Prilly menunggu Ali dengan gelisah. Pasalnya Ranu sudah memesan khusus gaun pengantin untuknya. Dia sudah memantapkan hatinya. Hanya Ali yang dia cintai. Sebaik apapun Ranu, dia tidak bisa menggeser kedudukan Ali dalam hatinya.
"Hhm," suara batuk membuyarkan lamunan Prilly, dia menoleh ke belakang mendapati seseorang yang sudah 6 tahun ini tidak dia lihat.
"Niken?" gumamnya terkejut.
"Kenapa? Kaget kenapa aku yang datang?" Tanyanya sinis, duduk di kursi depan Prilly, dia mengambil rokok di dalam tasnya. Memantikkan api, lalu menyesap rokok itu.
Prilly hanya terdiam, dia syok dengan kedatangan Niken. Prilly memutar bola matanya mencari Ali, namun tidak ada.
"Cari Ali? Dia gak bakal kesini," kata Niken yang mengetahui isi pikiran Prilly.
"Well, ternyata kamu udah berubah ya?" ucap Niken, memperhatikan Prilly dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Niken tersenyum, namun bukan jenis senyuman ramah. Melainkan senyuman mengejek.
"Cantik, sampai-sampai sudah bisa menggoda suami orang lain."
Prilly menyipitkan matanya, apakah Niken mengetahui tentang perbuatannya dengan Ali?
"Maksudmu apa?"
Niken melipat kedua tangannya di depan dada. Matanya yang di poles eye-liner menatap Prilly sarkatik.
"Masih nanya?" Tawanya kecut.
"Ternyata kamu gak lebih dari wanita murahan, yang suka menggoda suami orang!" Tambahnya kesal.
Prilly bangkit dari duduknya, menampar wanita itu karena sudah lancang menyebutnya murahan.
"Heh denger ya aku tidak pernah menggoda suami siapapun, jangan samakan aku dengan dirimu!!!" Sentaknya keras. Dadanya naik turun karena emosi. Pengunjung café yang kebetulan tidak terlalu ramai berbondong-bondong melihat kejadian itu. namun baik Niken maupun Prilly tidak peduli. Mereka sama-sama di puncak emosinya masing-masing.
Niken memegang pipinya yang ditampar Prilly, berdiri mensejajarkan tinggi mereka.
"Oh ya? Buktikan kalau kamu bukan wanita murahan. Menjauhlah dari suamiku jalang!!!" ucapnya lantang, berlalu pergi dari café meninggalkan Prilly yang masih diam terpaku.
***
Ali menghubungi Prilly berkali-kali, namun nomernya tidak aktif. dia mengerutkan kening, ada apa dengan Prillynya? Dia memutuskan untuk menemui Prilly seusai pekerjaannya selesai.
Sontak Zion menepuk pundaknya cukup keras, yang membuat ponselnya hampir terlempar.
"Woy Bro."
Ali memicingkan matanya ke arah Zion, menatapnya dengan tatapan mengerikan. Namun bukannya takut, Zion malah tertawa terbahak-bahak.
"Ternyata orang galau, tatapannya mematikan yee," ucap Zion asal. Berjalan ke sudut ruangan membuka kulkas kecil dan mengambil softdrink.
"Sok tau lo, siapa yang galau?" Jawabnya asal kembali mencoba menghubungi Prilly namun ponselnya masih tidak aktif.
"Orang gue lagi berbunga-bunga gini," tambahnya tersenyum mengingat kejadian malam itu.
Zion menautkan alisnya menatap jijik ke arah Ali yang sedang kasmaran layaknya anak muda. Dia melempar bantal tangan yang ada di sofa.
"Geli tau gak muka lu hahaha."
Dengan sigap Ali menangkap bantal yang di lempar Zion, duduk disamping pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREAKY WEDDING
Fanfiction18+ Cerita ini adalah karya @leosenja dan atas persetujuannya cerita ini di publish kembali setelah direvisi terlebih dahulu oleh @widyahadi Cinta datang tak mengenal usia, cinta datang dengan cara tak terduga,dan cinta tahu kemana takdir membawa ki...