-Tita POV-
Tidurku terusik karena suara keributan yang sempat terdengar olehku. Mataku menjelajah ke setiap kamar, tidak ada Eza. Dimana dia?
Suara gaduh di luar kamar menyita perhatianku. Aku segera bergegas mengecek apa yang sedang terjadi di luar.
"BRENGSEK, JANGAN PERNAH AMBIL MILIKKU!! ATAU KAU RASAKAN AKIBATNYA!!"
Apa yang kutakutkan terjadi, Juna menemukanku di apartemen Eza. Ia memukuli Eza secara membabi buta, wajah tampan Eza sudah berlumuran darah.
"Cukup" teriakku yang tidak diperdulikan oleh Juna.
Aku menghampiri Juna, berusaha menghentikan aksi brutalnya. Kupeluk tubuh kekarnya dari belakang. Sepertinya Juna masih tidak perduli, aku beralih memeluknya dari samping. Aku merasakan Juna risih dengan tindakanku, karena pelukanku menyulitkan pukulannya.
"Sudah!! kumohon" air mataku tak berhenti berjatuhan.
Juna mendorongku hingga aku tersungkur dilantai.
"aaaahhhh" rintihku merasakan keram di perutku.
Sepertinya Juna baru sadar apa yang sudah dilakukannya, ia menghentikan aksi memukulnya dan berjalan cepat menghampiriku dengan wajah cemasnya.
"Sayang, maafkan aku. Aku tidak sengaja. Kamu kenapa sayang? Dimana yang sakit?"
"Perutku sa-sakit"
Juna semakin khawatir ketika wajahku berubah pucat, ia menggendongku dengan segera berlari menuju mobilnya.
Sebelum meninggalkan apartemen itu, aku berusaha melihat keadaan Eza. Eza masih sadar dia berusaha untuk bangkit, aku melihat kekhawatirannya ketika ia menyadari keadaanku yang lemah dalam gendongan Juna.
Aku meringis menahan sakit di perutku. Mengapa ini sakit sekali padahal hanya terjatuh yang tidak terlalu keras. Apa yang terjadi sebenarnya denganku.
Sesampai di mobil Louis memelukku sambil menangis, ternyata Juna membawa Lou dan sengaja menyuruhnya untuk menunggu di mobil karena tidak ingin anaknya melihat ayahnya memukul seseorang.
"Lou, kangen bunda..bunda kenapa?" Rancau bocah itu.
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Lou, kesakitan di perutku semakin bertambah.
"Ayah, bunda kenapa?"
Juna menginjak pedal gasnya, mencari rumah sakit terdekat dan mengabaikan pertanyaan Louis.
•
•
•-Author POV-
Juna menunggu di luar kamar, agar dokter bisa leluasa memeriksa keadaan istrinya.
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Juna yang melihat dokter keluar dari kamar rawat itu.
Wajah dokter tua itu terlihat seperti sedang berfikir, seperti mencari jawaban yang pas atas pertanyaan suami dari pasiennya.
"Istri anda baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Terimakasih dok"
Juna merasa lega atas perkataan dokter, mengetahui keadaan istrinya baik-baik saja.
"Ayah, ayo kita masuk lihat bunda" ucap Lou tak sabaran.
"Kamu masuk duluan aja ya sayang, ayah tunggu disini"
Louis mengernyit bingung, "Ayah tidak mau lihat bunda? Ayah berantem sama bunda?"
Juna menutup kedua matanya, emosinya masih belum mereda atas apa yang sudah terjadi. Melihat istrinya tidur satu ranjang dengan pria lain, sepertinya ingin sekali ia membunuh pria itu. Ia tidak ingin lepas kontrol jika bertatap muka dengan Tita jika mereka membahas masalah itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/49972956-288-k732651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE IS YOU
Romance"Apakah aku masih boleh berharap kalau kau ditakdirkan untukku? Aku sudah menjalani pernikahan dengan pria yang tidak ku cintai.. Setelah takdir mempertemukan kita, kau sudah bahagia dengan wanita lain.." - Artita Anastasia Aviadi - "Kita sama-sama...