- Juna POV -
Aku melihat Tita yang berjalan perlahan menjauhiku. Semua orang yang melihatnya pasti sudah bisa menebak bahwa dia adalah mahasiswi baru dikampus ini. Dia terlihat sangat takjub melihat kampus barunya. karena memang kampus ini terletak didaerah perkantoran elit, salah satunya perusahaanku.
Biar ku deskripsikan kampus barunya ini. Universitas ini sudah tercatat sebagai universitas terbaik di negara ini. Gedungnya didominasi warna merah dan memiliki taman yang cukup luas didepannya. Pemandangannya sangat asri, dan universitas ini juga sangat mengedepankan pengembangan teknologi informasi, manajemen, ilmu komunikasi, serta budaya dan bahasa, yang dikemas dalam satu kesatuan sistem pembelajaran yang holistik, dalam hal pencapaian lulusan-lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan universitas lainnya.
Aku harus mengetahui secara detail jika yang berhubungan dengan Tunanganku. Dia pantas mendapatkan tempat terbaik dimanapun. Dan aku sangat bersyukur sekali lokasi Kampus yang aku pilih jaraknya tidak terlalu jauh dengan kantorku.
Tidak terasa sudah 10 menit aku berdiri didepan mobilku dan secara tak sadar Tita sudah hilang dari pandangan mataku. Melihat jam yang sudah menunjukan 09.30 AM, itu artinya aku telat 30 menit untuk rapat diperusahaanku. Aku tak perduli dengan rapat sialan itu, aku hanya memperdulikan tunanganku, hanya dia yang menjadi prioritas utamaku.
Seperti biasa saat aku tiba dikantor seluruh pegawai menyapaku tak lupa dengan senyumannya. Aku hanya melempar tatapan dingin dan tak ingin membuang-buang waktu untuk membalas sapaan mereka.
"Darimana saj-"
"Jangan bertanya apapun. Apa tamunya sudah datang?" Ucapan Romeo terpotong olehku.
"Tamu penting itu sudah pergi, dia bosan menunggu orang yang tak kunjung datang." Sindirnya.
"Aku tak perduli dengan rapat sialan ini Romeo!!!"
"Tapi kau harus tau, proyek ini adalah proyek terbesar yang akan menguntungkan perusahaan kita."
"Persetan dengan keuntungan!!" Geramku.
"Baiklah-baiklah. Aku akan mereschedule ulang jadwal dengan Mr. George, itu juga jika dia tidak kecewa dengan kita."
"Ide yang bagus, lakukanlah! Apa pengganti Felisha sudah datang?"
Semenjak insiden Felisha kemarin, aku tak segan-segan memecatnya dan sudah ku pecat dia secara tidak hormat. Romeo menyarankan agar aku mencari sekretaris baru. Awalnya aku menolak sarannya, karena aku takut kejadian kemarin terulang kembali. Tapi Romeo akan terbebani jika aku tak segera mencari sekretaris baru, karena pada dasarnya Romeo adalah Manager Pemasaran di Perusahaan ini tidak mungkin ia juga merangkap menjadi sekretarisku.
"Ya, dia sudah datang sejak 2 jam yang lalu. Aku akan menyuruhnya masuk. Dan kuharap kau langsung menerimanya. karena aku sudah mempelajari CV dan pengalaman kerjanya yang cukup mengagumkan "
Aku mengangguk menyetujui ucapannya.
Tak lama seorang wanita masuk keruanganku. Dengan penuh percaya diri dan keanggunan yang dimilikinya ia langsung menempati tempat duduk dihadapanku tanpa dipersilahkan terlebih dahulu.
"Saya Jessica. Perusahaan anda tidak terlalu buruk" ujarnya melihat ke sekeliling ruanganku.
"Saya tidak butuh pendapat anda mengenai perusahaan saya. Sikap anda sangat berani sekali mengingat anda hanya pelamar kerja disini." kataku dingin.
"Saya hanya percaya diri Tuan, jangan samakan saya dengan semua pelamar. Jadi apa tugas saya?"
Darimana Romeo mendapatkan pelamar yang seperti ini? Apa dia dikeluarkan dari perusahaan sebelumnya karena sifatnya yang sangat angkuh? Tapi aku merasa tertantang dengan sikapnya, apakah dia bisa menerima semua tugas yang tak sedikit dariku. Mungkin aku akan berikan sedikit pengalaman untuknya. batinku menyeringai.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE IS YOU
Romantik"Apakah aku masih boleh berharap kalau kau ditakdirkan untukku? Aku sudah menjalani pernikahan dengan pria yang tidak ku cintai.. Setelah takdir mempertemukan kita, kau sudah bahagia dengan wanita lain.." - Artita Anastasia Aviadi - "Kita sama-sama...