Ali's POV
Ku nyalakan saklar lampu. Sontak aku terkejut melihat Prilly tertidur di sofa ruang TV. ku lirik jam di dinding yang menunjukkan jam 5 sore. Bukannya dia harusnya baru pulang?kenapa sekarang dia tertidur di sofa?ku letakkan jari telunjukku di depan bibirku, mengisyaratkan agar Sania tidak mengeluarkan suara. Ku gendong istriku ke kamar.
Ku baringkan dia di ranjang. Sepertinya dia baru pulang dan ketiduran. Hal ini terlihat dari pakaiannya yang dia gunakan masih sama dengan yang tadi pagi. Ku buka sepatu dan pakaiannya perlahan agar dia tidak terbangun. Ku ambil piyamanya dan memasangkannya ke tubuh istriku. baru aku mengancingkan piyamanya sebagian, sebuah tangan menghentikanku. Dia terbangun.
Prilly memicingkan matanya menatap jam di atas nakas. Menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang,"kamu baru pulang?"tanyanya dengan suara serak parau. Ku angkat dagunya, memperhatikan wajahnya dengan seksama. Matanya sembab. Apa dia habis menangis?
"Ali jawab!!!Kok kamu baru pulang?"tanyanya kembali karena aku tidak menggubris pertanyaannya.
"Kamu habis nangis?"tanyaku kembali yang malah terdengar tidak nyambung.
Prilly mendengus kesal," aku nanya kamu. Kok kamu malah nanya balik?"
"Iyaaa, aku baru balik. Puas?tadi ada sedikit masalah di kantor. Jadi aku harus ke kantor sebentar sehabis ngantar Sania,"jelasku padanya. sekarang jawab pertanyaan aku," Kamu nangis?kok jam segini udah pulang?"
Prilly menghela nafasnya,"sama kak Sania?"
"Iyaa, aku gak mungkin nganterin dia ke apartemen dulu. Lagi pula cuma sebentar."
Kontan tiba-tiba Prilly memelukku erat. Ku elus pucuk kepalanya. "kamu kenapa?"
Dia hanya berdeham. Ku lepaskan pelukannya namun tanganku masih melingkar di pinggangnya.
"Kenapa dilepas?"tanyanya mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku."
Dia kembali menarik tubuhku untuk memeluknya, ku rasakan tangannya memeluk leherku erat. "Aku kangen kamu,"ucapnya pelan hampir tak terdengar.
Aku tersenyum,andai dia tahu aku lebih merindukannya. Ku elus punggungnya perlahan. Tiba-tiba dia melepaskan pelukannya. Sekarang gantian aku yang kesal kenapa di lepas?
"Kamu gak kangen sama aku?"tanyanya polos. Dia mengulum bibirnya, membuatku gemas.
Aku menggigit bibir bawahku menahan tawa. Membawanya kembali ke pelukanku. Ku sandarkan kepalanya di dadaku,
"Kamu gak perlu nanya itu. I miss you each day, every minute and all the time."
Dia mendongak menatapku, ku cium bibirnya. Sudah lama aku tidak menikmati ciuman istriku. aku sangat merindukannya. Ku rasakan kerinduan yang mendalam di ciumannya. Sangat lembut. Tangannya menjelajahi dadaku yang masih berbalut kemeja. Dengan lihai dia membuka kancing kemejaku satu per satu. Ku lepaskan ciuman kami saat kemejaku sudah tidak terkancing lagi.
"Kenapa?"tanyanya mengerutkan keningnya.
"Aku belum mandi,"ucapku memperlihatkan deretan gigi rapiku.
"Gak usah, aku udah gak sabar,"balasnya kembali menciumi bibirku intens. Aku pun hanya menikmati ciumannya. Inilah kali pertamanya dia yang meminta duluan. Ku tindih tubuhnya perlahan tanpa melepaskan ciuman panas kami, sementara tangannya sudah berhasil menanggalkan kemeja yang membalut tubuhku. Dia berguling, mengubah posisinya yang menjadi di atas tubuhku. Dia duduk di atas perutku. Membuka piyamanya yang baru terkancing setengah. Aku baru melihat Prilly seagresif ini.
Kini dia beralih mengecup leherku,bibirnya yang basah menyusuri tiap inchi permukaan kulit di leherku, sesekali bibirnya menghisap dan menggigit meninggalkan kissmark di sana,membuatku mendesah kenikmatan. Deru nafasnya yang memburu ku rasakan saat lidahnya mulai menjilati dan mengulum daun telingaku. Nafasnya tersengal-sengal. Dengan sigap, ku lepaskan kaitan branya. Melemparnya entah kemana. Ku rasakan dadanya yang kenyal bergesekan dengan dada bidangku, membuatku tak tahan lagi. Ku tindih kembali tubuhnya, ku kulum dadanya yang ranum dan membuat beberapa kissmark di dadanya yang putih. Sementara tanganku membuka celananya perlahan. Ku satukan perlahan diriku dengannya. Ku lihat matanya yang sayu lantas ku gigit pelan pipi chubbynya.
"Ahh." desahnya kenikmatan. Membuatku makin bersemangat. Hingga aku sadar, aku tidak memakai pengaman. Ku lepaskan perlahan tubuhku yang sudah menyatu dengan tubuhnya. namun dia mendorong bokongku dengan kakinya agar lebih mendekat.
"Aku..gak.." ucapku terbata-bata di sela-sela desahanku.
"I want a baby,"ucapnya menarik tengkukku untuk menciumi bibirku. Akupun membalasnya dengan penuh gairah. Malam ini Prilly benar-benar agresif,bahkan ia mendorongku yang sedang berada di atasnya hingga tubuhnya kini berada di atasku,dia mencumbuku panas penuh gairah. Kami menyatukan tubuh dengan posisi Prilly berada di atas,untuk pertama kalinya ia memegang kendali atas permainan ini.
***
Prilly's POV
Aku terbangun dengan posisi yang masih memeluk Ali. Tubuhku masih terasa pegal karena kami bercinta semalaman. Aku tertawa kecil mengingat kejadian semalam. Kenapa aku bisa seagresif itu?bahkan aku sebenarnya tidak rela menghentikan permainan kami. Aku merasa selama ini aku terlalu egois. Aku hanya mementingkan diriku sendiri. Aku tidak pernah mengerti keinginan Ali. dia sudah sangat menginginkan sosok malaikat kecil di keluarga kami.
Ku raih pakaianku yang semalam ku lempar di bawah ranjang, sementara tangan kananku memegang selimut yang menutupi tubuhku di depan dada. Aku meraih pakaianku dengan bersusah payah. Hingga Ali menarik pinggangku untuk berbaring kembali dengannya. "Li, aku mau mandi."
"Nanti dulu kek, buru-buru amat. Katanya mau baby,"ucapnya meledekku.
Kupastikan mukaku sudah merah sekarang." Hahahaha kamu lucu," sambungnya menggigit pipiku pelan.
"Ih Ali sakit tahu,"kilahku menampar pipinya pelan. Sebenarnya aku malu.
Dia malah menciumi pipiku berkali-kali,"Ih Ali bau, kamu belum sikat gigi,"omelku padanya.
"Alah bau-bau gini juga kamu suka,"sahutnya yang malah mengangkat tangannya, menelungkup kepalaku di ketiaknya.
"Ih jorok." aku berusaha melepaskan diriku darinya.
"Udah ah aku mau mandi,"ucapku beranjak dari ranjang. Dia menarik tanganku,"kenapa lagi?"
"Gamau buat baby di kamar mandi?"Tanyanya yang semakin ngawur. Dia mengedip-ngedipkan matanya ke arahku. Ku lempari dia dengan bantal. Ali mendekatiku dan kemudian membopongku ke kamar mandi.
"I want a baby,once again please." bisiknya di telingaku di iringi senyuman jahilnya.
Oh my God! Semalam kami sudah melakukannya empat kali dan kini ia minta nambah lagi.
"Ali,aahh."
***
Seusai mandi, aku bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Sania dan Ali. "Pagi Prill."sapa Sania yang sudah duduk cantik di mini bar.
"Tumben lo udah bangun,"sindirku ke arahnya. Aku tahu betul tabiat kakakku yang satu ini. Dia paling malas jika disuruh bangun pagi.
"Hahaha biasa aja kali, abis semalem gue mimpi indah sih." ucapnya yang membuatku bergidik.
"Mimpi indah?"
Dia mengangguk pelan. "Mimpi apa?"tanyaku penasaran. Hingga suara bel apartemen berbunyi. "Siapa sih yang bertamu pagi-pagi?"
"Biar gue aja yang buka,"ucap Sania bergegas ke ruang depan. Melihat Sania yang tidak juga kembali, membuatku berjalan menghampirinya.
********
asseeek ada yang senyum-senyum,FW di next lagi. apa senyum-senyum karena Ali prilly bikin baby ya wwkwk
mommy baik kan,ALIKA votenya blm nyampe 250 udah di next wkwkw karena mommy tahu sampai lebaran monyet juga ga bakalan nambah votenya wkwkwk cerita mommy mah apa atuh :p
udah ya jangan minta next lagi,mommy mau ke lapak sebelah dulu byeee... muahhh
KAMU SEDANG MEMBACA
FREAKY WEDDING
Fanfiction18+ Cerita ini adalah karya @leosenja dan atas persetujuannya cerita ini di publish kembali setelah direvisi terlebih dahulu oleh @widyahadi Cinta datang tak mengenal usia, cinta datang dengan cara tak terduga,dan cinta tahu kemana takdir membawa ki...