So, I want you to know it's a little fucked up, That I'm stuck here waitin', at times debatin', Tellin' you that I've had it with you and your career, Me and the rest of the family here singing "Where'd you go?"
Kamu dimana? Sedang apa? Ini terasa sudah lama setelah kamu hilang. Padahal baru cuma tiga bulan, aku benci menjelaskannya tapi aku terjebak pada perasaan yang mendesakku selama ini. Aku mencintai Bluez setengah hatiku, tapi tidak setengah mati.
Dan setiap langkah yang aku jalani, aku seperti orang tolol yang selalu salah haluan. Shit. Aku tak menemukan diriku yang dulu.
Disinilah diriku, memakai gaun putih panjang dengan make up yang begitu glamour. Sementara Bluez berada di suatu tempat yang tidak aku ketahui.
Tobey
Jadi menikahnya?Sms dari Tobey.
July
Begitulah.Tobey
Cepat, ya?July
Apanya?Tobey
Move on.July
Bukan waktu yang tepat untuk membahasnya.Tobey
Yup, i see.July
So, mau datang?Tobey
Tidak ada pasangan.July
Itu mengesalkan.Tobey
Begitulah, setidaknya aku tidak menyia-nyiakan orang yang aku sayang.Kubanting handphoneku ke lantai sambil menggigit bibir, melepas seluruh anting-anting dan asesoris yang aku kenakan serta menghapus make up pengantinku. Aku akan pergi ke rumah Rome. Lalu bertanya kepada Tobey apa maksudnya, aku benci bila cuma diam dan tidak melakukan apa-apa. aku bukan boneka kalian.
Suasana rumahku sudah mulai sepi, kulepas gaun yang aku pakai lalu menggantinya dengan memakai kaos dan celana jeans. Untung saja jendela terbuka disini, tapi sial! Ada cctv disana.
Masa bodo lah, aku cuma akan keluar. Kalau aku tertangkap aku sudah tidak punya daya upaya lagi untuk berharap waktu berputar, dan menerima kenyataan bahwa saat itu Romeo adalah pecandu. Aku akan lompat dari sini.
Ya, aku akan lompat sekarang. Kulihat dibawah banyak semak-semak, kalaupun aku harus jatuh pasti tidak terlalu sakit. Oke, aku bersiap melompat. Tetapi... Tap!
"Mau kemana?" Bluez menahan, sempurna.
"Lepaskan!" kupukul tangan dan dada Bluez yang bidang itu, tapi dia tidak bergeming. "Mau pergi ke rumah Rome?" dahiku berkerut. "Iya! Kenapa?" Bluez tersenyum, lalu memelukku hangat. "Kalau mau pergi, akan aku antarkan kesana setelah acara pernikahan kita. Jangan sekarang karena kita bisa mengecewakan banyak orang. Oke sayang?" dia mau mengantarkan, aku tidak percaya Bluez mengatakannya. "Bohong!" Blue mengangkat daguku pelan, bibirnya mulai mengecup. Aku tidak bisa bergerak, aku cuma diam. Lama kelamaan ciuman Bluez semakin mendominasi, dia mengelus leherku tapi aku mulai berontak saat itu. Sekuat apapun aku berusaha tetap tidak bisa karena tangan Bluez sudah mendekapku. Akhirnya aku menangis dalam diam dan lumatannya. Aku sungguh menyesal gagal melakukannya. Maafkan aku...
•••
Nafasku memburu, aku tidak yakin sekarang sudah berada di depan altar. Bluez sudah menikahiku. Semua orang berbahagia di atas penderitaan yang aku rasakan, sekilas terlihat ada Romeo disana, beberapa detik kemudian bayangannya hilang. Aku kembali menangis. Bahkan bayanganmu meninggalkanku disini, aku merasa sendiri, Tuhan. Selamatkan aku.
Save me.
Please.
Ayah memelukku, ia dan ibu menangis penuh haru melihat anaknya sudah melepas masa lajang dengan terpaksa. Sejujurnya, aku tidak berharap akan merasakan menikah seburuk ini. Aku tidak menyukainya, cuma ada senyuman palsu yang menghiasi wajahku. Tidak ada keceriaan yang, canda tawa sayang dari Romeo, dan Tobey. Bagai tersesat. Andai Romeo tahu, aku kehilangan Rome.
Tak lama kemudian nyonya Linda menghampiriku sambil mendorong kursi roda Tobey. Tobey?
"Selamat ya Juliet, semoga kaliam bisa terus saling cinta sampai ajal menjemput." ujar nyonya Lind dengan senyumannya. "Selamat, Jul." sambung Tobey, dia nampak kesal. "Terima kasih nyonya Linda, Tobey. Aku sangat menghargainya." mereka tersenyum, senyuman mereka seolah-olah berbisik padaku. Kau tidak tau bagaimana sulitnya Romeo menerima ini, anakku selalu ikhlas dan tetap mencintaimu. Mereka berputar karena Tobey mengajak nyonya Lind untuk segera pergi. "Baiklah, kami harus kembali ke kafe. Banyak orang yang harus kami bahagiakan disana, Romeo pasti sedang tersenyum kan, nyonya Lind?" ucap Tobey, aku tahu dia menyindirku sambil melirik nyonya Lind. "Ya, Romeo selalu tersenyum akhir-akhir ini." kemudian mereka berjalan menjauh perlahan dariku. "Tunggu nyonya Linda." kuhembuskan nafas, tanganku berhenti di bahu nyonya Linda. "Iya, ada apa Juliet?" dia berbaik hati kembali menoleh ke arahku. "Bagaimana keadaan Romeo?" nyonya Lind tersenyum senang aku menanyakan kabar anaknya. "Dia sehat, sekarang sedang sibuk dengan tugasnya dan tulisannya. Dia merindukanmu, Romeo memposting foto di facebook, dan mengirimkannya di wall kamu. Lihat saja, aku dilarang memberitahukan ini padamu, dia agak misterius. " mataku jatuh rasanya, jantungku berdebar. "Terima kasih nyonya, aku senang Romeo sehat. Aku akan mengecek wall facebookku. Sampaikan salamku pada Romeo, ya." nyonya Lind mengangguk pelan. "Tobey akan menyampaikan kabarmu untuk Romeo, dia selalu menunggu itu."
Aku baru menyadari, aku sejahat itu...•••
Semua prosesi pernikahan selesai dengan lancar, Bluez menggendongku ke kamar kami. Dia mengajakku untuk berhubungan badan, ya memang terpaksa. Tapi sekarang dia suamiku. Aku tidak boleh membantah kata-katanya. Akhirnya Bluez berhasil mengambil mahkotaku, dia merebutnya tanpa memikirkan perasaanku terlebih dahulu. Aku sungguh tidak menikmatinya. Lagi-lagi cuma bisa diam...
•••
Pukul 04.50
Aku tidak bisa tidur, semua pakaianku dibuang jauh oleh Bluez. Sangat kedinginan, aku menarik selimut Bluez, turun dari tempat tidur untuk mengambil pakaianku, dan memakainya disana mumpung Bluez lelap tertidur.
Sejujurnya aku masih memikirkan kata-kata nyonya Linda, aku mulai membuka laptop lalu membuka facebookku. Banyak pesan disana sekitar seratus lebih, ini pasti ucapan selamat. Bluez belum on facebook dua hari ini, baguslah jadi langsung kubuka wall. Menggesernya ke pengiriman lebih lama, tepatnya kemarin. Pukul 17.00 waktu Paris. Dan munculah sebuah video berdurasi 3 menit dari pengirimnya. Romeooo.
Mataku terasa mulai basah, video itu mulai berjalan menampilkan banyak kumpulan gambar ucapan selamat pernikahan yang disususn secara apik dalam bentuk stop motion. Rome...
Selamat menempuh hidup baru!
Jangan sering-sering bertentkar ya, wah kalau kalian bertengkar ingat-ingat saja masa-masa pacaran dulu. Bertahan itu susah lho. Kalian pasti bisa sampai kakek nenek, doaku. Tetaplah mesra, jadi pasangan terbaik.Di akhir video, Romeo terlihat duduk diatas kursi kayu dengan pakaian rapih tanpai jaketnya. Matanya sudah tidak hitam seperti dahulu, dia nampak mempesona. Romeo berkata.
"Hai, entah itu Blue atau July yang melihat videoku. Aku agak gugup sebenarnya hehe. Ehm, selamat ya teman-temanku. Kalian yang terhebat, tetaplah jaga kesehatan kalian, buat anak lah yang banyak karena katanya banyak anak, banyak rezeki yang kalian dapat. Aku hanya bisa berdoa disini hehe. Untuk Blue, selamat brother. Kau selalu orang yang aku kejar, aku turut bahagia atas pernikahan kalian. Untuk July, eh... Hai Jul, aku... Eh, aku... (Romeo terlihat bingung, beberapa kali dia sempat menggaruk kepalanya) aku tidak punya kata-kata yang bagus, tapi July. Aku, ehm... Aku masih- ah sudahlah, selamat ya. aku menyayangi kalian. Bye!
