"Hey Sayang?"
"......."
"baby?"
"........"
"Honey?"
"........"
"Sweetheart? Love? Wifey? bunda? Istriku? Cantikku? Hmm...apa lagi ya?" Ujar Juna sambil memikirkan panggilan sayang apalagi untuk istrinya yang sedang merajuk.
"Apa?" Singkat Tita sambil menoleh sekejap kearah suaminya.
"Akhirnya kamu berbicara sayang, aku merindukan suaramu" goda Juna yang dibalas erangan kesal oleh Tita. "Dengar, aku tahu kamu sedang cemburu padaku dan aku senang mendengarnya. Itu artinya ada sedikit ruang untuk ku di hatimu sayang. Dan kamu harus ingat, aku.tidak.ada.apa.apa.dengan.wanita.itu" sambung Juna dengan sedikit penekanan di belakang kalimatnya.
Masih tidak ada balasan apapun yang keluar dari bibir cantik Tita, membuat perasaan Juna tak menentu. Senang bercambur gemas. Ia memaklumi dengan kecemburuan sang istri.
"Sayang, aku minta maaf jika aku ada salah"
"Jika?" Protes Tita.
Juna mengumpat pelan kepada mulutnya yang telah mengucapkan kalimat yang salah, ia harus lebih berhati-hati jika menghadapi istrinya yang sedang merajuk. Perasaan istrinya 1000 kali lebih sensitif.
"Tidak jika, maksudku aku benar-benar minta maaf. Tapi aku tidak tahu salahnya dimana?" Kali ini kejujuran Juna membuat kekesalan Tita semakin bertambah.
"Kamu tidak tahu dimana salahmu?" Tanya Tita dengan menaikan sedikit nada bicaranya.
Juna menggeleng miris, mengapa bulan madunya seperti ini. Harusnya ia bisa bermesraan dengan istri yang dicintainya.
"Salahmu mengapa kamu tidak memberitahuku bahwa wanita itu ikut berbelanja juga dengan kalian? pokoknya Aku ingin pulang!!"
"Apa? Pulang? Ta-tapi kita baru dua hari disini. Dan rencana kita untuk memberikan adik untuk Lou bagaimana?"
"Benarkan Lou?" Juna mencari bantuan dari Louis yang sedari tadi terdiam mendengar perbincangan ayah dan bundanya.
Louis mengangguk, membela ayahnya. "Benar bunda. Bunda, jangan memarahi ayah. Lou akan memarahi tante itu yang sudah membuat bunda marah."
"Terima kasih sayang sudah membela ayah. Sini jagoan ayah" bocah itu menyambut pelukan ayahnya.
Juna harus memutar otaknya untuk mencari cara agar Tita tidak meminta pulang ke Indonesia. Ia membisikan sesuatu kepada Lou. Tita mendengus kesal melihat anak dan suaminya berbisik sambil terkikik geli.
Setelah Tita meminta pulang dari kota kyoto, Juna kebingungan mengapa tiba-tiba istrinya meminta pulang padahal mereka baru saja tiba. Ia mencari tahu dari Louis ternyata istrinya tengah cemburu dan kesal terhadapnya.
Louis mendekati Tita yang sedang memberengut kesal "Jika bunda ingin pulang, maukah kita makan malam dulu bunda? Hanya ada bunda, ayah dan Lou."
"Apa ayah yang menyuruhmu sayang?" Tanya Tita dan Lou menganggukan kepalanya, setelah melihat ayahnya ia balik menggeleng.
Kekesalan Tita mulai meredam melihat kepolosan anaknya. Ia terkikik membuat Lou mengikutinya tertawa. Juna tersenyum melihat kedua orang yang dicintainya tertawa seperti ini. Ia sudah merencanakan sedikit kejutan untuk istrinya dimakan malam kali ini, jika rencananya berhasil ia berharap Tita membatalkan keinginannya untuk pulang ke negara mereka.
***
Andien tengah memperhatikan Eza yang sedang merapihkan penampilannya. Setelah tiba di Jepang, pekerjaan Eza sudah tidak bisa menunggu lagi. Seperti malam ini, ia harus bertemu dengan Mr. Tsusike. Menindaklanjuti kerjasama antara perusahaan mereka, Mr. Tsusike meminta Eza untuk bertemu malam ini. Permintaan Mr. Tsusike pun disambut baik oleh Eza, sejenak ia melupakan kelelahannya setelah menempuh perjalanan jauh dari Indonesia ke Jepang.
"Kamu yakin aku tidak perlu ikut?" Sejujurnya Andien sangat ingin ikut pergi bersama dengan suaminya, tapi jika itu berkaitan dengan pekerjaan tidak mungkin ia tetep bersikeras menuruti keinginannya. Ia tidak ingin merepotkan Eza, apalagi ia baru memperbaiki hubungannya dengan suaminya. Ia tidak ingin merusak hubungan baik yang dimulai ini.
"Lebih baik kamu dirumah saja, aku janji hanya sebentar."
"Baiklah" Andien mencoba mengerti, ia harus berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya.
Tangan Andien sudah gatal ingin memperbaiki dasi yang dikenakan suaminya. Ia terpaku melihat penampilan Eza malam ini, Eza terlihat tampan dengan balutan tuksedo yang dipakainya.
"Aku pergi" Andien mengangguk mendengar suaminya pamit pergi.
Setelah mengantar Eza sampai ke mobilnya, Andien masih berdiri diluar rumah memperhatikan mobil suaminya yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya.
Hanya satu yang diharapkannya, semoga dihari ini dan seterusnya ia bisa hidup bahagia dengan Eza tanpa ada gangguan sedikitpun. Gangguan yang sebelumnya sempat menimpa rumah tangga mereka. Gangguan yang menurutnya berasal dari sahabatnya sendiri.
•
•
•-Eza POV-
Mobilku berhenti di tempat tujuan, Mr. Tsusike meminta bertemu denganku di salah satu restoran yang cukup terkenal di kota Tokyo.
Setelah menyadari aku datang lebih awal setengah jam, aku menunggu Mr. Tsusike di meja yang sudah dipesan sebelumnya. Melihat sekeliling restoran ini tak sedikit pasangan yang datang, dilengkapi dengan design restoran yang elegan menambah kesan romantis.
Aku merasakan jas bagian pundakku basah. "Upps, maaf aku tak sengaja" aku berbalik mendapati seorang wanita berwajah oriental meminta maaf karena menumpahkan minumannya ke jas yang kugunakan.
"Aku benar-benar minta maaf, aku tak sengaja. Aku tersandung high heels ku sendiri." Ujarnya dengan menyesal.
"Tidak apa, aku mengerti. Aku akan membersihkannya sendiri di toilet"
"Sekali lagi aku minta maaf"
Setelah aku mengangguk sekali pada wanita itu, aku berjalan menuju toilet untuk membersihkan jas ku yang sedikit basah.
Aku harus melewati sebuah lorong untuk menuju ke toilet, tak membuang waktu setelah sampai aku langsung mengambil beberapa tisu untuk membersihkannya. Lebih baik aku tidak perlu mengenakan jas yang sudah terkena noda itu. Lagi pula kemeja yang kukenakan cukup formal. Kuputuskan untuk membuka jas ku dan membawanya disebelah tanganku.
Aku keluar dari toilet dengan tergesa, ku harap Mr. Tsusike belum datang. Aku tak ingin client pentingku menunggu lama karena aku.
Baru beberapa melangkah, samar-samar kulihat ada pasangan yang sedang berpelukan dan berciuman mesra. Mengapa di restoran mewah seperti ini ada pasangan yang berbuat seperti itu didepan umum, memalukan.
Awalnya aku tak perduli dengan pasangan yang memalukan itu tapi setelah aku melihat sendiri dengan jelas wajah pria itu, amarahku langsung muncul. Ku kepalkan kedua tanganku, melihat apa yang pria itu lakukan.
Berusaha sekuat mungkin aku menahan amarahku untuk tidak membuat keributan dimuka umum. Umpatan-umpatan kasar ku keluarkan. Dasar pria brengsek berani sekali dia berbuat seperti itu. Mengapa dia bisa sampai disini.
Aku berbalik dan berjalan meninggalkan mereka. Apakah aku mimpi, rasanya kakiku sulit untuk digerakan. Tepat didepanku, aku melihat wanita yang ku cintai berjalan mendekatiku...
Tita....
***
Hmmm, siapa pria itu??
Ada yang tahu??
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE IS YOU
Romance"Apakah aku masih boleh berharap kalau kau ditakdirkan untukku? Aku sudah menjalani pernikahan dengan pria yang tidak ku cintai.. Setelah takdir mempertemukan kita, kau sudah bahagia dengan wanita lain.." - Artita Anastasia Aviadi - "Kita sama-sama...