CHAPTER 17

4.9K 191 2
                                    

"Apa yang kamu lakukan?" Geram Juna menatapku tajam.

"A-aku...." gugupku.

Anak buahnya pasti sudah memberitahukan aku berada disini. Yang aku tahu,seharusnya lusa dia baru pulang dari luar kota tapi sekarang secara tiba-tiba dia sudah ada dihadapanku.

Dia sangat marah terlihat dari tatapannya. Tapi semarah apapun, Juna sanggup menahan emosinya didepanku. Tak pernah sekalipun dia bertindak atau berbicara kasar kepadaku.

"Kamu tahu ini jam berapa? Sudah berapa kali aku bilang jangan pernah keluar malam sendiri apalagi sampai mengemudi mobil sendiri." Dia menghela nafas kasar, penampilannya sangat berantakan. Dengan kemeja yang sudah dikeluarkan dan terbuka dua kancing diatasnya. "Kamu tahu betapa frustasinya aku, saat Alex bilang kamu keluar malam dengan menyetir mobil sendiri" Juna menangkup pipiku dengan kedua tangan besarnya. "Sayang, aku sangat mengkhawatirkanmu" tatapan dan nada bicaranya mulai melembut.

"Maaf.." hanya kata itu yang bisa aku keluarkan.

"Bunda" aku melupakan kehadiran Lou, dia berkata sambil menarik pelan ujung bajuku. "Ta-kut" ujarnya kemudian memeluk kedua kakiku.

Sepertinya Lou ketakutan melihat Juna yang sedang memarahiku tadi. Dia terus menunduk dan tetap mendekap kakiku.

"Siapa dia?" Tanya Juna.

"Dia Louis"

"Aku tidak bertanya namanya, yang kutanyakan ada hubungan apa kamu dengannya?" Tanyanya sambil menatapku dan Lou secara bergantian. "Apa saja yang aku lewatkan selama tiga hari ini, hem?"

"Lapar bunda" rengek Lou.

"Iya sayang kita tunggu pizzanya datang ya." Ku raih tubuh mungilnya agar aku dapat leluasa melihat wajahnya.

"Aku akan jelaskan nanti dirumah" Juna mengangguk setuju dengan permintaanku.

Sepertinya ia tidak suka dengan Lou dalam gendonganku. Terlihat dari sebelah lengannya yang mengapit pinganggku. sikapnya yang tidak mau mengalah membuatku jengah.

***

Kabukicho, Tokyo...

Suasana di Tokyo tepatnya Kabukicho, sangat ramai dikunjungi saat malam hari. Area yang terletak di Distrik Shinjuku Tokyo, ini sudah sangat dikenal sebagai red light district-nya Tokyo. Bahkan kabarnya, Kabukicho ini merupakan red light district terbesar di Asia.

Dua orang pria terlihat keluar dari daerah itu. Dengan susah payah seorang pria membantu temannya yang sedang mabuk berat itu untuk berjalan.

Rancauan pria mabuk itu tak dihiraukan oleh temannya yang masih dalam keadaan sadar. Tujuannya saat ini hanyalah menemukan kendaraan untuk kembali pulang.

Penyesalan terlihat dari wajahnya, seharusnya ia tidak mengajak temannya untuk bertemu didaerah yang salah. Niatnya hanya untuk menghibur temannya tetapi yang terjadi sekarang seakan bukan meringankan kesedihan yang dirasakan temannya.

"Nanishiteruno?" (Apa yang kamu lakukan? ) Tanya pria yang sedang memapah temannnya.

"Watashi wa mada kare o aishite!!" (aku masih mencintainya) rancau pria mabuk itu.

"Dimana mobilmu?" Bukan jawaban yang terucap dibibir pria mabuk itu hanya rancauan yang tak jelas terdengar.

"Oyasumi" (selamat malam) sapa seorang wanita muda.

"Oyasumi" balas pria itu dengan ramah.

"Watashi wa indoneshia kara kimashita" (saya dari indonesia) ujar wanita itu dengan lembut.

PRINCE IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang