DO IT AGAIN

41.3K 2K 141
                                    

Hari mulai petang namun mereka belum juga sampai, hal ini terjadi kerena jalan yang akan di lalui mereka rusak karena longsor. Untuk itu mereka harus memutar, melewati hutan. Di tambah pada saat itu hujan deras, membuat Prilly ketakutan.

"Li, kita masih lama ya?" Tanya Prilly cemas, karena jalanan terlihat sepi. Tak ada penerangan di jalan ini, hanya sen mobil yang menerangi jalan.

"Belum, sabar ya," sahut Ali lembut. Tiba-tiba mobil Ali berhenti, Prilly menautkan alisnya.

"Li, jangan bercanda ya. Kita di hutan. Jalan cepet."

Ali menggeleng lemah, berusaha men-starter mobilnya namun hasilnya nihil. Mobilnya mogok sebentar aku lihat dulu," ucapnya keluar dari mobil kemudian membuka kap mobilnya. Asap keluar saat kap mobil terbuka, Ali yang tidak mengerti mesin hanya menggaruk tengkuknya yang basah terguyur hujan.

Prilly yang gelisah melihat Ali yang tak kunjung memasuki mobil ikut keluar menghampiri Ali.

"Kamu kok keluar sih? Ini lagi hujan loh," Tanya Ali meletakkan kedua tangannya di atas kepala Prilly agar Prilly tidak kehujanan. Namun usahanya sia-sia, karena hujan sangat lebat.

"Gimana? Bisa gak?"

Lagi-lagi Ali menggeleng lemah.

"Gabisa, ya udah kita masuk aja. Aku akan nelfon minta bantuan."

Setelah di dalam mobil Ali meraih ponselnya. Namun sial ponselnya tidak ada sinyal.

"Prill, aku pinjem handphone kamu. Hpku gak ada sinyal."

Prilly memberikan ponselnya pada Ali namun kesialan kembali menimpa mereka, ponsel milik Prilly lowbatt.

"Aduh Li, gimana dong? Aku takut," ucap Prilly memeluk tubuhnya sendiri kedinginan. Karena bajunya telah basah.

"Terpaksa kita harus nunggu sampai pagi, untuk minta bantuan," ucap Ali melihat bibir Prilly yang sudah bergetar, "baju kamu masih adakan? Ganti gih, nanti sakit."

Prilly menggeleng, dia hanya membawa baju pas-pasan. Bajunya telah kotor semua.

"Gak ada Li, bajuku udah kotor semua."

Ali meraih tas ranselnya mengambil satu-satunya kemeja yang tersisa.

"Ya udah kamu pakai ini aja, yang penting gak basah," ucapnya. Prilly melompat ke jok belakang mengganti pakaiannya.

"Kamu jangan ngintip ya Li," pesannya. Ali hanya tertawa kecil.

"Gak janji ya haha."

"Ah kamu mah," rengek Prilly manja dari belakang.

"Iya engga bawel."

"Iya apa engga nih?" Tanya Prilly memastikan sebelum dia membuka pakaiannya.

"Engga Prilly bawel, manja, ngeselin." Prilly hanya mengerucutkan bibirnya.

Setelah selesai dia melompat kembali ke kursi depan. Ali menelan ludah melihat Prilly memakai kemeja putihnya yang kebesaran. Prilly terlihat sexy, apalagi rambutnya setengah basah terguyur hujan tadi. kemejanya hanya sampai sebatas sepuluh centi diatas lutut membuat Prilly duduk dengan tidak nyaman. Sementara kerahnya terbuka walaupun sudah terkancing, samar-samar Ali melihat belahan dada mantan istrinya yang mulus itu. dia mengusap wajahnya istigfar.

Ali memeluk tubuhnya sendiri, tubuhnya bergetar. Entah kedinginan atau karena menahan birahinya sendiri. Prilly yang melihat Ali menjadi tidak tega.

"Li kamu buka baju kamu aja, daripada nanti kamu sakit," ucap Prilly yang membuat Ali membelalakkan matanya.

Dia menggeleng, dia tidak mau terjadi hal-hal yang dia inginkan. Namun karena suhu yang terlalu dingin. Akhirnya Ali menyerah, dia membuka pakaiannya dan hanya menyisakan boxer yang melekat di tubuhnya.

FREAKY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang