Eighteen months later
Sudah satu tahun setengah aku berada di Indonesia. Bahasa Indonesiaku mulai membaik. Aku bahkan sudah melupakan kenangan burukku di Australia. Aku bahagia di sini.
Me, El, Anthon, Day, and Sean. We're best best best friend. They have a band and I loved them. Aku tak dapat mengikuti band mereka karena satu hal. Aku tak bisa bermain alat musik. I'm very bad at it. Aku hanya selalu menemani mereka latihan kemudian upload video-video latihan mereka, karena satu-satunya keahlianku yang dapat bersatu dengan mereka adalah mengedit video musik. Mereka juga terkadang bermain di acara sekolah. Bahkan small gigs. Tentunya aku selalu menonton mereka. Maybe I'm their biggest fans.
Satu fakta lagi tentang apa yang sedang terjadi. I'm in the middle of national exam now! Hope me and The Lads fine, haha. Kita sudah hampir menyelesaikan masa Sekolah Menengah Atas di sini. Tapi kita berlima sejujurnya belum mempunyai rencana untuk melanjutkan kuliah.
. . .
Drrtt... Drrtt...
Ponselku berdering di tengah tidur santaiku di hari Sabtu setelah menyelesaikan rangkaian ujian nasionalku. Aku pun mengangkatnya.
"Winaya's here!" jawabku tanpa melihat caller-id dari orang yang menghubungiku.
"Adds!! Please. Please, help me!" Suara Balqi terdengar agak terburu-buru.
"Bantu apa?" tanyaku agak malas karena aku baru bangun tidur.
"I know you are a young girl. Please tell me a band or boyband or girlband or what ever performence that can be an opening act for pop punk band!" He said.
"Hmm," aku berpikir sejenak kemudian berkata, "yang aku tahu hanya band-nya El, hehe. Maafkan tidak membantu, Bro. I'm not a fangirl." Aku menjawabnya santai sambil menarik selimutku.
Aku tahu Balqi sedang terdiam dan memikirkan sesuatu.
"OH MY GOD! BRING THEM ADDS! NOW! MY OFFICE! I GIVE YOU ONE HOUR! BYE!" Balqi langsung menutup teleponnya tanpa basa basi.
One thing, I don't know where his office is.
Tanpa pikir panjang aku pun mengirim pesan ke Balqi.
Adds: Bal, I don't know where is your office.
Tanpa menunggu aku pun mendapat balasan dari Balqi.
Bal: Gather them at home in 45 minutes and Asep will drive you!
Aku pun membuka LINE dan membuka chat group with The Lads.
Adds: Hey dudes! My home, NOW!
Ant: Gila! Masih sama pacar nih!
El: Ah, elu mah pacar-pacar mulu! Gue juga tahu itu bantal!
El: Napa Mbak? Kok tiba-tiba.
El: Btw I'm otw.
Sean: Shower or no shower?
Adds: Ntar gue kasih tahu El!
Adds: Mandilah! Gamau pingsan gue -_-
Day: Depan rumah, Mbak!
Rumah Day memang tak jauh dari rumahku. Hanya terpisah enam rumah saja, jadi sudah pasti dia yang akan datang pertama.
Aku pun berjalan menuju kamar mandi karena aku tahu Nina akan membukakan pintu untuk Day and the rest of The Lads.
Setelah mandi aku pun berganti pakaian dengan jeans panjang biru dan hoodie putih bertuliskan "Bullied" berwarna hitam dan tanda cross merah di atasnya. Hoodie favoritku. Sangat mendalam artinya jika kau tahu.
Aku pun menuruni tangga rumah dan menemukan ke empat bestie-ku di ruang TV dan aku melihat PIZZA!
"Oh My God! Pizza siapa itu?!" Aku mengambil satu potongan pizza tanpa tahu siapa pemiliknya.
"Mine!" kata Anthon yang sedang mengunyah pizza juga.
"By the way, why you need us, Adds?" tanya El.
"My brother need you. Need the band, I think."
"I think?" Day malah bertanya.
"Come on! Asep ready!" ajakku sambil berjalan keluar rumah dan menuju mobil keluarga putih milikku.
Then, I and The Lads go to Balqi's office.
. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Lucky Girl (REPUBLISHED)
RomanceCover by: @teamnarryxx HALO! (UN)LUCKY GIRL AKAN REPUBLISH NIH, SETELAH KEMARIN ADA MASALAH DENGAN PENERBIT, AKHIRNYA AKU MEMUTUSKAN UNTUK TIDAK MENERBITKAN BUKU INI DALAM FORMAT CETAK. JADI AKU BAKAL PUBLISH ULANG SEMUA CERITA DISINI! ENJOY THE STO...