CHAPTER 20

5.3K 183 1
                                        

Saat yang ditunggu-tunggu sang pria tiba. Pernikahan yang dilandasi perjodohan itu hari ini berlangsung sangat meriah. Banyak keluarga, teman serta kolega yang hadir di upacara pernikahan mereka.

Kebahagian jelas terlihat diwajah Juna, sedangkan Tita tidak bisa menyembunyikan raut ketegangannya. Entah karena ia yang tidak menginginkan pernikahan ini terjadi atau karena moment ini adalah moment yang terjadi satu kali dalam seumur hidupnya.

Sekarang mereka sedang menyalami para tamu yang hadir diatas singgasananya. Pelukan erat tangan Juna di pinggang Tita langsung mendarat begitu saja ketika tamu pria menyambut kedua pengantin itu. Juna ingin menunjukan bahwa Tita, istri sahnya sekarang sudah menjadi miliknya. Miliknya seutuhnya.

"Apa kamu lelah sayang?" Bisik Juna lembut di telinga istrinya.

"Tidak. Aku tidak lelah." Elak Tita kesal karena pertanyaan Juna sudah ditanyakan ke sebelas kalinya.

"Baiklah, katakan saja jika kamu sudah lelah."

"Apa aku harus mengulang jawaban yang sama untuk kesebelas kalinya?"

Juna terkekeh melihat kekesalan di raut wajah istrinya. "Aku hanya mengkhawatirkanmu sayang." Kecupan kecil di berikan Juna di puncak kepala Tita.

"Ehem...sepertinya kedua pengantin sudah tak sabar melalui malam pertamanya." Mendengar ejekan dari salah satu tamunya, Juna menoleh dan menatap garang kearah pria itu.

"Tutup mulutmu Romeo!"

Tita yang mendengar ucapan Romeo, menunduk menutupi wajahnya yang memerah. Juna semakin kesal karena ucapan sahabatnya itu membuat istrinya malu ditengah-tengah para tamu yang hadir.

"I'm just kidding bro...Selamat atas pernikahanmu, semoga tak lama lagi si kecil hadir diantara kalian." Romeo memberikan pelukan selamat ke sahabatnya. Juna membalas pelukan persahabatan itu dengan senang. Romeo mendoakan harapan yang ia impikan sejak dulu, yaitu memiliki buah hati dengan wanita yang dicintainya.

"Terima kasih" Tita tersenyum bersalaman dengan Romeo.

Pikirannya melayang ke Louis, mungkin karena Romeo berbicara seperti itu sehingga Tita mulai teringat lagi akan Lou. Ia ingin acara pernikahan ini segera berakhir dengan begitu ia akan secepatnya bertemu dengan Louis.

Terakhir kali, Alex mengatakan bahwa Louis tidak pernah keluar dari rumah besar keluarga Clark. Alex dan beberapa orang suruhan Juna memantau mansion tersebut dari jauh. Tita semakin khawatir dengan keadaan Lou. Ia tidak ingin keluarga Clark yang tidak dikenalnya memperlakukan Lou dengan tidak baik.

Tita menjerit kaget saat tubuhnya terasa terangkat. Juna mengangkat tubuhnya tanpa persetujuan dari istrinya itu, alhasil perbuatannya membuat perhatian tamu undangan yang hadir menoleh kearah mereka.

"Kamu pasti lelah, sejak tadi kamu melamum. Aku tahu apa yang kamu pikirkan di otak cantikmu itu. Kamu masih mengingat janjiku bukan?"

Tita hanya bisa berpegangan pada tengkuk Juna karena Juna yang berjalan sedikit tergesa ke arah lift hotel ini. "Ya, aku ingat" lirihnya. Tak dipungkiri tubuh dan pikirannya sangat lelah hari ini, karena melayani tamu yang tidak sedikit di hari pernikahan mereka. Ditambah pikirannya yang menduga-duga perlakuan keluarga Clark kepada Louis. Bocah kecil yang sempat memanggilnya bunda itu.

Dari kejauhan Tita dan Juna melihat bunda Mira dan mama Ana berjalan berlawanan ke arah mereka. Melihat anaknya dalam gendongan Juna, mama Ana mempercepat langkahnya menuju kedua pengantin itu.

"Tita Juna, ada apa ini? Kenapa Tita digendong gini? Kamu sakit sayang?" Tanya mama Ana khawatir.

"Iya Juna ada apa ini? Kalian mau kemana?" Bunda Mira yang tak kalah khawatir ikut menanyakannya juga.

PRINCE IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang