CHAPTER 38 (The END)

12.5K 312 14
                                    

-Author POV-

Tita menemukan kejujuran dimata Eza. Apakah keputusan menerima lamaran Eza adalah keputusan yang benar. Hatinya bertanya-tanya mengapa Eza memilihnya untuk menjadi istrinya, Eza bisa mendapatkan wanita yang lebih baik darinya. Eza bisa mendapatkan wanita yang terpelajar bukan seperti dirinya yang tidak lulus kuliah, dan Eza bisa mendapatkan wanita yang berstatus single bukan single parents seperti dirinya.

"Seharusnya bukan aku-"

"Ssstttt..." jari telunjuk Eza memberhentikan ucapanku.

"Aku tidak mencari wanita yang sempurna, karena aku pun bukan pria yang sempurna. Tita, dengarkan aku. Aku tidak melihat kamu wanita yang pantas atau tidak pantas menjadi istriku. Aku bukan raja, aku hanya pria biasa yang mencintai seorang wanita yang bernama Artita Anastasya Aviadi, perasaan itu tidak berubah sedikitpun. Walaupun kamu pernah menikah dengan pria lain dan meskipun kita tidak dipertemukan selama bertahun-tahun, hatiku tetap memilihmu. Jadi apakah kamu mau menjadi istriku? Mempersatukan hati kita kembali? Karena aku yakin dengan cobaan yang selama ini kita alami, kamu adalah jodohku."

Ucapan Eza menumbangkan pemikiran negatif Tita. Ia begitu terharu dengan perasaan Eza yang tulus mencintainya. Tita pun tak menampik perasannya yang juga masih mencintai pria itu. Tetes demi tetes air matanya mengalir, ia sungguh bahagia bisa dipertemukan kembali dengan Eza, cinta sejatinya.

"Ya aku mau..."

Kalimat itu membuat Eza bernafas lega, akhirnya setelah sekian lama ia bisa bersatu kembali dengan wanita yang dicintainya. Eza memeluk Tita begitu erat, ternyata Tuhan merencanakan takdir yang begitu indah di akhir.

"Aku harus pulang, Louis pasti akan mencariku" ujar Tita yang baru menyadari bahwa sejak tadi ia masih berada di rumah sakit.

"Tapi aku sangat khawatir dengan keadaanmu."

Tita menggenggam tangan Eza untuk menenangkan, "Tenanglah, aku baik-baik saja"

"Baiklah, aku akan mengantarmu pulang"

Saat ini tidak ada lagi yang bisa menghalangi mereka untuk bersatu, sepanjang perjalanan tangan mereka saling bertaut dan Eza berjanji akan membahagiakan wanitanya.



Mobil Eza berhenti tepat didepan rumah sederhana Tita. Tita segera bergegas memasuki rumahnya karena khawatir dengan keadaan Lou.

"Bunda?"

Tita heran melihat rumahnya yang gelap gulita tanpa cahaya penerangan sedikitpun. Tapi ia mendengar suara Lou yang memanggil dirinya.

Lou memeluk bundanya. Ia khawatir jika sesuatu terjadi kepada bundanya. Tita membalas pelukan Lou seolah ingin menyampaikan betapa ia sangat menyayangi anak itu melebihi dirinya sendiri.

"Mengapa lampunya tidak dinyalakan?" Eza ikut masuk kedalam rumah itu sambil mencari saklar lampu.

"Bunda, om itu siapa?" Tanya Lou heran.

"Kenalkan, om adalah calon suami bundamu nak"

"Apa? Bunda ingin menikah lagi?" Lou menatap bundanya.

Tita mengusap wajah Lou, ia mengangguk pelan. Hatinya gelisah, apakah Lou tidak akan mengizinkannya untuk menikah lagi. Apapun keputusan Louis, ia akan mengikuti kemauan anaknya dan ia tidak ingin mengecewakan anaknya karena Louis adalah satu-satunya kebahagiannya.

"Apa ayah akan bersedih jika bunda menikah lagi?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Louis.

Tita sudah membuka mulutnya, sebelum ia berbicara Eza mendahuluinya. "Ayahmu tidak akan bersedih, justru ia senang karena sekarang sudah ada yang menjaga kalian"

Louis terdiam mendengar jawaban Eza, lelaki yang belum genap 17 tahun itu menatap Eza dengan tatapan tak terbaca. Sedangkan Eza membalas dengan tatapan teduhnya. Pria itu berusaha meyakinkan Louis bahwa ia mampu memberikan kebahagiaan sama seperti yang ayahnya berikan.

"Bolehkan aku memanggilmu ayah?"

Pertanyaan Louis dibalas pelukan oleh Eza. Pelukan itu terasa hangat, Louis merasakan bahwa Eza tulus mencintai bundanya.

Tita terharu melihat dua orang yang sangat dicintainya saling berpelukan. Ternyata Louis bisa menerima kehadiran Eza, dan Eza akan menyayangi Lou dengan tulus walaupun anak itu tidak memiliki darah yang sama dengan dirinya.

***

-Tita POV-

Resepsi pernikahan kami begitu meriah, banyak tamu yang hadir mendoakan kami walaupun aku tak mengenal mereka tapi aku senang karena semua teman dan patner kerja Eza menerima kehadiranku dengan baik.

"Kamu bahagia??" Ujar Eza dengan binar bahagia di matanya.

"Jika bersamamu aku akan selalu bahagia"

Eza memeluk Tita dengan tulus. "Percayalah, kita ditakdirkan untuk bersatu. Sekalipun ada pria yang pernah mengambil mu dariku maka kau tetap berlabuh padaku diakhir. Aku mencintaimu Artita sejak bertahun-tahun lamanya"

"Aku juga sangat mencintaimu" aku berucap dengan penuh keharuan.

Para tamu undangan yang melihat pelukan kami bertepuk tangan gembira, sekilas aku juga melihat Louis yang tersenyum bahagia.

Aku sangat bersyukur aku bisa bertahan disaat aku kehilangan semuanya, Tuhan sudah mengantikan keluargaku dengan kehadiran Eza. Aku yakin orang tuaku, Juna dan juga putriku saat ini telah merestui pernikahan kami...

***

The End...

Terima kasih yang sudah baca dan memberikan vote + comment pada cerita ini...

Ditunggu kehadiran kalian pada cerita saya yang lain 😊😊

PRINCE IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang