EXTRA PART

60.9K 2.6K 168
                                    

Ranu mendesah berat, "Tapi Prill, aku beneran gabisa. Ini lagi musim liburan, resort penuh."

Prilly mengedarkan pandangannya kepada layar ponselnya.

"Jadi kamu lebih sayang sama resort daripada sama keponakan sendiri?" Teriaknya tepat di speaker handphonenya.

"Bukannya gitu Prill, tapi..."

"Aku gamau tahu Ranu, pokoknya kamu harus dateng di ulang tahun Ranu junior. Dia udah kangen banget sama unclenya. Gak ada alesan!!" Potong Prilly cepat, sebelum menutup panggilannya itu.

TUUT.

Sebuah tangan melingkar di pinggangnya, memeluknya dari belakang.

"Kamu kenapa sih galak banget sama Ranu?" Ucap Ali menopang dagunya di bahu Prilly.

"Biarin aja, habis aku kesel. Dia itu terlalu gila kerja. Makanya sampai detik ini gak ada wanita yang betah lama-lama sama dia," sahutnya mengingat tabiat sahabatnya itu.

Setelah 5 tahun berlalu, Ranu juga belum menemukan pendamping yang cocok dengannya, berulang kali Prilly mencoba mengenali Ranu dengan teman-teman wanitanya namun hasilnya nihil. Ranu tetap saja seperti itu. Hubungannya dengan wanita-wanita itu tidak ada yang bertahan lama. Semua wanita itu menyerah dengan sikap Ranu yang terlalu cuek.

"Hahaha jadi tujuan kamu nyuruh dia pulang kesini bukan untuk ulang tahun Ranu kecil, tapi buat ngenalin dia sama wanita lain?" Tebak Ali memutar tubuh istrinya agar menghadap kepadanya.

Prilly tersenyum mengisyaratkan bahwa ucapnya benar.

"Siapa? Aku kenal gak?" Tanya Ali penasaran.

"Kamu kenal banget orangnya dan aku yakin kali ini gak mungkin gagal," seringainya yang membuat Ali menggaruk pelipisnya.

***

Setibanya di bandara Soekarno-Hatta, Ranu melangkahkan kakinya langsung ke plaza senayan untuk mencari kado ulang tahun untuk keponakannya. Sebenarnya Ranu tidak masalah untuk meninggalkan resortnya di Bali karena dia memiliki Dean, orang kepercayaannya. Namun perasaannya tidak enak setiap kali Prilly memintanya untuk pulang ke Jakarta. Dia sudah tahu jalan fikiran sahabatnya itu. dia pasti akan kembali menjadi mak comblang dadakan. Mengenalkannya dengan banyak wanita yang tidak menarik perhatiannya sama sekali. Bukannya dia tidak normal atau belum melupakan Prilly, tapi memang dia belum mau menjalin hubungan dengan wanita lain. Dia ingin fokus pada bisnisnya yang semakin maju.

Langkahnya terhenti menatap etalase toko mainan di depannya. Matanya berpendar menjelajahi sekeliling toko untuk mencari mainan yang bagus untuk Ranu jr. Sontak Ranu menatap sebuah sepeda motor mini yang di pajang di sudut toko.

"Mbak, saya mau mainan yang ini," ucapnya pada seorang pelayan toko mainan tersebut.

"Maaf Mas, tapi mainan yang ini udah sold out," sahut pelayan itu ramah.

Ranu menyipitkan matanya.

"Ini yang di pajang ada. Gapapa kok, gak usah yang baru. Saya buru-buru tolong di bungkus segera."

Pelayan itu mengangkat tangan kanannya sebatas dada.

"Maaf Mas, tapi mainan ini udah di beli sama mbak yang di sana," sahutnya menggerakkan tangannya menunjuk salah satu wanita yang sedang berjalan ke arah kasir.

Ranu meraih bahu wanita itu untuk menghentikan jalannya.

"Maaf Mbak, mainan yang di pajang di situ boleh buat saja aja gak?" Pintanya sopan.

Wanita itu menyipitkan matanya.

"Maaf ya Om. Tapi mainan itu saya duluan yang beli."

Berbanding terbalik dengan wanita itu, Ranu membelalakkan matanya, menatap tak percaya ke arah wanita itu. memangnya tampangnya setua apa hingga wanita itu memanggilnya Om? Dia menarik nafas, dia tidak mengenali wanita itu jadi biarlah wanita itu memanggilnya apa, yang terpenting dia mendapatkan mainan itu.

FREAKY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang