BAB 29

393K 26.6K 3.4K
                                    

Everything Has Changed - Taylor Swift

BAB 29

RUMAH Karenina cukup besar bagi 42 anggota Komplotan Rahasia untuk berkumpul. Itu hal pertama yang muncul di benak Ratu saat sampai di sana. Setelah Bimo mengecek kartu anggota mereka, Ratu mulai menyusuri ruangan bersama teman-temannya, sekedar iseng sebelum acara inti dimulai.

Semua orang memakai topeng, beberapa tidak Ratu kenali, beberapa lagi ia kenali. Contohnya Bimo tadi. Tubuh tegap dan rambut cokelat terangnya mudah untuk Ratu ingat.

"Jam berapa?" tanya Ratu begitu dia dan teman-temannya duduk di sofa yang melingkar.

Leon melihat jam tangannya, lalu menjawab, "Jam setengah dua belas, Rat. Lima belas menit lagi sebelum acara inti dimulai."

"Gue haus," putus Agung seraya berdiri, "Ambil minum dulu, ya."

Leoni sontak ikut berdiri dan mengekor pada Agung. "Tungguin gue, Kampret."

Melihat Leoni, Agung terkekeh jahat. "Emang ada yang mau nungguin lo?"

"Jahat dasar!" desis Leoni dengan wajah merah padam.

Seperti Ratu yang tidak mengetahui perasaan Agung sesungguhnya, Agung tidak mengetahui perasaan Leoni yang sesungguhnya.

"Gue heran, apa itu curut berdua bakal pacaran?" gumam Leon seraya memfokuskan pandangan pada kembaran dan sahabatnya.

Ratu yang sedari tadi memerhatikan sekeliling kini melihat ke arah Leon.

"Jatuhnya paling kayak kita, Le. Balikan jadi sahabat lagi," balas Ratu dengan entengnya.

Leon mengangguk, "Lo dapet poinnya, Rat."

Ratu kembali menyapu pandangannya. Sejauh mata memandang, hanya baju-baju berwarna gelap yang anggota lain pakai, sama seperti dirinya. Untuk topeng, cukup bervariasi. Beberapa benar-benar tertutup hingga Ratu tidak bisa mengenali wajahnya.

Contohnya tiga cowok bertubuh jangkung yang memakai topeng putih polos.

Mereka familiar, namun di sisi lain Ratu tidak bisa mengenali.

Coba kalo mereka buka topeng mereka masing-masing ..., batin Ratu.

Sebelum Ratu sempat merealisasikan ide gilanya--menghampiri mereka dan meminta untuk melepas topeng, suara Karenina yang ceria sekaligus tegas mengisi keheningan.

"Selamat tengah malam, semuanya!" sapa Karenina, disusul dengan sorak-sorai yang bergemuruh, "Di momen kali ini, gue berterimakasih kepada semua anggota Komplotan Rahasia yang hadir di pertemuan pertama. Gue sebagai Ketua, merasa bangga karena semua anggota hadir. Tepuk tangan untuk kita semua!"

Seluruh penjuru ruangan bertepuk tangan, memberi gelenyar aneh yang menggelitik perut Ratu. Apa ini yang Reon dulu rasakan? Perasaan senang yang membuncah hebat setelah letih belajar dan sebagainya?

Apa ini yang dimaksudkan Komplotan Rahasia? Meluruhkan penat dan memberikan harapan akan hari esok?

"Kepada anggota baru ...," pandangan Karenina tertuju pada delapan anggota baru termasuk dirinya. Begitu mata Karenina tertuju padanya, Ratu tersenyum lebar. "Selamat datang di Komplotan Rahasia! Dimana kalian bisa melepas lelah dan bermain sepuasnya sebelum hari esok tiba."

Kalau gegap gempita yang tadi belum cukup membahana, Ratu tidak tahu apa lagi yang bisa mendeskripsikan suasana ini. Semua tangan mengepal ke atas, anggota lama berpelukan dengan anggota baru untuk memberi selamat, bahkan Ratu menerima tos dari Bimo.

R: Raja, Ratu & RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang