Hari ini memang membosankan. Harus berada dalam tour bus sekitar tiga puluh jam membuat kami para penghuni tour bus bosan.
Ya, sebenarnya yang mengisi tour bus ini hanya SEG, The Lads, Dassie, aku, dan Mr. Smith yang menjadi sopir bus ini.
Tim yang lain berada di bus belakang kami yang merupakan bus biasa dan bukan sebuah tour bus bersama dengan perlengkapan yang akan digunakan untuk konser.
"Oh guys! I'm bored here!" teriak Anthon di sofa tengah sebelah tangga.
"Same here!" tambah El yang kemudian duduk di sebelah Anthon diikuti Nick yang duduk di sebelah El.
Dimana aku?
Tentu saja duduk di tangga menatap handphone-ku sambil menyelesaikan misi temple run-ku.
"Let's play truth or dare!" usul Anthon.
O-ow. Aku tahu. Ini bagian dari rencana penyelesaian misinya. Lebih baik aku kabur sebelum-
"All people here must play!" ucap Anthon mutlak.
"Okay I will call Day and Sean. Nick, call Zeyn, Zac, and Eth. El you are here just to make sure Adds doesn't escape. And Dassie, I will call Dassie." Anthon pun membagi tugas.
Pasrah? Iyalah mau gimana lagi?
Tanganku pun ditarik El untuk duduk di sebelahnya, sementara Anthon dan Nick menjalankan misi mencari orang-orang.
Mungkin karena memang bus ini tidak begitu luas dan besar, maka dalam 4 menit kami semua sudah duduk melingkar di daerah tengah bus.
"I got the bottle here!" kata Dassie dari pantry.
"Good, now let's start!" ucap Zac begitu bersemangat.
Posisi duduk kami melingkar dengan aku kemudian sebelah kananku ada Sean, El, Nick, Zac, Das, Anthon, Zeyn, Day, dan Ethan. Ethan berada di sebelah kiriku karena kami memang duduk memutar.
"I wanna spin the bottle!" teriak Sean manja.
Kemudian Sean memutar botol itu cukup keras.
Oh god. Please. Don't came to me. Don't came to Zeyn. Don't came to me. Don't came to Zeyn.
Berputar.
Berputar.
Berputar.
Berputar.
Lalu botol itu berhenti di,
Dassie.
I feel sorry for it Das.
"So truth or dare, Das?" tanya Nick.
"Emh.. Okay, I will try with truth!" jawab Dassie yakin.
"So, who wants to give Dassie a question?" tanya Day.
"Me!" jawabku semangat. "So when you wanna asked my brother for going out?" tanyaku dengan wajah datar yang sengaja aku buat.
Semua orang kaget kemudian menatap Dassie.
"Shit you open my card, Adds! Okay. Maybe after this whole tour finish?" katanya malu.
"It's too long Das!" protesku.
"Okay, spin the bottle, Das!" perintah Zeyn.
Kali ini botol itu berhenti di,
Tunggu dulu. Botol itu berhenti di antara Zeyn dan Day.
Oh tidak. Aku mohon Day yang dapat.
"So, its Zeyn, right?" tanya Anthon bersemangat.
"No!" pekikku. "Its Day!" Aku berusaha agar Zeyn tidak mendapatkannya.
"Its Zeyn!" ucap Day mendukung Anthon.
"Okay its me," kata Zeyn pasrah.
What the hell?
Kenapa pasrah-pasrah sih?
Nangis juga nih gue lama-lama.
"So, truth or dare?" tanya El.
"Dare!" jawabnya mantap.
"Me! I wanna give him a dare!" kata Anthon bersemangat.
No!
God please.
Kill me now.
Mission 98% completed.
"Go a head Anthony!" ucap Sean.
Anthon menatapku dan menunjukkan smirk-nya.
"Ask your crush to be your girlfriend in front of us, Now!" kata Anthon polos.
Bye world.
Haha. Percaya diri banget ya aku kayak, aku yang bakal beneran di tembak.
"If I asked her from call? Is it alright?" tanya Zeyn.
"Eh?!" Semua orang tampak bingung, kemudian semua orang juga melihat ke arahku.
Thanks god! His crush is not me. Thanks god. Love you god. Love you!
"Emh... Its okay," kata Anthon yang sepertinya sudah lemas karena misinya tak akan berjalan dengan lancar.
Aku menatap Anthon dengan kerlingan mata penuh kemenangan.
Makan tuh nembak! Akhirnya dia juga enggak bakal bilang ke aku kan!
Aku menarik nafas lega selega-leganya.
Zeyn pun mengetik beberapa nomor telepon di handphone-nya dan menunggu beberapa detik hingga..
Drrtt... Drrtt...
Mampus. Aku merasakan handphone-ku bergetar.
Terlihat unknown number di sana.
Jangan bilang kalo,
"Who's that Addlyn?" tanya Ethan yang memang ada disebelahku.
"Don't know," jawabku.
"Answer Adds, maybe important person?" kata Dassie tanpa menaruh curiga sedikit pun.
Aku pun membuka telepon itu dan berusaha berdiri agar tidak mengganggu yang lain.
"Hello?"
NO!
Benar dugaanku.
Suara double yang kudengar di belakang tubuhku dan persis di telingaku membuat aku mematung.
"Emh, I'm sorry for calling you. I know you're busy now. But I want to tell you something... I love you. Do you want to be my girlfriend?"
Ya. Suara double.
Suara Zeyn yang memang berada di belakang tubuhku. Suara Zeyn pula yang berasal dari handphone-ku.
Aku membalikkan badanku dan menatap Zeyn.
Semua yang berada di situ menatapku dan Zeyn dengan penuh tanda tanya.
"So, Addlyn Clover Winaya, do you want to be my girlfriend?"
. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Lucky Girl (REPUBLISHED)
RomanceCover by: @teamnarryxx HALO! (UN)LUCKY GIRL AKAN REPUBLISH NIH, SETELAH KEMARIN ADA MASALAH DENGAN PENERBIT, AKHIRNYA AKU MEMUTUSKAN UNTUK TIDAK MENERBITKAN BUKU INI DALAM FORMAT CETAK. JADI AKU BAKAL PUBLISH ULANG SEMUA CERITA DISINI! ENJOY THE STO...