Author POV
Ali berjalan tergesa-gesa menuju rumah mertuanya. Hatinya tidak tenang, bayangan Niken yang menemui Prilly selalu melekat dalam pikirannya. Dia mengendarai mobilnya dengan cepat. tidak peduli dengan jalanan ibu kota yang padat. Hingga dia sampai di rumah mertuanya, kakinya terasa tak mampu bergerak ketika melihat mobil sedan silver terparkir di depan pagar rumah mertuanya. Tak butuh waktu lama untuk mengenal mobil itu. mobil milik wanita yang akan menjadi boomerang dalam rumah tangganya.Dia berjalan masuk ke dalam rumah, berharap dia belum terlambat. Namun sayang, ketika di depan pintu dia melihat sosok wanita yang ingin dia lenyapkan sekarang juga. Wanita itu tersenyum menghampiri Ali, merangkul bahunya mesra.
"Hai sayang, aku udah gak sabar nunggu pernikahan kita," ucapnya tanpa dosa. Ali menepis tangan wanita itu yang bertengger di bahunya. Memandangnya sinis. Namun wanita itu hanya tertawa puas. Tawa kemenangan.
Ali mendengus kesal, meninggalkan wanita itu untuk masuk ke dalam rumah. Dia tercengang melihat istrinya yang berurai air mata terduduk lesu di lantai. Tangannya memegang tumpukan foto yang dia yakin, foto menjijikannya bersama Niken.
Prilly yang terlalu sibuk menatap tumpukan foto itu tidak menyadari keberadaan Ali. hati sakit, jantungnya terasa di tancap ribuan pisau. Perih. Dia tidak pernah membayangkan Ali tega membohonginya.
Bodoh! Hanya kata itu yang terlintas di benaknya. dia mengutuk dirinya sendiri. Harusnya dia menyadari, Ali dan Niken sudah menjalin hubungan hampir 8 tahun. Tidak mungkin dia bisa menggantikan posisi Niken hanya dalam beberapa bulan.
Sekarang semuanya sudah terlambat, dia sudah mencintai Ali terlalu dalam. Hatinya sudah terisi penuh oleh Ali. Sudah tidak ada lagi ruang kosong di hatinya. Kenapa mencintai harus sesakit ini?
Ali hanya diam bergeming di daun pintu, dia mengusap wajahnya frustasi. Dia terlambat, istrinya sudah mengetahui segalanya. Dia hanya tertunduk lemas.
"Prilly," gumamnya pelan. Bibirnya reflek memanggil nama istrinya. Prilly yang merasa di panggil, mengangkat wajahnya menatap Ali yang hanya diam bergeming di daun pintu.
Dia mengusap air matanya dengan susah payah. Namun percuma, air matanya terus terjatuh. Dia mencoba berdiri walaupun kakinya masih lemas. Berjalan menghampiri Ali. melempar tumpukan foto itu tepat di depan wajah suaminya. Dia kecewa, emosinya melebur bersama tangisnya.
"Aku gamau liat kamu lagi, kamu jahat!!" ucapnya disela-sela tangisnya, mendorong tubuh Ali menjauh.
Namun Ali hanya diam, dia tidak tahan melihat Prilly menangis. Ali mengusap air mata Prilly yang membasahi pipinya.
"Jangan nangis," ucapnya pelan, bibirnya bergetar merasakan kesedihan istrinya. Prilly menepis tangan Ali kasar.
"Jangan? kamu bilang jangan? Kamu sadar gak sih kamu yang buat aku kayak gini!!" sentak Prilly keras. Dia berteriak tepat di telinga Ali. dia tidak peduli lagi jika mama dan kakaknya melihat pertengkarannya dengan Ali. Prilly memukul dada Ali, meluapkan segala emosinya.
Ali hanya diam, sekarang bukan hanya Prilly yang menangis. Ali juga menangis, menatap istrinya nanar. Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Prilly yang kelelahan berhenti memukul Ali. namun tangisnya belum reda. Ali membawa Prilly kepelukannya, dia menyesal kenapa semuanya bisa terjadi.
"Maaf," hanya kata itu yang terlontar dari bibirnya.
Prilly mendorong tubuh Ali menjauh, dia tidak ingin hanyut dalam pelukan Ali.
"Aku mau cerai," ucapnya yang membuat Ali menggeleng pelan.
"Enggak! Aku bisa jelasin semuanya. Aku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
FREAKY WEDDING
Fanfiction18+ Cerita ini adalah karya @leosenja dan atas persetujuannya cerita ini di publish kembali setelah direvisi terlebih dahulu oleh @widyahadi Cinta datang tak mengenal usia, cinta datang dengan cara tak terduga,dan cinta tahu kemana takdir membawa ki...