BAB 17

428K 29.3K 683
                                    

Never Be Alone - Shawn Mendes

BAB 17

RATU menghela napas berkali-kali, menatap pintu berpelitur cokelat di depannya dengan horror. Oke, ini tidak seburuk yang ia pikir. Dia akan bertemu dengan Bibi Mitha—Ibu Raja. Mereka akan mengobrol sebentar lalu Ratu kembali ke kelas dengan damai.

Dengan keyakinan itu, Ratu mengetuk pintu tiga kali. Terdengar balasan menyuruhnya masuk. Ratu membuka pintu dan harum bunga lili menyerbak, mengelilinginya. Bibi Mitha berada di tengah ruangan, memegang secangkir kopi hangat.

"Selamat pagi, Ratu," sapa Bibi Mitha dengan senyum kecil.

"Pagi, Bunda," balas Ratu seraya memaksakan senyum kecil. Apalagi mengingat dirinya yang harus memanggil Bibi Mitha dengan panggilan Bunda.

Bukan apa-apa, hanya supaya cepat akrab.

"Kemarin kamu ke rumah Bunda, ya?" tanya Bibi Mitha.

Ratu mengangguk. Sebenarnya dia ingin menanyakan absennya Bibi Mitha di rumahnya sendiri, namun Ratu tetap terdiam.

"Ya ampun! Raja nggak bilang apapun ke Bunda. Kemarin Bunda pengen ke rumah, tapi ada urusan sama rekan kantor," sesalnya. Bibi Mitha berjalan memutari meja kerja, berhadapan dengan Ratu.

Bibi Mitha menatap manik mata Ratu dengan kesungguhan, seolah Ratu adalah anak keduanya setelah Raja. Membuat Ratu sejenak mengingat orangtuanya.

Kalo aja Ibu sama Ayah masih di sini. Kalo aja mereka nggak naik ke pesawat itu, gue nggak perlu menghadapi situasi kayak gini.

Kedua tangan Bibi Mitha menangkup pipi Ratu, sentuhannya mirip seperti almarhumah ibunya dan Ratu berusaha keras menahan air matanya tumpah. Dua bulan dan Ratu masih mengingat kedua orangtuanya sejelas nadi berdetak. Seolah-olah mereka masih ada di sekeliling Ratu.

"Kamu nyaman dengan Raja?" tanya Bibi Mitha.

Tidak.

Ratu mengangguk.

"Bunda harap, Raja nggak sentimen sama kamu. Dia ... nggak sentimen, kan?" tanyanya lagi.

Ya, dia sentimen sama Ratu. Dan Ratu tau alasannya, Bun.

Ratu menggeleng.

Bibi Mitha menghela napas lega, senyum cemasnya luntur berganti senang.

"Bunda seneng dengernya," ucap Bibi Mitha seraya melepas pipi Ratu, beralih pada bahunya, ditepuk singkat, lalu ia berkata, "Bunda nggak enak ngambil jatah istirahat kamu. Sekarang kamu bisa pergi. Jangan sungkan kalo ada sesuatu, bilang ke Bunda. Kapan-kapan kita mengobrol lagi."

Semoga tidak ada kapan-kapan.

Ratu mengangguk, tersenyum paksa sekali lagi sebelum keluar dari ruangan ketua yayasan, ruangan bagai sarang laba-laba Aragog*.

(*): Aragog = laba-laba raksasa yang ada di novel Harry Potter seri dua.


R: Raja, Ratu & RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang