FREAKY WEDDING (ENDING)

43.7K 2.2K 177
                                    

Gritte menatap sahabatnya dengan iba. Berteman dengan Prilly sejak di bangku SMA membuat dia tahu isi hati sahabatnya itu. wajah Prilly yang dipoles make up pengantin terlihat cantik bak boneka Barbie. Tubuh mungilnya juga terlihat sexy dengan balutan kebaya berwarna putih tulang yang pas di tubuhnya, memperlihatkan lekuk tubuhnya. Namun dari sorot matanya, Gritte tahu pasti. Ada kegelisahan dan kesedihan terpancar di sana. Dia membawa tangan Prilly untuk digenggamnya.

"Gimana deg-degan gak? Tinggal hitungan menit nih lo bakal resmi melepas status janda," ucapnya mencoba mencairkan suasana. Prilly hanya tersenyum sekilas. Tidak seperti Prilly yang biasanya.

"Lo kenapa sih Prill?"

"Gue gapapa, mungkin efek nervous aja," kilahnya berusaha santai. Padahal di dalam hatinya tak menentu. Dia sudah mengambil keputusan yang dia sendiri ragu. Ranu sudah menawarkannya untuk melepaskannya. Namun dia menolak, Ranu terlalu baik untuk disakiti. Biarlah kisahnya dengan Ali sampai di sini. Mungkin ini sudah takdir yang tertulis.

"Ya udah gue keluar dulu ya, kayaknya Arif nyariin gue," izin Gritte yang hanya diberikan anggukan oleh Prilly. Arief adalah suami Gritte yang dinikahinya dua tahun lalu. Bahkan sekarang Gritte sedang berbadan dua. Gritte mencium pipi Prilly kemudian berlalu keluar kamar yang sudah dihias sebagai kamar pengantin itu.

Sebuah ketukan membuat Prilly berbalik menatap pintu yang terbuka. Di lihatnya Ali dengan setelan jasnya yang berwarna hitam legam datang menghampirinya.

"Kamu cantik," pujinya tulus saat melihat Prilly yang sedang duduk di meja riasnya. Prilly hanya tersenyum memandang Ali. Mantan suaminya itu juga terlihat gagah dengan garis keras di rahangnya. Mungkin inilah hari terakhir dia melihat Ali, setelah dia menikah dengan Ranu. Prilly memutuskan untuk menetap di Bali menemani Ranu mengelolah bisnis resortnya yang ada di sana. Dia akan memulai kehidupan baru di pulau Bali. Yang orang bilang sebagai pulau cinta. Di Bali nanti juga dia berharap bisa mencintai Ranu dengan tulus, sebesar cinta Ranu padanya.

"Sudah siap?" Tanya Ali dengan wajah yang dipaksakan tersenyum. Tangannya terulur, untuk membantu Prilly berjalan ke pelaminannya. Dia tidak mau membuat Prilly merasa sedih. Biarlah dia menyimpan luka ini sendirian. Prilly tersenyum kecil membalas uluran tangan Ali. Ada perasaan aneh saat tangannya menyentuh lengan Ali, perasaan yang tidak dia rasakan setiap dia menyentuh Ranu. Prilly menatap Ali nanar, apakah keputusannya sudah tepat? Dia melihat wajah Ali yang terlihat tampan namun muncul semburat luka.

"Ada apa?" Tanya Ali yang melihat Prilly hanya diam menatapnya.

"Aku gak bisa Li, aku hanya mencintaimu," kata-kata itu terlontar begitu saja dari bibir tipisnya. Dia tidak bisa mengontrol ucapannya sendiri saat hatinya berontak. Ali hanya termenung mendengar ucapan Prilly, dia sudah menduga, bahwa wanita ini hanya mencintainya. Seulas senyuman melengkung di bibirnya.

Sontak suara dehaman terdengar dari arah pintu, Ranu. Dia berjalan menghampiri Ali dan Prilly, menarik pinggang Prilly untuk mendekat ke arahnya.

"Biarkan gue bawa pengantin gue sendiri," ucapnya berlalu merangkul Prilly dan meninggalkan Ali yang hanya terdiam di kamar.

"Kita mau kemana Nu?" Tanya Prilly ketika mendapati Ranu membawanya ke halaman belakang, bukan ke ruangan yang sudah disiapkan untuk proses ijab qobul.

"Bukannya aku sudah memberimu kesempatan dan kamu menyia-nyiakannya. Dan sekarang kesempatan itu sudah habis Prilly. Kamu milikku!!" Ucapnya setengah berteriak. Emosi yang ditahannya selama ini sudah tersulut.

Prilly terduduk di bangku taman, dia tidak pernah melihat Ranu semarah ini, air matanya jatuh menghancurkan make up-nya.

"Maaf kan aku Nu, aku hanya tidak bisa mengontrol ucapanku. Aku sadar akan keputusan yang ku ambil. Aku tidak akan mundur. Aku akan tetap menikah denganmu."

FREAKY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang