Love Is an Open Door - Frozen
BAB 38
Langit sudah gelap ketika Raja dan Ratu kembali ke halaman belakang. Ratu sudah lega karena menumpahkan air matanya di depan Raja, dan tampaknya Raja senang akan hal itu. Bahkan saat mereka berjalan, Raja merangkul bahunya, membuat Ratu merasa aman.
Sesampainya di sana, suasana sudah ramai dengan canda tawa dan alunan musik jazz. Ternyata ada panggung kecil dan pertunjukan live musik. Ratu bertanya-tanya seberapa kaya ayah Ladit, tapi pikiran itu terhenti ketika Ladit, Resta, dan Edo muncul secara tiba-tiba dan mencurigakan.
"Halo kalian!" sapa Ladit dengan seringai lebar, seolah apapun rencana busuknya berhasil. "Udah makan BBQ-nya belum? Dimasak sama Om Matt, lho. Pasti nagih pengen lagi."
Raja dan Ratu saling pandang, lalu kembali melhat trio cowok ini. Sebenarnya sejak di lapangan, mereka belum makan sama sekali. Tapi sedikit tengsin untuk memberitahu Ladit.
Padahal tanpa sepengetahuan mereka, trio ini sudah merekam adegan Ratu menangis di pelukan Raja.
"Ini mau makan," kilah Raja, "Tadi kita ke minimarket dulu abis main basket. Ya kan, Rat?"
"I-i-iya," jawab Ratu gugup.
Resta nyengir lucu, membuat Raja dan Ratu bersemu merah. Sepertinya mereka kepergok berbohong.
Namun Resta tidak mengatakan apa-apa. Malah Edo menarik mereka berdua menuju meja BBQ dihidangkan. Raja dan Ratu mengambil masing-masing satu piring dan memakan BBQ itu. Kematangan daging serta sausnya membuat Raja menambah lagi.
"Enak banget," sahut Raja sambil mengunyah makanannya.
"Gue bisa gendut kalo makan gini terus," keluh Ratu, "Tapi iya sih, ini enak banget."
"Nggak usah ngomong gendut-gendut, deh. Mau gendut atau nggak, lo tetep lo," Raja menimpali seraya memasukkan satu potongan daging ke mulutnya dengan garpu, tanpa memperhatikan Ratu senyum-senyum sendiri.
Begitu Raja mengambil piring keempat, seseorang naik ke panggung kecil dan mengetuk-ngetuk mik dengan pelan. Raja mendongak dan terkejut melihat Ladit di sana.
"Test ... test ... test Matematika, Biologi, Fisika ...," ucap Ladit mengetes mik di depannya. "Oke, selamat malam semuanya. Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, semua yang ada di sini."
Gelak tawa terdengar dari berbagai arah. Bahkan Raja dan Ratu yang duduk di dekat panggung ikut tersenyum.
"Malam ini, Ladit punya temen baru. Say hi ke Resta, Edo, Raja, dan Ratu," semua orang melambaikan tangan ke arah mereka, membuat Ratu malu sendiri. "Nah, ada satu temen Ladit yang pengen nyanyi di depan nih. Katanya sih dia lagi suka sama seseorang," lalu tiba-tiba Ladit menoleh ke arah Raja, "Nih, Ja. Kesempatan nggak dateng dua kali, lho. Keburu yang di samping diambil orang."
Raja tahu maksud Ladit, namun ia menoleh ke sisi kiri dimana Om Alvaro duduk. Untuk sesaat Raja meringis jijik, sementara Om Alvaro langsung pindah tempat duduk di samping istrinya, Tante Anggia.
"Sumpah, aku masih setia sama kamu, Sayang," ucap Om Alvaro, membuat gelak tawa lagi-lagi terdengar.
"Lo ngomong apa sih, Dit," Raja angkat suara, dan sialnya terdengar gugup. Bahkan Raja tidak mampu untuk melihat Ratu di sampingnya.
"Resta, Edo!" sahut Ladit mengaba-aba.
Menyadari bahaya mengancam, Raja pun menoleh ke sekitar. Dia terkejut begitu Resta dan Edo menangkap kedua bahunya dan menariknya untuk maju ke panggung.
"Lo bener-bener ....," gumam Raja kesal.
Ladit hanya nyengir kuda lalu menghadap mik. "Semuanya, ini Raja."
Resta dan Edo melepas bahu Raja setelah ia berhasil sampai di depan mik, menggantikan Ladit yang sudah kabur ke bawah ketek Om Seth-anak manja itu! Ditinggal berdiri sendiri, Raja jadi grogi. Meski sebenarnya di belakang Raja sudah ada band akustik lengkap.
"Mau lagu apa, Mas?" tanya gitaris pada Raja.
"Eh ... eh," Raja gugup setengah mati, ia melihat Ratu, dan gadis itu memberinya seulas senyum menenangkan. Membuat kegugupan itu sirna. Ia mengembalikan senyum itu, lalu beralih pada gitaris. "One Call Away, Mas."
Sialnya Raja tidak tahu apapun tentang lagu itu selain itu lagu favorit Ratu.
Musik pun mengalun lembut, namun Raja berdiri terpaku di depan mik. Dia sama sekali tidak hapal lirik. Bukan saja lirik, nadanya pun tidak tahu.
Sebelum Raja benar-benar mempermalukan dirinya sendiri, Ratu bangkit dan berjalan menuju panggung. Sontak semua orang bertepuk tangan dan menggoda mereka berdua.
Ratu mengambil mik itu, lalu bernyanyi dengan suara sangat pelan. Sungguh Raja seperti starstruck melihat Ratu di depannya.
"I'll be there to save the day ....," nyanyi Ratu, sontak Raja mengingat lirik selanjutnya berhubung lagu ini dinyanyikan Ratu tadi sore.
"Superman got nothing on me," lanjut Raja.
"I'm only one call away ....," nyanyi mereka bersama, entah mengapa dua harmoni di antara mereka sangat melengkapi. Ratu tersenyum kecil dan mengangkat tangan secara dramatis, seperti tidak mau diganggu untuk menyanyi lirik selanjutnya. "Call me, Baby, if you need a friend. I just wanna give you love. C'mon, C'mon, C'mon."
Ratu terus membantu Raja dengan bernyanyi lirik berikutnya. Barulah dalam bagian chorus, Raja ikut bernyanyi. Mungkin karena suasana mendukung, atau semua orang menyukai lagu ini, karena pada saat chorus, semua orang ikut bernyanyi dan bertepuk tangan.
Raja tersenyum lebar, sangat lebar hingga ia yakin senyum ini tak akan pudar.
Malam ini, dirinya, dan Ratu. Itu pun lebih dari cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
R: Raja, Ratu & Rahasia
Teen FictionSudah Difilmkan, 12 Juli 2018 💝 #1 Fiksi Remaja - 3 Januari 2016, 7 Februari 2016 "Raja marah?" meski seratus persen yakin dengan jawaban cowok itu, Raja, cewek itu tetap bertanya. Tetapi Raja tidak pernah menunjukkan amarahnya di depan cewek itu...