Hotline Bling - Drake
BAB 51
RAJA belum pernah ke rumah Ratu sebelumnya. Dia hanya tahu alamatnya dari Reon, katanya bila ada keadaan darurat, Raja tahu harus kemana. Sekarang, melihat rumah orangtua Ratu lebih besar dibanding Raja, cowok itu tahu asal kekosongan yang Ratu rasakan.
"Pantes kalo Reon lembur, cowok itu nitipin Ratu ke gue," decak Raja, "Kalo ditinggal sendiri di rumah gedongan gini, bisa-bisa dia bunuh diri."
Raja keluar dari mobilnya dengan langkah santai. Sebuah buket bunga lili kesukaan Ratu berada di tangan kanannya. Entah kenapa, hari ini Raja ingin mengajak Ratu malam mingguan. Selama mereka berpacaran, Raja dan Ratu hanya menghabiskan waktu dengan menonton film di rumah Raja. Itu pun ditemani Budhe Ratih bila pekerjaan wanita paruh baya itu telah selesai.
Sekarang, hanya ada Raja dan Ratu.
Setelah mengetuk pintu utama tiga kali, Raja berharap-harap cemas. Pasalnya, dia takut sang Pacar malah menolak.
Begitu pintu mengayun terbuka, figur Reon muncul. Dengan boxer hitam dan kaus oblong.
"Eh, Raja," sapa Reon kaget, apalagi melihat bunga di tangan Raja, "Aduh, gue sukanya anggrek, bukan lili," candanya.
"Ini ... buat Ratu," timpal Raja canggung.
"Oh. Lo kurang beruntung, Ja. Ratu udah pergi ke pertemuan Komplotan Rahasia tadi," balas Reon sambil merebut bunga lili itu, "Sini gue taro bunganya di vas bunga. Kebetulan vasnya lagi kosong."
Raja membeku, otaknya berusaha memahami ucapan sederhana Reon. Ucapan yang disampaikan kepadanya dengan santai seolah itu adalah hal biasa.
Raja tidak bertenaga. Dirinya pasrah melihat bunga itu kini berpindah tangan. Yang terus berputar di otaknya hanyalah dua kata;
Komplotan Rahasia?
"Oiya," sahut Reon tiba-tiba, "Kok lo nggak ikut Komplotan Rahasia?"
"Kenapa Ratu ikut Komplotan Rahasia?" tanya Raja setelah mampu mengatasi dirinya.
Rahang Raja mengeras. Rasa marah mulai menguasai dirinya. Tentang Ratu yang tidak memberitahu hal ini. Tentang teman-temannya yang kemungkinan menyembunyikan hal ini darinya.
Tentang dirinya yang terlalu bodoh dan naif.
Sekarang, wajah Reon yang berubah bingung. "Lho, bukannya udah lumrah kalo dia ikut main?"
"Lumrah?" sergah Raja tak percaya. Pergi malam-malam dan berkumpul di satu rumah tanpa orangtua dan pengawasan dibilang lumrah? Abang macam apa yang mengatakan itu?
Oh, Raja mengerti. Seorang ketua Komplotan Rahasia tetaplah ketua. Tidak ada yang bisa mengubah itu.
"Simpelnya, gue bakal kecewa kalau dia nggak ikut Komplotan Rahasia," Reon tersenyum, "Gue pura-pura nggak tahu biar dia gampang kabur. Ah, adik kecil gue udah besar. Seinget gue, dia cuma bayi prematur yang menggemaskan dan kecil. Sekarang, dia malah pacaran sama lo."
Raja termangu di ambang pintu. Pikirannya berkecamuk dengan kalimat tanya. Sepatunya terasa berkeringat. Ini menyebalkan.
"Lo mau masuk dulu, Ja? Kebetulan gue lagi nonton Baymax," ajak Reon.
Raja menggeleng pelan, "Gue pulang aja, Bang."
Reon melihat punggung Raja yang menjauh menuju mobilnya. Langkah cowok itu lunglai, seolah seseorang baru saja mengambil nyawanya.
"Dia kenapa, ya?" tanya Reon naif, "Ya udahlah, gue mau nonton Hiro lagi."
Di sisi lain, Raja masuk ke mobil dan termenung di sana. Jalanan lengang kompleks perumahan Ratu seakan memburam di matanya. Raja mengambil ponsel dan menyentuh layar.
"Buruan angkat," gumam Raja gusar.
Tepat setelah gumamannya, suara kalem Resta menyahut dari sambungan telepon.
"Halo, ini Resta. Hubungi gue lain kali atau kasih pesan setelah bunyi, biip."
Biip.
"Woi, lo dimana?"
Raja yakin cowok itu tidak akan membalasnya karena sibuk dengan pertemuan, maka cowok itu mulai mencari GPS Resta.
Jl. Indra Kusuma.
bila Raja tidak salah,
Itu rumah Daniel.
"Rumah dia?" tanya Raja tidak percaya, dia mencengkram erat kemudi. "Orang emang nggak belajar dari kesalahan."
Raja membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan rumah Ratu yang kembali lengang.
Jantungnya berdegup lebih cepat. Kali ini bukan lagi tentang dia yang senang bersama Ratu dan modus-gemas-malu di antara mereka.
Jantungnya berdegup lebih cepat akan rasa kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
R: Raja, Ratu & Rahasia
Teen FictionSudah Difilmkan, 12 Juli 2018 💝 #1 Fiksi Remaja - 3 Januari 2016, 7 Februari 2016 "Raja marah?" meski seratus persen yakin dengan jawaban cowok itu, Raja, cewek itu tetap bertanya. Tetapi Raja tidak pernah menunjukkan amarahnya di depan cewek itu...