CHAPTER 7

6K 223 1
                                    

Tepat dihari ini semua murid kelas tiga sudah menerima surat kelulusan yang diberikan oleh sekolah. Aku merasa bangga terhadap diriku sendiri karena mendapatkan nilai ujian yang sangat memuaskan.

Aku dan yang lainnya merasa lega karena sudah lulus dari bangku SMA. Begitupun Eza, dia terlihat bahagia setelah mendapatkan surat kelulusan itu dan mengetahui nilai-nilai ujian yang ia peroleh sangat bagus. Kepala sekoah juga merasa bangga kepada kami murid-murid kelas tiga SMA Cendrawasih, karena kami semuanya lulus dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Dan hari ini akan menjadi hari terakhir aku bertemu Eza, aku akan memutuskan hubunganku dengannya. Tapi apa aku tega merusak kebahagiaan dia hari ini.

"Sayang, kamu kenapa? Ko kamu sedih gitu mukannya? Nilai yang kamu dapet itu lebih bagus dari aku loh, selamat ya pacarku. Kamu hebat banget, padahal kamu sering dihukum kan?" Dia berujar berusaha mencoba menghiburku.

Aku tersenyum mendengar ucapannya. Bayangan dulu ketika pertama kali aku bertemu dengannya, bayangan dulu sewaktu kami berdua dihukum bersama, bayangan demi bayangan yang sudah menjadi kenanganku dengannya di sekolah ini telah melintas di kepalaku.

"Nilai kamu juga bagus ko, aku kan bisa dapet nilai ini karena kamu juga, kita kan sering belajar bareng." Aku menghela nafas dengan pelan. Berharap mendapatkan kekuatan untuk berbicara dengannya. "Za, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Kamu mau ngomong apa? Oh iya, kamu nanti mau kuliah dimana? Rencananya aku akan masuk kampus yang sama dengan kamu, biar kita bisa bareng terus. Mami sih nyuruh aku buat nerusin kuliah di Jepang tapi aku nggak mau, aku cuma mau kuliah bareng sama kamu"

"Eza, aku udah pikirin ini baik-baik. Aku mau kita putus"

"Apa?? Sayang, bercandaan kamu nggak lucu. Kamu mau ngerjain aku?"

"Aku serius, aku nggak bercanda sama sekali. Aku mau kita putus dan sebentar lagi aku akan bertunangan sama Juna" langsung seketika air mataku jatuh.

"Juna? cowok yang beradalan itu?"

"Iya, aku minta maaf atas semuanya. Aku minta maaf kalau aku sudah menyakiti kamu, aku nggak bermaksud. Dan aku minta jangan pernah kamu hubungin aku lagi karena aku akan menikah sama Juna secepatnya."

"NGGAK?! Aku nggak percaya sama omongan kamu. Aku pikir selama ini kamu cinta dan sayang sama aku tapi mana? Aku nggak nyangka kamu berbuat seperti ini ke aku? Apa cowok berandalan itu yang pengaruhi kamu?"

"Nggak ada yang pengaruhi aku. Dan aku nggak perduli kamu sebut Juna cowok berandalan, walaupun secara penampilan dia seperti itu tapi aku yakin dia bisa buat aku bahagia melebihi ketika aku bersama kamu. Aku minta maaf atas semuanya. Aku minta sama kamu"

"Apa kamu kecewa sama aku? Apa aku punya salah sama kamu? Kalau aku punya salah sama kamu, aku minta maaf sayang, tapi kamu jangan tinggalin aku?! Kita mulai semuanya dari awal? Kamu mau kan maafin aku?"

"Kamu nggak punya salah apa-apa dan kamu nggak perlu minta maaf. Aku melakukan ini semua karena aku baru sadar, aku mencintai Juna melebihi aku mencintai kamu. " jawabku bohong, aku terpaksa berbohong seperti itu agar Eza dan membenciku dan bisa cepat melupakan aku.

"Aku nggak percaya, kalo kamu pacaran denganku cuma untuk menyakiti aku. Ternyata kamu sama aja dengan mantan aku sebelumnya, kamu bukan cewek baik Ta. Aku benci sama kamu." kata-kata yang Eza ucapkan begitu membuat hatiku sakit, setelah ia berbicara seperti itu, ia lantas pergi meninggalkanku.

Aku ternyata sudah berhasil membuatnya kecewa dan sakit hati. Aku bener-bener tidak ada pilihan, aku terpaksa melakukan ini semua. Seandainya kamu tahu semuanya?

PRINCE IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang