Aku memandangi punggung Ali, dia tidur membelakangiku enggan menatapku. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan Ali sesensitif ini. Padahal masalahku dengannya tadi hanya sebuah masalah kecil. Aku hanya bertemu dengan teman SD ku dan menyembunyikan status pernikahan kami. Apa itu keterlaluan?ku rasa tidak, mengingat pernikahanku dan Ali awalnya memang sengaja di sembunyikan.
"Li,"panggilku lirih, namun Ali tidak bergerak.
Aku tahu dia belum tertidur. Hal ini terlihat dari nafasnya yang belum beraturan. Ku rapatkan tubuhku dengannya, ku peluk dia dari belakang. Aku tidak mau bertengkar dengannya terlalu lama. Apa lagi di moment kami sedang berbulan madu. Ku pererat tanganku di perutnya.
"Kamu kenapa sih Li?"bisikku di telinganya. Dia masih tidak menjawab. Sepertinya Ali benar-benar marah padaku.
Ku cium tengkuknya, "aku sayang kamu. Jangan diemin aku kayak gini,"ucapku hampir menangis. Bibirku sudah bergetar menahan tangis, aku tidak kuat didiami Ali seperti ini.
Ini memang bukan pertama kalinya Ali marah padaku, tapi biasanya dia akan mengomel tanpa henti. Baru kali ini dia hanya diam, mengacuhkanku seolah aku tidak ada. Jujur ini lebih sakit. Kalau boleh memilih, aku lebih memilih dia memarahiku bahkan memakiku daripada dia diam saja seperti ini. Seperti bukan Ali. seperti bukan suamiku.
"Kalau kamu masih marah sama aku, aku minta maaf. Tapi jangan diem aja kayak gini,"ucapku lagi, aku menggigit bibir bawahku menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata.
"Li, kamu dengar aku kan?kamu belum tidur kan?"tanyaku lagi, namun dia masih diam bergeming.
Ku rasakan nyeri di hatiku. Air mataku jatuh tak tertahan.Aku sudah tidak bisa menahannya lagi.
"Kamu udah tidur ya? Goodnight sayang,"ucapku menyerah sembari menyeka air mata yang sudah membasahi pipiku, ku lepaskan tanganku yang melingkar di perutnya. Aku berjalan ke arah balkon kamar hotel, ku tatap langit yang berwarna gelap. Mirip dengan suasana hatiku saat ini. Semilir angin menerpa wajahku tidak ku hiraukan. Dingin namun lebih dingin lagi hatiku saat ini. Apa sebegitu besarnya kesalahanku?hingga dia mengabaikanku begitu saja. Selapis air sebening kristal turun dari langit, ya bahkan langit pun turut merasakan kesedihanku.
***
Ali's POV
"Li," ku dengar suara Prilly memanggilku pelan. Namun aku tidak menoleh. Aku masih dalam posisi membelakanginya. Sebenarnya aku tidak marah padanya saat kejadian dia menggigit bibirku. Tapi aku kesal saat Ranu, seorang pria yang dia bilang teman lamanya waktu sekolah dasar menatapnya. Aku ini pria, ku lihat ada ketertarikan di sorot matanya saat dia menatap istriku. tentu saja aku kesal, ingin rasanya ku colok matanya itu yang sudah jelalatan memandang istri orang.
Kejadian itupun diperparah oleh Prilly yang tidak mengakuiku sebagai suaminya. Entah apa yang dipikirkan istriku, jelas-jelas Ranu itu menyukainya. Aku bisa melihatnya, bahkan orang buta saja tahu. Tapi dia malah menyembunyikan status kami dengan alasan yang menurutku kurang masuk akal. Heboh?ya dia tidak mau menjadi heboh karena tidak ada satu orang teman SDnya yang tahu tentang pernikahan kami. Memangnya kenapa kalau menjadi heboh?ini kan berita bahagia, kecuali memang dia tidak mau mengakuiku.
Kurasakan tangannya melingkar di perutku, bahkan dadanya menempel di punggungku.
"Kamu kenapa sih Li?"bisiknya tepat di telingaku membuatku tidak tega. Ku rasakan pula bibirnya yang menempel di tengkukku.
"Aku sayang kamu. Jangan diemin aku kayak gini,"ucap lagi. Rasanya aku ingin membalikkan badanku sekarang juga. Aku ingin mendekap tubuhnya erat. Namun sekujur tubuhku kelu.
Bukan karena aku masih marah padanya,lagi pula sebenarnya itu hanya masalah sepele. Aku saja yang agak berlebihan. Tapi karena aku terlalu takut kehilangan Prilly. Entah sejak kapan aku menjadi seposessif ini. Yang jelas semakin hari aku semakin mencintai istriku. saat melihat Ranu, ku rasakan perasaan yang aneh. Aku tidak tau apakah firasat pria bisa setajam firasat wanita. Namun yang ku rasakan. Aku hanya takut kehilangan Prilly. Aku merasa Ranu adalah ancaman besar bagi rumah tanggaku, aku yakin ini bukan perasaan cemburu semata. Tapi ada hal lain, yang aku sendiri belum mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREAKY WEDDING
Fanfiction18+ Cerita ini adalah karya @leosenja dan atas persetujuannya cerita ini di publish kembali setelah direvisi terlebih dahulu oleh @widyahadi Cinta datang tak mengenal usia, cinta datang dengan cara tak terduga,dan cinta tahu kemana takdir membawa ki...