Tidak terasa hari ini sudah hari senin, dan seperti biasa ada jadwal pelajaran Bu Emil, sedikit malas aku masuk sekolah hari ini tapi kalau aku tidak masuk sekolah aku tidak bisa bertemu dengan Eza. kuakui aku bersemangat sekolah karena Eza. Dia memiliki pengaruh yang besar terhadapku.
"Tita, kamu cepat sarapannya nanti kamu telat. Lihat nih udah jam berapa?" sahut mama.
Mamaku selalu sibuk kalau pagi. Mama lebih suka menyiapkan sarapan sendiri. Betapa terkejutnya saat aku tiba diruang makan. Papaku terlihat duduk dengan tenang diruang makan.
"Papa!!!!" teriakku sambil memeluk papaku. Sudah hampir satu bulan aku tidak bertemu papa.
"Kamu tidak buat masalah kan selama papa tidak ada?"
"Ya nggak lah Pa, Tita kan anak baik-baik masa Tita buat masalah sih" Sudah lama aku, papa dan mama tidak sarapan bareng seperti ini.
"Oh ya, papa kapan pulang ko Tita nggak tahu?"
"Papa pulangnya tengah malam jadi waktu papa pulang kamu sudah tidur. Nggak mungkin kan papa bangunin kamu tengah malam cuma bilang kalau papa sudah pulang."
Untung semalam Eza pulang duluan kalau tidak, dia bisa bertemu dengan papa dan bisa merepotkan jika nanti papa bertanya tentang Eza.
Dari kejauhan aku lihat mobil Juna, dan mobil itu persis berhenti didepanku.
"Tita, ayo naik. Aku antar kamu ke sekolah" ajaknya.
"Juna? Nggak usah, aku naik taksi aja"
"Tapi kamu lihat sendiri kan, nggak ada taksi yang lewat satupun?"
"Iya sih, tapi-"
"Kamu mau telat sampai sekolah?"
"Yaudah deh." Akhirnya aku menyerah untuk diantar olehnya.
Selama perjalanan menuju sekolah Juna terlihat diam dan tidak banyak berbicara. Tidak seperti Juna yang dulu, sepertinya dia sedang ada masalah atau ada yang membuat dia sedih. Maka aku berinisiatif memulai pembicaraan dengannya, jika memang dia sedang ada masalah, siapa tahu aku bisa membantunya. Sebagai sahabatnya, aku harus menghiburnya, seperti dia yang sering menghiburku jika aku sedang sedih.
"Jun, nanti pulang sekolah kita makan bareng yuk! Kan kita jarang makan bareng akhir-akhir. Gimana mau nggak?" aku sengaja mengajaknya makan diluar supaya dia bisa menceritakan semua masalahnya kepadaku.
"Boleh," jawabnya. "Tapi tumben kamu ngajak aku makan diluar?"
"Ya nggak apa-apa sekali-sekali kita makan diluar. Kalo nggak mau juga nggak apa-apa"
"Mau ko, tadi kan aku bilang mau. Oke deh nanti pulang sekolah aku jemput"
"Beres"
Setelah sampai sekolah, hampir saja aku terlambat. Kalau sampai aku terlambat, aku bisa mendapatkan hukuman lagi. Aku berjalan cepat menuju kelas, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Dengan spontan aku menengok "Kaget ya?" tanya Eza.
"Kamu ngapain sih, pagi-pagi udah ngagetin orang."
"Maaf sayang. Oh iya tadi kamu berangkat sekolah sama siapa? Ko tumben sampainya jam segini?"
"Aku tadi berangkat dianter sama Juna. tapi kamu jangan mikir yang macam-macam ya, aku cuma dianter aja ko sama dia."
"Aku percaya ko." Jawabnya tersenyum. "Yaudah yuk kita masuk kelas."
Sepulang sekolah, Eza mengajakku untuk pulang bareng dengannya, tetapi aku sudah terlanjur ada janji dengan Juna dan aku lupa bilang ke Eza kalau aku akan pergi dengan Juna.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE IS YOU
Romance"Apakah aku masih boleh berharap kalau kau ditakdirkan untukku? Aku sudah menjalani pernikahan dengan pria yang tidak ku cintai.. Setelah takdir mempertemukan kita, kau sudah bahagia dengan wanita lain.." - Artita Anastasia Aviadi - "Kita sama-sama...