Better When I'm Dancin' - Meghan Trainor
BAB 43
"RAT, mau film apa? Insidious? The Conjuring? The Ring? Di Sini ada Setan?" tanya Raja bertubi-tubi sambil asyik mencari film di kotak DVD.
Sore ini Ratu pulang bersama Raja ke rumah. Tidak seperti sore-sore yang biasa, Raja dengan kasual mengajak Ratu menonton film horror kesukaannya. Ini semua karena wajah Ratu murung sejak keluar dari kelas, Raja ingin membuat gadis itu ceria lagi. Yah .... meski caranya tidak lazim, sih. Raja berharap Ratu senang.
"Yang paling serem," tukas Ratu santai, kedua tungkai kakinya ia angkat ke atas sofa, menyila. "Pokoknya yang bikin kita mimpi buruk."
Raja meliriknya, lalu menggaruk tengkuknya pelan. "Gimana ya ... gue suka film horror tapi semua-semuanya kebawa mimpi."
Awalnya Ratu tidak paham, namun sedetik kemudian ia terbahak karena menyadari bahwa Raja penakut. Cowok "dingin", gahar, dan jaim itu takut hantu? Trus kenapa suka banget film horror?
Seperti tahu jalan pikiran Ratu, Raja menjelaskan panjang lebar. "Makanya gue suka film horror supaya nggak takut lagi. Eh, ternyata sampe sekarang masih kebawa mimpi."
Tawa Ratu kian mereda hingga hanya terbentuk seulas senyum kecil di wajahnya. Melihat tingkah Raja seperti ini ... benar-benar menggemaskan. Ia masih ingat bibir koi cowok itu ketika Ratu mencubit pipinya.
"Lo nggak bakal takut lagi," Ratu turun dan menarik kotak DVD dari tangan Raja. "Kita 'kan nonton berdua."
Raja dan Ratu saling tatap, cukup lama, dan Ratu rasa momen ini sangat sentimental bagi mereka berdua.
"Mau nonton film ya? Budhe boleh ikutan, nggak?"
Tentu saja momen itu hancur secepat dia hadir.
Budhe Ratih dengan terburu-buru duduk begitu Raja dan Ratu mengangguk pasrah. Binasa sudah bayangan Raja tentang dirinya dan Ratu yang bergandengan tangan selama film berlangsung. Jangan tanya kenapa Raja ingin menggenggam tangan Ratu. Karena semua orang pasti ingin mengenggam dunia mereka.
"Um ... kita nonton Insidious aja, deh," putus Ratu seraya mengambil kasetnya di kotak, Raja hanya mengangguk pelan, masih sedih karena momen mereka berdua hancur.
Ngomong-ngomong, baik Raja maupun Ratu sama sekali belum mengucapkan kata sakral itu. Uh, bukannya Raja tidak mau. Dia tidak yakin apakah semua tanda dari Ratu menunjukkan bahwa gadis itu menyukainya. Raja juga tidak yakin dengan dirinya sendiri, apakah rasa aneh dan jantung berdegup lebih cepat ini menandakan dia menyukai Ratu?
Sebelum terlambat, seharusnya Raja mengatakannya.
"Ratu, gue suka sama lo."
TAPI BUKAN SEKARANG! Aduh, siapa sih, orang yang menyuruh bibirnya untuk berbicara? Pasti Ratu akan menganggapnya aneh, tergesa-gesa, tidak pengertian, atau apalah! Hal terakhir yang Raja inginkan adalah Ratu menjauhinya ....
Sejak Ratu hadir, Raja sadar dia tidak ingin Ratu pergi.
Ratu menoleh dengan wajah merah padam yang sangat menggemaskan. Dia berbalik lagi untuk memutar kaset Insidious, tapi suara celetukannya terdengar.
"Sama dong."
Raja dan Budhe Ratih saling bertatapan, membuat Ratu yang menerima hening dari Raja langsung menoleh ke belakang.
"Kok Raja malah mesra-mesraan sama Budhe Ratih?!" protes Ratu jengkel, dia buru-buru duduk di tengah-tengah.
Raja dan Budhe Ratih masih bertatapan.
"RAJA!" desis Ratu sambil mengarahkan kepala cowok itu untuk melihatnya.
"Kita bingung, Rat," ungkap Raja dengan wajah terblo'on yang pernah Ratu lihat. "Gue bingung kenapa lo balesnya sesantai itu, Budhe Ratih bingung apa sekarang dia harus pergi atau tetep di sini."
Ratu menoleh pada Budhe Ratih, "Boleh, kok," lalu beralih pada Raja, "Trus Raja maunya gimana? Ratu nangis-nangis terharu sambil meluk Raja? Atau Ratu cuma diem-diem tai kucing? Ratu juga nggak nyangka Raja tiba-tiba ngomong gitu!"
"Gue juga ngomong itu secara refleks. Tadi gue mikirin tentang itu lalu tiba-tiba yang gue pikirin terucap," balas Raja, menyadari sesuatu, ia tersenyum lebar, "Loh, kok lo nggak pake gue-lo lagi? Sekarang pakenya Raja-Ratu?"
Kini, mulut Ratu cemberut, "Gue ngerasa nggak sopan pake gue-lo. Tapi kalo lo pengen pake gue-lo, ya udah."
Ratu tidak mengharapkan Raja bereaksi seperti itu pada balasannya. Konyol sih, tapi entah kenapa bila Ratu mengulang lagi, dia jadi geli sendiri. Raja benar-benar lucu untuk ukuran cowok ganteng yang pasti disukai banyak cewek.
"Pake Raja-Ratu aja, ya?" pinta Raja setelah lama terjadi hening karena mereka terfokus menonton film.
Ratu tersenyum. Dia membalas permintaan Raja dengan menggenggam tangannya dan menaruh kepala di bahu Raja.
"Budhe nggak kayak obat nyamuk, 'kan?"
Raja dan Ratu terbahak. Ratu menarik Budhe Ratih untuk mendekat dan dia juga menggenggam tangan Budhe Ratih.
"Duh, Budhe jadi pengen nangis terharu. Semoga Raja sama Ratu langgeng sampai pelaminan, ya."
Meski pikiran Budhe Ratih sangat jauh, baik Raja maupun Ratu mengamininya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R: Raja, Ratu & Rahasia
Novela JuvenilSudah Difilmkan, 12 Juli 2018 💝 #1 Fiksi Remaja - 3 Januari 2016, 7 Februari 2016 "Raja marah?" meski seratus persen yakin dengan jawaban cowok itu, Raja, cewek itu tetap bertanya. Tetapi Raja tidak pernah menunjukkan amarahnya di depan cewek itu...