Chapter 33: Without Crown and Zeyn

419 35 0
                                    

"Mom? Dad?" kagetku bersamaan dengan Crown.

"Kalian kenapa? Kok bertengkar gitu?" tanya mom.

"Itu mom, Clover--" Sebelum Crown menyelesaikan kalimatnya aku memberikannya telepati.

"Please. Jangan sampe mom sama dad tahu, Crown. Gue mohon. Please banget," batinku pada Crown.

Mukaku mulai menampakkan wajah senduku. Berharap Crown akan mengikuti permintaan yang sangat aku inginkan untuk saat ini.

"Clover kenapa Crown?" tanya dad.

"Ini dia enggak enak badan tapi malah maksain ketemu The Lads padahal Crown udah suruh istirahat. Mana Crown merasa enggak enak badan juga," jawab Crown yang berakting sambil menahan cukup emosi.

"Oh, my lovely Clover. Go sleep with mom tonight okay? Jangan menyiksa kakak kamu juga ya, The Lads baik-baik saja kok, tadi mom ketemu mereka dan mereka baik-baik saja," jelas mom. Lalu mom membawaku ke atas kasur dan menyuruhku tertidur bersamanya. Sedangkan dad dan Crown menggunakan satu king size bed disebelah kami.

"It's not over, Twins."

. . .

Seperti yang Zeyn katakan, kami sekarang menjalani masa-masa break kami. Masalahku kali ini bukan hanya Zeyn, tapi juga Crown. Crown benar-benar mendiamiku. Mana aku enggak bisa baca pikiran dia, kayaknya dia lagi menutup pikiran dia sama aku deh. Aku juga yakin pasti Crown tahu kalo aku ngomong gini di pikiranku. Tapi dia sama sekali enggak mengirim sinyal telepati sama sekali ke aku.

Jujur saja, konser di Indonesia ini mungkin konser paling tidak bersemangat untukku. Karena dua orang yang aku sayang seperti meragukanku dan menarikku ke dua arah yang berbeda.

"Adek cewek abang kenapa nih? Masih berantem sama kembarannya?" tanya Balqi ketika konser sedang berlangsung.

Ya. Waktu istirahat terlama manager adalah ketika artisnya lagi manggung.

"Ya gitu deh, Bal," balasku datar.

"Segitunya banget ya? Emang ada apa sih? Sean bilang sejak tadi pagi kamu enggak semangat banget kayak mayat hidup," kata Balqi lagi.

"Aku lagi break Bal, sama Zeyn. Dia minta kejelasan kalo aku cinta sama dia atau enggak dan dia minta jawabannya 6 hari lagi," jelasku.

"Lah, terus nyambungnya sama Crown?" tanya Balqi.

"Crown suruh aku putusin Zeyn, Bal. Padahal aku cinta sama dia." Aku pun menahan tangis lagi.

"Pasti ada alasan kan Crown nyuruh kamu mutusin Zeyn?"

Ada banget Bal. Tapi alasan itu enggak akan aku kasih tahu ke kamu.

Aku cuma diam menanggapi pertanyaan terakhir Balqi.

"Ya, kalo gue sih terserah lo aja, Adds. Yang penting lo bahagia dan enggak nangis gitu ah, jelek! Be a strong girl that I know!" kata Balqi memotivasi.

"Makasih kakakku tersayang!" Aku memeluk Balqi dan Balqi membalas pelukanku.

"Adds!" Suara itu menginterupsi pelukanku dan Balqi.

Terlihat The Lads yang baru saja selesai tampil sebagai opening act berbaris penasaran dengan kondisiku.

"Lo gapapa kan?" tanya Anthon cemas.

Ketiban apa ya Anthon semalam sampai perhatian gini? Tumben.

"Apa-apa aku. Haha," candaku.

"Ah lo mah suka gitu, Adds!" ucap El yang memukul pundakku lemah.

"Gue tinggal dulu ya guys. Tolong di jaga adek cewek gue satu-satunya," kata Balqi sambil berlalu meninggalkan ruang ganti The Lads ini.

"Jadi?" tanya Day langsung to the point.

"Gue bertengkar sama Zeyn, sama Crown juga," jawabku lesu.

Emang di saat-saat kayak gini gue enggak bisa nutupin masalah, apalagi di depan The Lads.

"Gara-gara?" tanya El sekarang yang juga mulai kepo.

"Zeyn masih enggak percaya Crown kakak kembar gue, terus dia minta pernyataan cinta dari gue ke dia. Dia ngasih waktu gue satu minggu. Tapi pas gue cerita sama Crown, dia malah nyuruh gue putus sama Zeyn." Aku menatap kearah The Lads yang bingung kecuali Daron. Day pasti tahu kenapa Crown bisa minta gue putus sama Zeyn sampe berantem sama gue.

"Tapi lo cinta kan sama Zeyn, Adds?" tanya Sean yang tiba-tiba berubah menjadi cukup dewasa.

"I—iya," jawabku malu-malu.

Sejak tadi Daron hanya diam dan tersenyum lembut ke arahku. Dia sudah bisa menganalisis masalah yang ada.

"Ya udah lo gausah putuslah sama Zeyn. Mungkin itu emosi sesaat Crown saja cemburu kembarannya mau dijaga sama cowok lain," kata Anthon.

"Iya sih, bisa jadi," ucapku sambil mendengus.

"Gue juga gitu kok ke adek cewek gue yang baru mau lulus SMP itu," lanjut Anthon lagi.

Iya juga ya. Mungkin Crown enggak rela aja aku sama Zeyn soalnya dia sayang banget sama aku, mana kita baru ketemu. Apalagi dia tahu kalo aku pernah di-bully mereka. Dia pasti enggak akan percaya lagi sama Zeyn dan kawan-kawannya. Tapi kan mereka udah berubah. Mungkin Crown belum tahu saja mereka udah berubah.

"Yaudah yuk, kita kemana gitu. Udah lama gue enggak ke Jakarta," usul Sean yang sebenarnya dari kemarin ingin jalan-jalan.

Akhirnya aku dan The Lads mengendap-endap keluar acara konser untuk jalan-jalan random dengan hanya meninggalkan pesan untuk Balqi bahwa kami akan berjalan-jalan dan langsung pulang ke hotel.

Jujur saja hari ini aku tak bertemu sama Zeyn dan Crown sama sekali. Melihat wajah mereka pun tidak. Mungkin mereka yang menjauhiku. Tak apalah, aku harus menikmati hari bebasku.

. . .

"Mom, aku berangkat dulu ya," pamitku kepada mom dan dad.

"Iya sayang, jangan lupa makan. Cepet selesaiin masalah kamu ya." Mom pun mengecup keningku.

Kali ini kami akan terbang ke London untuk melanjutkan jadwal konser di sana. Cukup ada waktu seminggu sebelum konser selanjutnya dimulai.

Balqi dan Crown ikut terbang ke London tapi bukan ikut dengan kami ke tour melainkan melanjutkan pekerjaan mereka di London.

Suasana pesawat terasa sepi karena belum banyak orang yang naik. Aku duduk di kursi yang tertera pada tiketku. Menunggu yang lain masuk.

Aku sengaja lebih dulu memasuki pesawat karena jujur saja aku belum ingin bertemu Zeyn maupun Crown.

Tiba-tiba, seseorang duduk di sebelah kiriku.

Orang itu adalah Zeyn.

Ia tersenyum lembut ke arahku, kemudian ia mengeluarkan sebuah majalah dan membacanya. Mungkin dia mengacuhkanku.

Aku merasa kursi di samping kananku sudah terisi. Dan itu. Crown!

Dia menatap wajah Zeyn dan aku sinis. Dia masih tetap mendiamiku.

Ya ampun. Mimpi apa aku semalam.

"Babe!"

"Clov!"

. . .


(Un)Lucky Girl (REPUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang