KONTRAK

44.3K 2.9K 20
                                    

Prilly's POV

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku saat sinar matahari mengintip dari celah-celah jendela. Aku meregangkan otot-otot tubuhku, mengulat seperti anak kecil.

"Sudah bangun nona?"Suara seorang laki-laki membuatku terbelalak.  Aku hampir lupa kalau sekarang aku sudah menikah, harusnya aku tidak sekaget ini. Ku lihat Ali yang sedang berkacak pinggang di tepi tempat tidur.

" Jadi begini kelakuan seorang istri?bangun sesiang ini?" decaknya kesal.

Aku menatapnya, rambutnya terlihat basah, dan dia sudah mengenakan pakaian, ah aku sudah nggak bisa memandang ototnya lagi dong. Otakmu prill!

Ali melemparkan sebuah dress berwarna merah marun ke wajahku," cepetan sana mandi, kita breakfast di bawah."

Aku mendecak kesal,"jadi begini kelakuan seorang suami?kasar banget sih ngasih bajunya,"gerutuku pelan. Ali hanya melirik sekilas lalu kembali fokus dengan surat kabar yang ada di tangannya.

Aku menyendokkan soup ayamku ke mulut dengan tidak sabar, rasanya seperti tidak makan setahun. Kalau ada mama di sini, pasti mama sudah ceramah melihat cara makanku yang tidak menunjukkan cara makan seorang gadis. Masa bodoh, toh sekarang tidak ada mama. Di depanku juga tidak ada cowok yang ku taksir sehingga aku tidak perlu jaim.

Di depanku hanya ada Ali, mantan calon suami kakakku dan sekarang malah menjadi suamiku. Aku memang mengakui kalau dia tampan, tapi bukan berarti aku suka sama dia. Apalagi mengingat sikapnya yang tidak berperikeistrian itu,mana ada suami yang membiarkan istrinya tidur di sofa sementara dia enak-enakan tidur di ranjang, belum lagi di tambah sikapnya tadi pagi yang melempar baju ke mukaku. Di kira aku tidak punya tangan apa? Eh tunggu dulu. Bukannya semalam aku tidur di sofa? Tapi kenapa tadi pagi saat aku bangun, aku berada di ranjang?

Apa dia yang memindahkanku?Dia menggendongku?Ya Tuhan dia nggak macam-macam kan?Kenapa baru kepikiran sih? Bodoh kau prill!

Aku menatapnya gusar, tanganku yang sedari tadi sibuk menyantap soup ayam dan garlic bread berhenti.

"Kenapa?" tanyanya datar sembari mengambil secangkir kopi dan meminumnya.

"Semalam kan gue tidur di sofa, kenapa tadi pagi bisa ada di tempat tidur?loe nggak ngapa-ngapain  gue kan?"aku menginterogasinya.

" Loe merasa di apa-apain nggak?" tanyanya balik.

Aku mendelik sebal, ini orang ditanya kok malah nanya balik.

"Ali serius, awas ya loe berani nyentuh gue!" gertakku sembari mengayunkan garpuku kearahnya.

Dia tersenyum meledek kearahku, "kenapa emangnya?kan loe sekarang istri gue."

Ali menyesap secangkir kopi di tangannya lantas melirik ke arahku.

"Tenang aja, gue gak bakal ngapa-ngapain loe, body loe gak ada menarik-menariknya." lanjutnya santai.

Harusnya aku senang mendengar jawabannya, tapi kenapa nyesek begini ya? Aku sampai tidak bisa menjawab.

"Hei."dia menjentikkan jarinya di depan mataku lalu melemparkan map coklat ke arahku, "tanda tangan nih."

"Ini apa?" tanyaku polos.

"Baca aja!"

Ha?Surat kontrak nikah?Apa-apaan sih dia. Aku memang tidak suka dengan pernikahan tapi aku menjunjung tinggi nilai pernikahan. Bisa-bisanya dia bikin kontrak kayak gini. Emang mau jual beli mobil apa?

"Kontrak nikah?" tanyaku mendelik.

"Iya, itu kontrak kita. Nggak boleh ada yang melanggar. kita menikah setahun, setelah itu bercerai. Selama setahun itu. harus ada peraturan yang nggak boleh di langgar." jelasnya panjang lebar.

"Ya ampun, ngapain pakai kontrak segala sih, sebelum satu tahun gue juga pasti udah minta cerai!"

Aku membaca peraturan-peraturan yang tertulis disana.

Pihak kedua harus bisa mengurus keperluan pihak pertama.

Pihak kedua harus tiba di rumah paling lambat pukul 7 malam.

Pihak kedua harus menuruti perintah pihak pertama.

Pihak pertama harus menafkahi pihak kedua.

Pihak pertama maupun pihak kedua di larang mencampuri urusan masing-masing.

Apa-apaan isi kontrak ini! kok lebih banyak untung di dia?

"Aku menatapnya kesal.

"Kok enak di elu sih, gak enak di gue?apa-apaan nih harus pulang paling lambat jam 7, emang gue anak TK?" cerocosku panjang kali lebar,tidak terima dengan isi kontrak yang lebih menguntungkan dia daripada aku.

Ali meletakkan cangkir kopinya ke atas meja, "Oke, kita rubah jadi setengah 8."

"WHATTT ?setengah jam doang?apa artinya?!"

Aku membuka mulut untuk protes, namun Ali menyela.

"Nggak ada protes-protes lagi, loe itu istri. Harus ada dirumah terlebih dahulu dari suami. Dosa loe kalo durhaka ama gue." ceramahnya berlagak seperti ustad.

DIHH!!ini anak bawa-bawa dosa, biarpun mulutku bawel dan kadang tidak bisa di rem begini,tapi aku kan juga takut kalau bawa-bawa agama apa lagi dosa.

Aku menghela nafas,"Oke, tapi gue minta satu permintaan."

"Apa?"

"No sex di pernikahan ini!"

Ali tersenyum simpul,"oke, deal!"

********

FREAKY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang