Chapter 18: About Nick and El

448 48 0
                                    

"Add, Addlyn. Wake up, Babe." Tangan halus yang mengguncang tubuhku lemah sukses membuatku terbangun.

"Emh? Eth?"

Aku kaget tapi aku ingat kejadian tadi malam.

"So you didn't sleep?" tanyaku pada Ethan.

"I slept here after you slept and I wake up before wake you up," ucap Ethan dengan senyum tenangnya.

"So what time is it?" tanyaku sambil menyadari bahwa tour bus ini masih berjalan.

"6 AM," kata Ethan polos.

Kan bener masih pagi.

"I will go to my bunk. Want to join me?" tanya Ethan.

"Nope. I need restroom," kataku.

Aku dan Ethan pun keluar dari backroom dan berpisah ketika Ethan akan menaiki tangga dan aku menuju toilet.

Aku menyelesaikan urusan duniawiku di toilet sekitar setengah jam.

Saat aku keluar dari toilet dengan polosnya aku melihat tontonan pagi hari.

El dan Nick berciuman.

Berciuman.

BERCIUMAN!

They are Kissing.

Kissing.

KISSING!

"O-ow, I never knew that you two have ehm... relationship," ucapku sengaja menghentikan mereka.

Nick dan El terlihat kaget saat tahu aku berada di sana.

"E-eh, Adds? Y-you are awake?" tanya El terbata-bata.

"No, I'm dreaming here," ucapku sarkastik. "So?"

"Okay, we make it, Addlyn!" jelas Nick yang sejujurnya tidak jelas.

"Make what? Orange juice?" tanyaku menyindir lagi.

"We are going out!" jawab Nick lagi sekarang dengan merangkul El.

El bersemu merah.

Aku pun memasang senyum ikhlasku.

"You didn't mad, Adds?" tanya El.

"Why? I liked you two going out." Senyumku pun muncul. "But! Nick if you hurt her..." Aku menatap Nick dengan tatapan kejam. "I'll never ever forgive you again," lanjutku mengancam.

Again? Kenapa again? Karena memang aku sudah memaafkan kesalahannya dulu. Kesalahan saat dia mem-bully-ku. Ya aku memaafkan mereka setelah mendengar cerita Ethan kemarin.

"So? Maybe you two must buy me some pizza, with topping extra tuna and mozarella!" ucapku sambil pergi berjalan meninggalkan mereka.

Untunglah mereka bahagia. El bahagia. Itu yang terpenting.

"Adds?" Suara parau Sean terdengar dari atas tangga menuju ruang bunk.

"Oy, Sean!" kataku.

"Temenin tidur," pinta Sean merajuk.

"Heh, udah mau jam 7 juga. Bangun woy udah pagi!"

"Ayolah Adds, di sofa aja!" bujuk Sean sambil mengeluarkan jurus andalannya yaitu puppy eyes.

"Oke, di sini saja," balasku sambil menunjuk sofa yang ada di samping tangga.

Aku duduk dan Sean menaruh kepalanya di pahaku kemudian ia melanjutkan tidurnya.

Aku hanya mengelus-elus kepala Sean agar tidurnya nyenyak.

Kulihat Nick dan El datang.

Langsung saja aku isyaratkan kepada mereka untuk tidak berisik.

Aku pun mengisyaratkan El untuk mengambilkan handphone-ku yang kutinggal di bunk tadi malam.

Sedangkan Nick duduk di pinggiran sofa sebelahku.

"So, you forgive me, Add? I mean us?" tanya Nick berbisik ketika El sudah menuju ruangan bunk.

Aku hanya tersenyum menatap Nick. Aku tahu dia mengetahui jawabanku dan dia pun memelukku singkat, tidak ingin Sean bangun dari tidur nyenyaknya.

Terdengar suara langkah kaki. Aku tahu itu El. Pasti El. 89% aku yakin.

El pun muncul memberikan handphone yang ku inginkan.

Baterainya hanya tersisa dua puluh enam persen lagi.

"By the way, are you and Zeyn going out, Adds?" tanya El masih berbisik dan berusaha tidak membangunkan Sean.

"No.," jawabku singkat.

"But you two can be a sweet couple you know?" Nick menambahkan.

"Hey, he never asked me to be his girlfriend, so we aren't going out," jawabku santai.

"So, you want him to asked you?" tanya Day tiba-tiba dan suaranya begitu keras membuat Sean agak tidak nyaman.

"Shhh! Day you make Sean wake up!" kataku melarang Day berteriak keras-keras.

"Kidding, Mommy!" ucap Day melewati kami begitu saja menuju pantry.

"Morning All!" teriak Dassie yang baru saja turun.

Teriakan Dassie sukses membuat Sean bangun dan memajukan bibirnya.

"You make him wake up, Das!" tuduh Nick kepada Dassie.

"O-ow, sorry," ujar Dassie sambil meringis.

Sean mendudukan dirinya dan berusaha bangun.

Maybe this morning will be a nice morning.

"Morning."

Suara itu.

Zeyn! Oh my god. Kill me now!

"Morning, Zeyn!" balas El, Das, dan Nick.

"Mowr-ning, Daddy Zeyn!" sapa Sean sambil menguap.

Terjadi keheningan setelah itu.

What the heck?!

Daddy?!

. . .

(Un)Lucky Girl (REPUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang