku dengan tidak ikhlas. Eek yang berada di depan pintu, memiringkan kepalanya heran. Dia masih mengenakan piyama doraemon dengan boneka dora yang digeretnya di lantai. Bagaimana bisa aku tidak mendengar pintu kamarku saat di buka?sial.

Sebentar lagi Alya pasti akan membunuhku karena memperlihatkan adegan seronok didepan anaknya. Lagian kenapa ini anak main nyelonong aja ke kamarku sih?mengganggu saja.

Ku alihkan pandanganku ke arah Prilly. Wajahnya terlihat memerah. Entah karena dia menikmati ciumanku atau karena malu ke pergok Eek.

Sekarang Eek menghampiriku dan Prilly yang masih berada diatas ranjang. Dia naik ke atas ranjang dengan susah payah. Karena tubuhnya yang masih sangat kecil.

"Agi main ya om nte?eek ikutan dong!"katanya polos.

Ku lihat Prilly terbatuk-batuk kaget.Wajahnya semakin memerah. Dia berlari ke arah kamar mandi.Oh eek, keponakanku yang amat teramat polos.

" Maenannya udahan ek. Besok lagi." jawabku asal.

Ku lihat raut wajah kecewa dari keponakanku. Dia mengulum bibirnya,"yah."

***

FREAKY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang