Chapter 9: Daron Time

637 47 1
                                    

"Lo kenapa, Adds? Ada masalah?" tanya Anthony diruang latihan.

Aku memikirkan sebuah kebohongan yang dapat menutupi semuanya. Aku tahu bahwa The Lads tahu aku sedang tidak baik-baik saja. Jadi aku harus memikirkan kebohongan yang menampakkan aku tidak baik-baik saja dan menutupi masalahku dengan the bullies.

"Tadi Nina telepon, katanya kucing aku berantem sama kucing tetangga sampai luka," balasku berpura-pura shock. Untungnya kecintaanku terhadap kucing bisa menutupi itu semua.

"Yeehh, dikirain kenapa, you make us scared, Adds!" ucap El.

Mereka memang sangat profesional bagiku. Mereka bisa berlatih dan mengobrol di saat yang bersamaan. The Lads memang terbaik.

"Mom, belikan aku ice cream," pinta Sean di tengah latihan.

"Ya ampun, Sean. Udah sore. Mamamu titip pesan kalo kamu enggak boleh makan sembarangan dan khususnya makanan atau minuman dingan, apalagi kalau udah sore dan malem," omelku memarahi Sean.

"Please." Tatapan puppy face Sean mulai dikeluarkan dan itu berhasil membuatku luluh.

"Okay! But after practice!" desahku.

Sean pun terlihat gembira dan mereka melanjutkan berlatih lagi.

. . .

Selesai berlatih aku bersiap-siap menuju minimarket kecil yang tidak jauh dari apartemen tempat kami tinggal. Kami sudah kembali ke apartemen setelah The Lads menyelesaikan latihan dan menyempurnakan lagu buatan mereka yang awalnya mereka buat secara main-main.

"Alone, Adds?" tanya Day tiba-tiba ketika aku berjalan menuju pintu.

"As always," jawabku sambil memasang sepatu kets biruku.

"Aku temenin deh," ungkap Day yang langsung memakai jaket kulitnya. Day memang selalu tahu kalau aku butuh teman.

Aku berjalan menuruni gedung dengan lift bersama Day.

"So..." Day memulai pembicaraan. "I knew you lied," katanya tiba-tiba.

"Lied? About what?" Aku pura-pura tak mengerti.

"Bout the slap," ucapnya to the point. Day, yang sepengetahuanku adalah orang paling cuek sejagat raya dan yang ketawanya jarang banget, tapi kalo ketawa enggak bisa berhenti, ternyata peka juga.

"Yeah." Aku mencoba jujur. Mungkin dia orang yang tepat untuk aku ceritakan masalah ini. Aku tak bisa memendamnya sendiri.

"Mau cerita?" tanya Day lagi.

"Okay." Aku berhenti sejenak. "It start when I enter highschool in Australia." Aku memulai pembicaraan dan membeberkan semuanya kepada Day. Mulai dari pem-bully-an, tentang Zeyn, Ethan, Nicholas, dan Anzac. Tentang alasan aku pindah ke Indonesia. Semuanya.

Aku menceritakan semuanya pada Day ketika kami berada dalam lift, keluar apartemen, menuju minimarket, saat belanja, dan hingga saat perjalanan pulang.

Awalnya Day terlihat shock dan tidak percaya. Ia melihat Zeyn, Anzac, Ethan, dan Nicholas hanya empat remaja sepantar yang sekarang sedang maju karena mereka sekarang sedang menjadi band besar.

"Just tell me if you need someone. Tell me if they do the same thing again to you. Don't hide it. If something goes wrong, I can tell Balqi," kata Day protektif.

"Please No. Jangan Balqi. Ini pekerjaannya. Aku enggak bisa liat dia gagal gara-gara SEG batalin kontrak kerja atau apapun. Please, Day. This is just between you and me. Don't tell anyone, please!" ucapku memelas.

"Okay." Itu kata terakhir sebelum kita, aku dan Day, memasuki Apartemen. Aku melihat The Lads yang lain sudah menunggu di depan TV. Kami pun melahap es krim yang aku dan Day beli di minimarket.

"Ih, Mom, Anthon ngambil es krim aku!" teriak Sean protes di tengah acara menonton dan makan es krim kita.

"I'm not your mom, Sean. I just older than you by 2 month, Oh My God!" keluhku sambil terlihat stres.

"By the way, Nicholas lucu ya," ucap El tiba-tiba karena sedari tadi pandangannya terus melihat ke ponselnya dan itu sungguh sangat mengejutkanku.

Ingin rasanya aku berteriak, "WHAT THE HELL!" tapi aku berpura-pura tenang.

"Cie El, baru juga kenal tadi siang udah kontakan terus enggak berhenti," goda Anthon. Muka El bersemu merah sambil memukul Anthon lemah secara bertubi-tubi. Anthon pun tertawa diikuti seringai Sean yang mengejutkan.

Oh no.

. . .

(Un)Lucky Girl (REPUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang