Bruno Mars - Count on Me
BAB 15
"RAT!" panggil Agung dari ambang pintu kelas.
Ratu menengadah dari tugas esainya yang setengah jadi, wajah Ratu sangat kusut dan matanya bengkak akibat semalam menunggu Reon pulang. Ternyata Reon pulang jam dua belas malam. Kalau tidak karena pizza, maka Ratu yakin ia sangat marah. Belum lagi, tugas esainya belum selesai.
"Apa?" tanya Ratu, suaranya terdengar lelah.
Wajah Agung entah menunjukkan rasa geli atau simpatik, atau campuran keduanya. "Lo dipanggil ketua yayasan."
Leoni dan Leon lantas menoleh ke arah Ratu nyaris bersamaan. Membuat Ratu melayangkan pandangan kesal, dasar kembar, batinnya.
"Ngapain emaknya Raja manggil lo?" tanya Leoni bingung.
"Cuman satu cara untuk mencari tau," Ratu berdiri dan merapikan mejanya, meminta Leoni untuk menggeser kursi agar Ratu bisa lewat. "Mau nganterin gue nggak, Gung?"
Agung mengangguk, bersama-sama mereka berjalan ke ruang ketua yayasan. Koridor saat jam istirahat tidak ramai, hanya beberapa siswa duduk di balkon atau bercanda di ambang pintu.
"Soal Raja, kalo boleh gue tebak?" tanya Agung kasual.
Ratu mengangguk. "Bukannya selalu soal Raja?"
"Denger," Agung berhenti berjalan, begitupun Ratu, "lo bener-bener diterima baik keluarga gue. Kalo Kak Reon lembur, lo bisa-"
"Nggak apa-apa," Ratu menolak, mengibaskan tangannya.
"Bener?" masih tersisa binar cemas di mata Agung, kecemasan yang hanya ia tujukan pada orang yang benar-benar disayangnya.
Ratu nyengir. Betapa beruntungnya dia memiliki Agung. "Iyaaa."
Agung cemberut, lalu mereka kembali berjalan hingga sampai di depan pintu ruangan ketua yayasan. "Gue cuma nggak mau lo kenapa-kenapa," gumam Agung tanpa melihat Ratu.
"Gue oke," Ratu mengacungkan ibu jarinya, membuat Agung tersenyum tipis.
Akhirnya Agung mengangkat kedua bahunya, menyerah. Ratu memang keras kepala. Sejak orangtua cewek itu meninggal dua bulan yang lalu, keadaan keluarga Ratu sedikit berubah. Ratu kini hanya tinggal dengan Reon, kakaknya. Orangtua Ratu meninggalkan banyak tabungan untuk biaya hidup dan Reon juga sudah bekerja, tapi bukan itu masalahnya. Agung tahu masalah sebenarnya cukup simpel. Ratu harus tahan beberapa jam tinggal di rumah orangtua Raja, bersama Raja, dan berinteraksi dengan Raja.
"Take care," kata Agung, mengacak rambut Ratu, lalu pergi meninggalkan cewek itu di ambang pintu.
Agung pergi tanpa mendengar gerutuan Ratu, "Sialan, gue baper."
KAMU SEDANG MEMBACA
R: Raja, Ratu & Rahasia
Teen FictionSudah Difilmkan, 12 Juli 2018 💝 #1 Fiksi Remaja - 3 Januari 2016, 7 Februari 2016 "Raja marah?" meski seratus persen yakin dengan jawaban cowok itu, Raja, cewek itu tetap bertanya. Tetapi Raja tidak pernah menunjukkan amarahnya di depan cewek itu...