Chapter 27: Clover-Crown

421 39 1
                                    

[Peringatan! Mulai dari chapter ini akan ada komunikasi dengan telepati. Semua percakapan dalam telepati ditandai dengan bold dan underline yaa!]

. . .

"Hi," ucapnya ragu.

Orang ini berdiri di depan pintu kamarku.

"Hi?" jawabku yang malah membuatnya seperti pertanyaan.

"Okay. Gue enggak suka basa-basi. So, who are you?" tanyanya dengan menatap manik mataku.

"Me?!" ucapku bingung. "Harusnya gue yang nanya, siapa sebenarnya lo?" Aku membalas tatapannya agak kesal.

Sejujurnya aku tak terbiasa dengan bahasa 'gue-lo' kepada orang yang baru aku kenal tapi tak apalah.

"Hey, come on! Just answer my question, then, I'll answer your question, too," katanya.

"Hmm... okay, Mau masuk?" tanyaku mempersilakan dirinya masuk ke kamarku.

Tanpa menolak dia masuk ke kamarku dan duduk di ranjangku.

"Tata letak kamar lo hampir sama kayak kamar gue. Cuma di kamar gue enggak ada meja riasnya," ucapnya basa-basi.

Aku mendengus.

"Katanya sih enggak suka basa-basi tapi dirinya sendirilah yang basa basi."

Muka cowo itu langsung melihat ke arahku.

"Sorry, gue enggak basa-basi lagi deh," katanya yang membuatku terkejut.

"So? Gue duluan?" tanyaku mengalihkan pertanyaan.

"Ladies first."

"Okay. My name Addlyn Clover Winaya-"

"Pasti d nya double," tebak si cowo itu santai.

"Wait. Kok tahu? Biasanya orang-orang yang denger nama gue pasti gatau kalo itu double d." Aku bertanya padanya.

"Sesuai firasat gue." Aku mendengar suara agak samar. Suaranya mirip seperti suara cowo di depanku ini, namun agak berbisik dan bisikannya cukup aneh.

"Firasat apa?" tanyaku.

"Loh? Lo baca pikiran gue?"

"Ih ni anak kenapa ngomong gitu? Segitu jelasnya kedengeran bisik-bisik gitu."

"Emang gue bisik-bisik apa? Gua diem dari tadi," tanyanya lagi.

"What?!"

"Ih, kok sekarang jadi lo yang baca pikiran gue?!" Aku cukup kaget dengan semua ini.

"What the hell is happen here!" Ia berbicara dengan penuh kebingungan. "Gue Addlan Crown Winaya. Sepertinya kita saudara yang sengaja tidak dipertemukan," katanya lagi.

"What? Nama lo?" Aku berhenti sejenak kemudian berpikir.

"Jir. Namanya mirip aku banget," batinku.

"Gue denger apa yang ada di pikiran lo dan entah kenapa gue yakin lo denger pikiran gue ini." Terdengar bisikan itu lagi. Namun kali ini aku melihat cowo yang katanya bernama Addlan ini tidak membuka mulutnya.

"Fix kita kembar!" putusnya lagi tanpa di ganggu gugat.

"What the hell?!"

(Un)Lucky Girl (REPUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang